Labyrinth XIII

2.2K 344 174
                                    


Seperti hari-hari biasanya, kegiatan pagi Changbin adalah mengantar Felix ke sekolah sebelum kemudian berangkat ke tempat magang. Kini Changbin berada di dalam mobil dengan Felix yang duduk diam di sampingnya. Pemuda manis itu sudah mengenakan seragam rapi dan rambut panjangnya juga disisir dengan rapi menampilkan seluruh paras manisnya.

"Belajar yang baik, jangan tidur di kelas dan makan bekalmu sampai habis. Sore nanti aku akan menjemputmu tepat waktu."

"Nanti aku pulang sendiri saja."

"Tidak," tolak Changbin dengan cepat.

"Kalau begitu bisakah kau kembalikan ponselku?" Tanya Felix mencoba merayu agar Changbin mengembalikan ponselnya yang masih disita sejak semalam.

"Kau tidak membutuhkannya ketika di sekolah. Segera masuk, aku harus bergegas ke klinik agar tidak terlambat."

Felix berdecak namun pemuda manis itu tetap patuh mengambil tas sekolahnya sebelum kemudian keluar dari mobil.

"Tunggu sebentar," ucap Changbin menahan Felix ketika sebelah kaki pemuda manis itu sudah di luar.

"Apa lagi?"

"Kau bukan bagian dari sekolah itu lagi, jadi jangan berani-beraninya terlibat tawuran disana."

"Tapi–"

"Aku akan meminta Jeongin dan Hyunjin untuk diam di sekolah jadi kau tidak perlu khawatir. Satu hal lagi, aku akan benar-benar marah jika kau berani membolos demi ikut tawuran itu," ucap Changbin dengan tegas tanpa mau dibantah.

"Terserah," gumam Felix dengan tak minat sebelum kemudian benar-benar keluar untuk masuk ke sekolahnya.










Changbin baru saja selesai operasi ketika ponselnya tiba-tiba berdering kencang menampilkan nama Jeongin di layarnya. Perasaan Changbin jadi tak enak dan rasa lapar yang sebelumnya ia rasakan seperti hilang begitu saja. Lelaki itu memutuskan untuk mengangkat teleponnya dengan perasaan yang campur aduk.

"Halo?"

"Kak, bisakah kakak datang kesini?"

"Ada apa?"

"Felix.."

Changbin berlari kencang memgambil kunci mobil di tasnya sebelum kemudian lelaki itu bergegas mengendarai mobilnya menuju daerah sekolah lama Felix. Changbin berkendara dengan kecepatan bukan main, beberapa kali kendaraan lain membunyikan klakson disertai umpatan ketika Changbin hampir membahayakan mereka. Selama di jalan pikiran Changbin benar-benar berantakan. Rasa takut ketika melihat sesosok anak SMA tergeletak di jalan beberapa tahun lalu menyeruak ke dalam ingatannya. Perasaan takut itu kembali menghantuinya dan menghantam keras hatinya hingga terasa sakit dan juga tak karuan.

Sebelumnya Changbin sudah menelpon polisi dan ketika sampai di lokasi lelaki itu buru-buru memarkirkan mobilnya bersamaan dengan mobil polisi yang datang membuat gerombolan siswa berlari tunggang langgang karena ketakutan. Changbin berlari ke arah keributan dengan panik. Matanya memindai setiap siswa yang tergeletak tak berdaya hingga ia terpaku pada seseorang yang kini duduk bersandar di dinding dengan tubuh yang terlihat lemah.

"Felix," gumam Changbin dengan wajah yang sudah pucat.

"Felix!"

Lelaki itu semakin mempercepat langkahnya dan ia berjongkok di samping tubuh Felix yang terlihat begitu lemas. Mata Felix tertutup rapat dan Changbin dapat melihat beberapa lebam dan juga darah di wajah pemuda manis itu. Di satu sisi ia merasa lega karena denyut nadi Felix masih ada, namun di sisi lain ia juga begitu takut ketika Felix tak kunjung membuka matanya.

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang