#88

5.3K 932 369
                                    

| RavAges, #88 | 3620 words |

"ADA YANG tertembak! Medis—kami butuh medis di sini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ADA YANG tertembak! Medis—kami butuh medis di sini!"

Tanganku tidak bisa berhenti berkeringat. Bahkan setelah penambahan tiga anggota baru di regu kami, yang kesemuanya juga sudah mati sekarang, kami kembali kehilangan seorang rekan.

Sekarang, jika kau berpikir kami berada di tengah misi pencarian Relevia lainnya, kau salah. Kami tengah berada di misi lain, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kelulusan dari PFD.

Kami mencoba kabur dari PFD.

Segalanya mulai terasa janggal sejak kepergian beberapa guru yang berhenti mendadak beberapa bulan lalu, digantikan guru-guru lain yang jauh dari kata kompeten. Misi kelulusan mulai ditambah: 1) temukan Relevia, Brainware, dan Multi-fervent liar, lalu bunuh semua target di tempat; 2) temukan Peredam dan X liar, lalu bawa ke markas besar. Sejak itu, angka kelulusan merosot ke angka nol.

Kami baru tahu belakangan bahwa T. Ed menghentikan penelitian terhadap Relevia karena dianggap berbahaya dan merugikan, maka Kompleks Sentral memutuskan untuk membasmi mereka bersama dengan Fervent lain yang dianggap memiliki potensi perusak yang serupa.

Sedangkan Peredam dan X diambil, dibawa entah ke mana—yang kemudian kami ketahui pula mereka 'disemai'. Artinya, para Fervent liar itu diawetkan, diambil beberapa bagian tubuhnya sebagai sampel untuk pembuatan peranti khusus: Arka yang mampu meredam beberapa jenis Fervor seperti Peredam, dan Lenx semacam lensa kontak dengan fungsi hampir setara dengan X aslinya.

Menangkap Relevia untuk kepentingan ilmu pengetahuan itu satu hal, tetapi diperintahkan membunuh mereka? Tindakan itu merusak kami luar-dalam.

Pada bulan ketiga setelah aku menjadi ketua regu, PFD sudah kehilangan hampir setengah dari siswanya karena misi kelulusan itu. Anehnya, tidak ada lagi siswa baru yang datang. Jumlah kami berkurang drastis, barak-barak kosong mulai beralih fungsi sebagai gudang senjata dan sampel tubuh Fervent yang diawetkan, dan beberapa siswa yang lebih tua mulai terpecah menjadi dua kubu: yang ingin keluar dari PFD, dan yang ingin bertahan. Aku tak pernah tahu di mana aku berdiri.

Namun, Aria tahu—dia masih ingin ke Kompleks Sentral, tetapi tidak lagi melalui jalur kelulusan PFD. Malam itu, dia menyusup ke bagian anak laki-laki, masuk ke dalam selimutku, membuatku kaget setengah mati. Aku hampir berguling jatuh dari atas tempat tidur tingkatku (padahal ranjangku ada di tingkat teratas) saat Aria berbisik, "Kabur, yuk."

Di bawah, Vida menunggu dengan ransel besar yang membuatnya terbungkuk-bungkuk. Di tangannya, tergenggam lightstick redup berwarna neon, membuat seisi kamar barak tampak mencekam.

"Kalau kau tidak mau, aku pergi berdua saja dengan Vida—tapi aku harus mencekikmu lebih dulu supaya kau tidak teriak." Gadis itu tersenyum seram. "Kalau kalau kau setuju, Vida siap mementung kepala Mada, Hayden, dan Erill sampai mereka bangun. Kita bisa berangkat sekarang juga."

RavAgesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang