#94

4K 815 472
                                    

Cerita sebelumnya (karena saya kelamaan nggak update):

- Pascal ngamuk ke Bintara setelah Leila ngasih tahu bahwa Pak Aga mati

- Op nepuk kepala Binta di Kompleks 1

- Truck sama Leila ke Kompleks 8 dan mendapati Aria (adiknya Truck) sudah mati

- Leila menyadari flashback yang selama ini dia alami itu adalah salah satu kemampuan Brainware

- Raios memperkenalkan "ruang benak" ke Leila, tempat imajinatif dalam kepala Brainware di mana mereka bisa masuk ke kepala satu sama lain sesama Brainware dan mengeksplor ingatan siapa pun di dalamnya

- Leila bikin kerusuhan di Kompleks 8, menembak mati satu prajurit NC yang padahal lagi off-duty, dan sekarang anaknya mengira Leila menyelamatkan dia

- Selama kerusuhan, Leila, Truck, Op, dan Neil diselamatkan sekumpulan perempuan Fervent (korban Herde) yang pernah diselamatkan Aria dan selama ini bersembunyi di Kompleks 8

- Leila diungsikan Op ke tempat Giok dan dipertemukan kembali dengan Erion, Alatas, dan Pascal

- Giok memberi tahu Leila tentang proyek Artificial night.

- E-Jazzy mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan


| RavAges, #94 | 4637 words |

"AKU TIDAK ingin Leila sepertiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU TIDAK ingin Leila sepertiku."

Mulanya, aku mengira Ayah tidak ingin aku memiliki kekuatan super seperti dirinya. Baru kemudian aku menyadari, yang tak diinginkannya adalah aku yang menggunakan kekuatan ini seperti dia pernah menggunakannya.

Di belakangku, sebuah pintu terbuka lebar, dan ruangan di dalamnya menampakkan seorang pria di antara rak pakaian anak-anak. Matanya membelalak saat tangan seorang gadis remaja menodong wajahnya dengan senjata api. Hanya rasa ngeri dan sekelebat penyesalan yang terpampang di sana, mengetahui bahwa semuanya sudah terlambat—pelatuk ditarik, dan aku mengakhiri nyawanya.

Aku berusaha melarikan diri dari ingatan itu. Di depanku, terbentang lorong putih panjang tak berkesudahan. Pintu-pintu yang terbuka memenuhi kedua sisi dinding lorong. Salah satu pintu menampakkan diriku yang menyusuri pasir pantai, mengabaikan teriakan Aaron—dia mencoba memperingatkanku untuk tak masuk ke Garis Merah, dan aku membentakkan cemoohan "Anak Jaring" padanya. Pintu lainnya menampakkan Amy si gadis Icore yang tersungkur di bawah eskalator, mencengkram rambutnya kuat-kuat, karena aku telah menggali keluar ingatan masa lalunya, yang kemudian berakhir dengan peluru melesat dari senjata Raios menembus kepala gadis itu.

RavAgesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang