Labyrinth IV

1.4K 312 71
                                    


Changbin mengendarai mobilnya dengan pelan. Langit terlihat mendung seperti hari-hari sebelumnya. Tampaknya sebentar lagi akan hujan namun itu tak menghentikan orang-orang untuk tetap berkegiatan seperti biasanya. Felix di kursi penumpang turut bungkam, tak ada satu katapun yang terucap dari bibirnya setelah pertemuan pertamanya dengan Chan tadi usai. Changbin tidak tau apa saja yang mereka bicarakan, yang ia tau hanyalah sebuah pesan yang Chan katakan padanya sebelum pulang tadi.

"Pastikan tidak ada obat-obatan dalam jumlah yang banyak di rumahnya, juga jangan biarkan dia memegang benda tajam apapun."

Sebagai seorang mantan mahasiswa psikologi, Changbin sangat paham dengan apa yang tersirat di dalam kalimat itu. Ah benar, dulu Changbin adalah seorang mahasiswa psikologi bersama Chan, namun akhirnya ia beralih menempuh pendidikan di bidang kedokteran hewan karena sebuah alasan.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Changbin memecah keheningan.

"Bukan urusanmu."

"Tidak bisakah kau bicara dengan lebih baik?"

"Aku sudah berbaik hati menjawab ucapanmu, jadi berhentilah mengeluh seperti seorang pecundang."

Changbin bungkam, ia cukup kesal juga menghadapi seorang anak SMA di sampingnya. Lelaki itu kemudian memutar musik di mobilnya dan membiarkan musik yang mengalun menjadi pengisi keheningan disana.

"Apa kau terobsesi dengan rumah sakit?" Tanya Felix membuka suara ketika mobil Changbin memasuki kawasan rumah sakit.

Changbin tidak menjawab, lelaki itu memarkirkan mobilnya kemudian menoleh menatap Felix dengan ekspresi wajah datar.

"Turun, aku sudah lelah menggendongmu dengan paksa."

"Aku tidak memintanya, itu salahmu."

"Segera turun sebelum kesabaranku habis."

Felix tidak menanggapi, pemuda manis itu justru melengos tidak peduli membuat Changbin semakin kesal. Changbin belum sarapan dan ia harus menguras banyak tenaganya sejak tadi sehingga ia jadi lebih sensitif menghadapi Felix yang memang selalu menguji kesabarannya.

Changbin tidak bisa sabar lagi. Lelaki itu turun dari mobil kemudian segera mengangkat tubuh Felix di pundaknya dan seperti biasa ia melakukannya dengan paksaan. Dua laki-laki beda usia itu menjadi perhatian pengunjung rumah sakit ketika Felix memberontak minta diturunkan namun Changbin memasang ekspresi tak peduli dan tetap berjalan ke arah meja administrasi.

Changbin lebih dulu menurunkan Felix namun tangannya tak tinggal diam dengan menahan tangan Felix agar tidak kabur selagi ia bicara pada petugas administrasi. Setelah beberapa saat disana Changbin kemudian menarik tangan Felix ke ruang tunggu hingga kemudian nama Felix dipanggil oleh seorang perawat.

"Saya ingin memeriksakan jahitan yang ada di kakinya," ucap Changbin sesaat setelah seorang dokter mempersilahkan mereka untuk duduk.

Dokter disana mengangguk paham kemudian wanita itu meminta Felix untuk berbaring di sebuah ranjang rumah sakit yang ada di ruangannya. Changbin menatap tajam ke arah Felix agar mau menurut membuat pemuda manis itu berdecak malas meskipun akhirnya Felix berjalan ke arah ranjang untuk berbaring di atasnya.

Dokter memeriksa beberapa saat dan Changbin juga setia menunggu disana. Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan mengganti perban di kaki Felix, pemuda manis itu dipersilahkan kembali duduk di samping Changbin selagi dokter meresepkan obat untuknya.

"Silahkan bisa mengambil obat ini di apotek, dan juga untuk saudara Felix tolong jangan bergerak terlalu banyak karena itu akan berpengaruh pada lamanya penyembuhan," ucap dokter itu sembari menyerahkan selembar kertas berisi resep obat.

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang