#95

4.3K 841 647
                                    

| RavAges, #95 | 6977 words |

SEGALANYA MENGABUR dalam kepalaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEGALANYA MENGABUR dalam kepalaku.

Aku nyaris tidak bisa mengingat apa-apa setelah Giok mengajakku bicara di atas atap bangunan kantor waktu itu. Sepertinya dia memperingatkanku tentang Raios. Namun, apa persisnya yang dia katakan, aku tidak tahu.

Aku duduk dalam mobil di jok belakang, sabuk pengaman terpasang. Samar-samar, aku ingat tujuan kami: Kompleks 1, di mana Sir Ted menunggu bersama para Teleporter dan Calor. Di samping kiriku, Erion tidur dengan menyandar ke lenganku, tangannya mencengkram sepotong biskuit yang sudah hancur. Di samping kananku, Truck mengorok dengan kedua lengan terlipat di depan dada, gaya tidurnya mirip penculik, aku dan Erion kesannya jadi korbannya.

Di jok pengemudi, Alatas menyetir sambil mengobrol dengan seseorang yang duduk di sampingnya. Aku memiringkan tubuh sedikit dan melihat seorang pria tua renta dengan mata rabun setengah terpejam—ayahnya Giok, terkekeh-kekeh dengan suara napas berat, menertawakan sesuatu yang Alatas katakan.

Alatas melirikku dari kaca spion dan melemparkan senyuman. "Akhirnya kau bangun juga."

Aku menggosok mata. "Tadi bukannya ada Giok dan Pascal?"

"Kita baru akan keluar dari perbatasan Kompleks 18. Kau tidur nyenyak sekali, jadi aku tidak tega membangunkanmu." Alatas menunjuk ke depan, di mana sebuah mobil lain melaju dan kami mengekorinya. "Giok, Pascal, dan Neil di minivan itu. Mereka membawa sepasukan ... bisa dibilang prajurit tambahan."

"Prajurit tambahan?" ulangku. Namun, sebelum Alatas menjawab pun, pikiranku sudah melayang ke sejumlah gadis Fervent misterius yang kutemui sebelum ini. Para gadis Fervent yang dulunya korban Herde di Kompleks 18, dan entah kenapa memutuskan keluar dari persembunyian mereka untuk meledakkan kepala-kepala prajurit NC, menyelamatkan nyawa kami dengan cara yang ekstrem. Bahkan Op tampak takut pada mereka.

"Ada seorang Detektor bersama Yohannes. Dan juga—percaya tidak?—enam orang perempuan Fervent." Alatas mengonfirmasi dugaanku. "Mereka tidak mau berhenti mengikuti Truck. Mereka bilang mau membalas budi."

"Ah, ya .... Aria—adiknya Truck—menyelamatkan mereka. Kurasa, itulah maksudnya balas budi." Lalu, aku teringat sesuatu yang menarik. "Truck, 'kan, benci cewek. Bagaimana dia menanggapi para perempuan itu?"

Alatas tersedak seolah dia hendak terbahak keras lalu menahannya di saat-saat terakhir sebelum terlepas. "Ingat wajah Truck waktu kau menyelamatkannya dari cewek Icore di Garis Merah dulu?"

"Tidak akan kulupakan. Kalau bisa, kufoto dan kubingkai."

"Nah, 6 kali lipat lebih parah dari itu. Dia kelojotan terus saat para cewek Fervent itu di dekatnya."

Mau tidak mau, aku menyengir sambil memandangi wajah tidur Truck. Alisnya mengernyit, kelopak matanya berkedut liar, seolah cengiranku telah merasuk ke otaknya dan terkonversi jadi energi negatif yang membuatnya mimpi buruk. Asyik sekali—aku tidak sabar menunggunya bangun dan menggodanya dengan menyodorkan salah satu dari anak perempuan itu, Lari, Truckey, lari!

RavAgesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang