#68

10.6K 1.2K 522
                                    

| RavAges, #68 | 4980 words |

TIGA REMAJA dan satu bocah tunarungu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIGA REMAJA dan satu bocah tunarungu. Saat aku menemukan mereka, tak terlintas di pikiranku sedikit pun, "Aha! Akan kugunakan mereka dan si bocah ini untuk menggulingkan Pyro dari singgasananya!"

Malah, fokusku lebih dulu tertuju pada laki-laki Steeler yang kukenali dari toko roti milik Marin—dia menghuni permukiman Steeler tak jauh dari sini. Tempat itu dikuasai Tora, yang bertahan hidup melalui perdagangan Fervent, senjata ilegal, dan logam mulia. Sudah sejak lama koloni bersitegang dengan mereka, jadi kurasa Pyro akan senang jika kubawa Steeler ini ke hadapannya untuk dibakar.

Ini pengalih perhatian sekaligus hiburan yang bagus buat Pyro—sudah seminggu belakangan dia senewen karena banyaknya prajurit kami yang hilang di perbatasan Kompleks 12, dan saat di bawah tekanan, Pyro senang menjumput sembarang orang dalam koloni untuk dikirim ke dalam pasukan Komandan Binta sebagai pertukaran untuk permintaan bantuan. Satu kali, dia bahkan mengirim kakak Ash yang masih belia—kami tak pernah melihatnya lagi sejak itu.

Setelah teman-temanku membawa si Steeler yang masih semaput ke hadapan Pyro, Pascal datang dan mendesakku untuk menyelamatkan salah satu tawanan yang tersisa. "Aku kenal dia, Embre! Dia cewek waras yang kuceritakan waktu itu—cewek pertama yang tidak mencoba mencopot kaki dan tanganku."

Pascal baru bergabung bulan lalu. Aku tahu dia punya banyak pengalaman yang kurang mengenakkan dengan Fervent perempuan yang masih muda. Dia juga punya banyak kenangan buruk tentang NC, Garis Merah, Kompleks, Komandan Binta ... nah, kurasa seumur hidup Pascal hanya diisi pengalaman buruk. Dilatih dan seketika diceburkan ke medan perang sejak usia dini membentuk Pascal menjadi sosok yang tampak tangguh di luar, tetapi memiliki banyak kerusakan di dalam. Namun, berkat pengalaman tempurnya pulalah dia menjadi kesayangan Pyro dalam waktu singkat.

"Meredith?" tanyaku.

"Bukan." Pascal menggeleng. Matanya terus memaut sosok si remaja cewek yang masih teler di antara teman-temannya. "Leila—cewek yang dulu kuceritakan kabur bersamaku. Dia bilang, orang tuanya menyembunyikannya selama ini. Jadi, dia tidak pernah masuk Herde atau menyentuh PF13."

Orang tua yang bisa menyembunyikan anak Fervent-nya dari NC bukan orang sembarangan. Anak ini—atau orang tuanya, kalau masih ada—bisa berguna.

"Baik," kataku. "Kita selamatkan yang cewek, dan ...." Kusibak poni si pemuda yang lebih kurus, lalu mendapati matanya berkedut. "Aku tahu kau bangun."

Matanya malah memejam makin rapat sampai membuat kerutan-kerutan kecil di sekitar kelopaknya. Hidungnya berjengit dan pipinya mengerut naik. Aku bisa saja ikut berakting dan berucap sok bodoh, "Wah, ternyata benar-benar pingsan," tetapi rasa kasihanku tidak sebesar itu.

"Aku tahu kau bangun," ulangku dengan lebih menggertak. Kuinjak bahunya sampai pemuda itu meringis. "Hei, cewekmu dan bocah itu sudah dibawa teman-temanku untuk dijadikan barbecue."

RavAgesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang