Felix sedang asik membaca novel di sofa ruang tamu ketika tiba-tiba Changbin masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Pemuda itu dengan santainya duduk di lantai membuat Felix yang melihatnya segera menutup novelnya.
"Tumben tidak berteriak di depan rumah?" Tanya Felix pada Changbin yang kini sedang meminum sirup milik Felix sampai habis.
"Tadinya mau memanggil tapi aku melihatmu duduk disini, ya sudah aku masuk saja."
"Kau baru pergi dari mana? Kenapa bajumu kotor?"
"Dari rumah, biasalah pekerja keras memang begini," ucap Changbin dengan bergaya sembari menggulung lengan bajunya ke atas memamerkan otot lengannya.
Felix hanya menggeleng maklum kemudian pemuda manis itu merilekskan tubuhnya dengan mata yang terus menatap ke arah Changbin yang kini sedang berbaring di lantai.
"Naik ke sofa sini, lantainya dingin."
"Di luar panas Fel, tiduran di lantai begini jadi enak."
Felix perkirakan suhu saat ini sekitar 26°C, baginya yang terbiasa tinggal di kota yang cuacanya relatif panas, suhu itu sudah termasuk sejuk. Tetapi mengingat suhu rata-rata di desa neneknya hanya belasan derajat tentu saja Changbin akan merasa kepanasan. Kalau sudah begitu sih Felix hanya bisa memaklumi.
"Mau minum lagi Bin?"
"Tidak perlu repot, aku sudah meminum sirupmu jadi itu saja sudah cukup," jawab Changbin yang kemudian kembali duduk.
"Karena sekarang panas, jadi nanti sore saja ya Fel?"
"Apanya?"
"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu."
Felix tampak penasaran dan pemuda manis itu sudah semangat karena tidak sabar melihat sesuatu yang ingin Changbin tunjukkan. Ia ingin memiliki lebih banyak kenangan baik di desa jadi ia berharap Changbin akan menunjukkan sesuatu yang unik dan menarik.
"Kenapa tidak sekarang saja Bin?" Tanya Felix dengan antusias.
"Panas Fel, nanti kulitmu terbakar sinar matahari yang jahat. Nanti saja agak sore."
Akhirnya Felix mengangguk menuruti kemauan Changbin kemudian pemuda manis itu beranjak masuk ke kamarnya untuk beberapa saat. Pemuda manis itu kembali ke ruang tamu kemudian memberikan baju pada Changbin yang menerimanya dengan bingung.
"Apa ini?"
"Baju."
"Iya aku tau, tapi kenapa kau berikan padaku?"
"Bajumu kotor, sebaiknya kau ganti baju dulu agar badanmu tidak gatal."
Changbin manggut-manggut kemudian pemuda itu tersenyum dan mengusak rambut Felix dengan gemas.
"Perhatian sekali, aku kira anak kota akan cuek tapi ternyata kau sangat baik."
Felix hanya diam dan kembali duduk di sofa. Mendengar pujian kecil seperti itu saja ia sudah merasa senang. Changbin selalu memuji dengan tulus jadi Felix juga selalu suka mendengarnya.
Changbin melepas kaosnya begitu saja di ruang tamu membuat Felix lumayan terkejut, namun kemudian pemuda manis itu bersikap normal dan mencoba membiasakan diri dengan Changbin yang memang tidak pernah malu berganti pakaian di depannya. Kali ini Felix tidak memalingkan wajah, justru pemuda manis itu sengaja melirik tubuh Changbin yang terlihat bagus dan berotot. Duh Felix jadi iri.
"Ah nyamannya baju bersih," ucap Changbin yang kemudian kembali membaringkan diri di lantai.
"Kau sudah makan siang?" Tanya Felix yang melihat jam menunjukkan pukul 1 siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 4 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, January 7th Ended : 2021, September 10th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Swe...