"Dia apa?""Bercerita soal masa lalunya," ucap Changbin setelah meneguk kopinya.
"Padamu? Kau tidak bercanda?"
"Apa wajahku terlihat sedang bercanda?"
Chan memperhatikan wajah Changbin yang terlihat serius kemudian lelaki itu menggeleng kencang diikuti cengiran lebarnya.
"Kau terlihat menyeramkan."
"Sialan."
Chan tertawa pelan kemudian lelaki itu kembali melanjutkan pembicaraan mereka.
"Apa dia benar-benar mulai terbuka padamu?"
"Ya.. Tiba-tiba saja dia bercerita beberapa hal, apakah ini kemajuan yang bagus?"
"Tentu saja! Aku kira butuh waktu beberapa saat lagi sampai dia mau terbuka padamu, tapi ternyata usaha kerasmu selama ini tidak sia-sia"
Changbin mengangguk kemudian lelaki itu menatap kopinya dengan tatapan tenang.
"Sekarang aku bingung."
"Soal?"
"Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?"
"Mendekatkan diri dengannya mungkin? Tunjukkan bahwa kau bisa dipercaya. Ah tapi lebih baik jangan jika kau tidak yakin."
"Aku sudah bertekad sejak awal," ucap Changbin dengan yakin.
"Kalau begitu jangan pernah sekalipun hancurkan kepercayaan yang mulai terbentuk. Sikapnya sudah mulai mengalami kemajuan yang baik, jadi jangan tiba-tiba bertindak kasar padanya. Semakin kau mengenalnya kau akan semakin paham bahwa anak itu sebenarnya lembut dan rapuh."
Changbin beralih menatap Chan yang baru saja memberi pesan padanya hingga kemudian rasa penasaran kembali mengganggunya.
"Kau tau lebih banyak soal cerita hidupnya, tidak bisakah kau mengatakannya padaku?"
"Ini rahasisa pasien, kau paham aturannya kan? Sudah bagus aku membantumu dengan beberapa petunjuk."
"Kau memang tidak pernah membantu," ucap Changbin sembari menyandarkan punggungnya dengan tidak semangat.
"Aku membantu dengan caraku."
"Ya ya ya terserah."
Ponsel Changbin berdering dan nama Felix tertera di layarnya membuat lelaki itu bergegas mengangkatnya.
"Bukankah ini masih jam pembelajaran?" Tanya Changbin tanpa pembukaan.
"Ada rapat mendadak jadi semua siswa dipulangkan, kau dimana?"
"Di kedai untuk istirahat makan siang. Kau sungguhan sudah pulang?"
"Hm, aku akan pulang naik bus."
"Tunggu disana aku jemput."
Changbin bergegas pergi meninggalkan Chan yang kebingungan. Tidak apa-apa jika Felix hanya mengerjainya dan sengaja membuatnya datang ke sekolah pemuda manis itu, tapi jika memang pemuda manis itu sudah pulang ia ingin memastikan bahwa siswa lain juga pulang dan Felix tidak membolos.
Changbin sampai di sekolah Felix dengan cepat karena jalanan tak begitu padat. Ketika ia sampai Felix sudah menunggu di depan sekolah dengan beberapa siswa yang berlalu-lalang di depannya. Changbin membunyikan klakson hingga Felix yang sedang fokus pada ponselnya mendongak sebelum kemudian berjalan ke arahnya.
"Rapat penting apa sampai tiba-tiba memulangkan semua siswa?" Tanya Changbin setelah Felix masuk ke mobilnya.
"Tidak tau, mereka hanya mengatakan ada rapat. Baguslah, aku jadi bisa bersantai lebih lama," ucap Felix sembari menyandarkan punggungnya dengan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 4 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, January 7th Ended : 2021, September 10th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Swe...