Felix akhirnya mewujudkan keinginannya menaiki bianglala. Langit sore itu juga sangat indah dan mendukung untuk melakulan adegan romantis bersama pasangan, sayangnya Felix sudah tidak berminat melakukannya. Pemuda manis itu kini lebih tertarik menatap langit jingga ketika bianglala mencapai puncak tertingginya. Ciuman romantis yang menjadi tujuan utamanya sudah menghilang dari pikiran. Perasaannya sedang tidak baik untuk melakukannya sekarang."Langitnya indah," ucap Changbin memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.
"Iya, sangat indah."
Hanya seperti itu dan keduanya kembali diam hingga akhirnya pintu bianglala terbuka ketika sudah sampai di bawah. Felix keluar lebih dulu diikuti Changbin yang kemudian menggenggam tangannya untuk berjalan berdampingan.
"Lelah?" Tanya Changbin ketika melihat Felix hanya diam.
"Lumayan, tapi aku senang bisa kencan dengan kakak," ucap Felix mencoba tersenyum agar membuat kekasihnya tenang.
Changbin mengangguk dan kini tangannya beralih merangkul pundak Felix sembari sesekali mengusap kepala pemuda manis itu. Biasanya Felix sangat suka diperlakukan demikian, namun Changbin merasa aneh ketika kini Felix hanya diam dan terlihat sedang melamun.
Sesampainya di mobil Felix segera duduk di tempatnya tanpa banyak bicara dan pemuda manis memutar musik untuk menghindari obrolan diantara mereka. Ia masih cukup sensitif, juga khawatir jika nantinya ia akan kembali membawa masalah di taman hiburan tadi dan menyebabkan mereka bertengkar.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan dari tadi?" Tanya Changbin sembari menggenggam tangan Felix yang berada di pangkuan pemuda manis itu.
Felix menoleh kemudian tersenyum tipis dengan gelengan kecil di kepalanya.
"Aku tidak memikirkan apapun, hanya lelah setelah berkeliling taman hiburan sehingga aku ingin beristirahat."
Changbin mengangguk kemudian sepanjang perjalanan ia membiarkan Felix tidur dengan nyaman. Ia sempat membangunkan Felix untuk makan malam namun pemuda manis itu terlalu nyenyak sehingga akhirnya ia memutuskan untuk segera mengantar Felix pulang.
Satu hal yang Changbin tidak ketahui, ketika pemuda itu membangunkan Felix sebenarnya pemuda manis itu sudah bangun namun Felix memilih tetap memejamkan mata karena sedang tidak berselera memakan apapun. Jika Felix bangun dan mengatakan tidak mau makan, pasti Changbin akan menanyakan apa masalahnya dan berakhir dengan mereka kembali bertengkar. Felix tidak menginginkannya sehingga ia memutuskan untuk tetap memejamkan mata.
Beberapa menit berlalu, mobil Changbin berhenti di depan rumah Felix yang terlihat sepi. Pemuda itu kembali mencoba membangunkan kekasihnya dan kali ini Felix segera membuka mata dalam panggilan pertama.
"Ah sudah sampai rumah ya," ucap Felix sembari mengucek matanya agar terlihat seperti baru bangun tidur.
"Kau terlalu nyenyak tidur sampai membuatku kesulitan membangunkanmu untuk makan malam."
"Maaf."
Changbin menggeleng kemudian pemuda itu memberikan sebuah kantong kertas pada Felix yang segera menerimanya dan mendapati ada beberapa makanan kesukaannya disana. Ia ingat Changbin sempat menghentikan mobilnya, jadi itu yang kekasihnya beli tadi.
"Aku tau kau lelah, tapi jangan lupa makan malam," ucap Changbin sembari mengusap pelan kepala Felix.
"Terima kasih untuk hari ini kak, terima kasih juga makan malamnya. Hati-hati pulangnya, selamat malam."
Felix sudah membuka pintu mobil untuk segera turun namun tangannya ditahan oleh Changbin yang kini sedang menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 4 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, January 7th Ended : 2021, September 10th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Swe...