#91

5.8K 950 702
                                    

| RavAges, #91 | 5677 words |

Karena sayanya kelamaan nda update, nih pengingat, kali aja banyak yang lupa ._.

Previous chapter:

Truck mencoba berbalik ke kongsi Komandan Bintara untuk menemukan Aria, tetapi Leila dan Alatas berhasil meyakinkan Truck ke pihak mereka kembali, alhasil Erion menang taruhan. Sebagai pengalih perhatian, Leila (somehow) meledakkan tanggul dari kejauhan, membuat air danau meluap dan (dengan bantuan para Calor dari koloni Embre) menciptakan kepanikan massal di fasilitas NC di Kompleks 1.

Ketika mereka hampir berhasil melarikan diri sekaligus membebaskan semua anggota koloni Embre yang ditawan, Leila ketinggalan karena menyelamatkan rekam jejak Aria. Truck menyelamatkannya bersama Neil (Teleporter, teman Op). Dan Leila menemukan kebenaran hubungan Truck sama Aria.

BAGAIMANA BISA aku tak menyadari kemiripan keluarga di antara mereka? Sepasang mata hitam legam dengan tatapan waspada, tubuh tinggi atletis untuk ukuran anak remaja, kesan dewasa dan pembawaan keras di wajah keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGAIMANA BISA aku tak menyadari kemiripan keluarga di antara mereka? Sepasang mata hitam legam dengan tatapan waspada, tubuh tinggi atletis untuk ukuran anak remaja, kesan dewasa dan pembawaan keras di wajah keduanya ....

Aria adiknya Truck. Adik kandung.

Kini, mengingat kembali perkataanku pada Alatas dulu bahwa Truck seharusnya berhenti saja mencari Aria ... aku jadi malu sekali.

"Kompleks 18." Aku membaca rekam jejak Aria. Dari tanggalannya, dokumen ini diperbarui enam bulan lalu. Kalau gadis itu masih hidup, dia seharusnya masih di sana. "Sekarang atau tidak sama sekali, Truck."

Truck masih duduk terpaku. Kedua tangannya saling cengkram di atas kepalanya yang tertunduk, siku bertumpu ke lutut. Dia tampak pucat, hampir seperti orang mabuk laut.

"Ada Teleporter di dekat kita." Aku menunjuk Neil yang masih menunggu kami di antara pepohonan. "Kau hanya perlu melihat keadaannya. Entah kau mau menemui Aria atau tidak, itu terserah padamu nantinya. Tapi, kau harus melakukannya sekarang. Kalau kau menunda ini, mungkin tak bakal ada kesempatan lagi untuk mengeceknya. Setelah kita mengacaukan pangkalannya lagi di sini, Bintara akan tambah gila untuk menangkap kita sekarang. Belum lagi tetek bengek T. Ed dan para Calor—"

"Dan koloni Teleporter-ku," tambah Neil, menyunggingkan senyum masam. "Jangan lupa, kami terseret sampai sini gara-gara mulut ember seorang cewek."

Aku berpura-pura tak mendengarnya. "Jadi, kau harus mengecek Kompleks 18 sekarang, Truck, sebelum orang T. Ed mulai bertanya-tanya di mana posisi kita."

Truck menghentak-hentakkan sebelah kakinya ke tanah. "Teleporter hanya bisa berpindah ke tempat yang pernah dikunjunginya."

Aku menatap Neil. "Kau pernah ke Kompleks 18?"

"Pernah," jawabnya. "Tapi kau tidak bakal suka di sana."

"Kenapa?"

"90% penghuninya manusia normal dan sudah berbulan-bulan ini mereka melakukan persekusi pada Fervent. Fervent yang diizinkan datang ke sana hanya Cyone, Detektor, Peredam—pada dasarnya, jenis Fervent yang tidak destruktif. Selain tiga Fervent itu? Mati atau terusir. Terakhir kali, mereka mendapati salah satu warganya ternyata seorang Peledak yang mengaku-aku manusia normal ... seru sekali." Neil melempar pandang ke batas perairan dengan tatapan mengenang. "Arka dijahit ke kulit lengannya, lalu dia diarak telanjang bulat di jalanan, dilempari batu oleh tetangganya sendiri. Aku dan Op ikut menyorakinya dari trotoar."

RavAgesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang