29. Marah

477 56 27
                                    

I'm back

Pura-pura ga tau aja ya, hehe.

Happy Reading❤

***

"RA!"

Tubuh mungil itu terjatuh, kepala Kyra terbentur aspal. Farel yang sangat panik langsung membanting motor berlawan arah dari tubuh Kyra, kakinya sempat terjepit motor dan langsung dilepas kasar oleh Farel.

Cowok itu langsung menghampiri Kyra yang terduduk dengan tangan lecet.

"Ra, lo gapapa kan? Mana yang sakit? Hah, Coba sini."

Kyra menyodorkan tangannya yang terluka sambil meringis.

"Astaga, Ra! Gua minta maaf sumpah!" Farel panik seraya meniup-niup tangan Kyra yang lecet. Lukanya tidak terlalu dalam, namun ini terlihat sakit dan perih. Dan sudah tabiat Farel yang terlalu panik walaupun Kyra terluka sedikit saja.

Tak lama Farel membantu Kyra berdiri lalu dengan cepat Farel menarik motornya yang tadi sengaja dijatuhkan. "Ayo, naik sini pelan-pelan."

Kyra memandang Farel diam.

"Ra?" Interupsi Farel dengan alis terangkat.

"Hah?"

"Ayo," ajak Farel. Akhirnya gadis itu menuruti perkataan sahabatnya. Lalu dia naik motor tersebut sambil sesekali meringis sakit. Saat keduanya sudah naik, Farel langsung menancap gas motor menuju jalan ke rumah Kyra.

Terlihat sepanjang perjalanan Kyra diam sambil terus melihat luka-lukanya. Farel jadi tak tega sekaligus merasa bersalah. Mengapa seceroboh ini dirinya? Kalau saja Farel tidak membalas pasti Kyra tidak akan seperti ini.

***

"Assalamualaikum! Bun? Bunda?"

"Waalaikumsalam, anak bunda udah pu--astaga Kyra?! Loh, kamu kenapa bisa kaya gini sayang?!" Intan bergegas mengampiri Kyra yang berusaha jalan sambil di papah oleh Farel.

"Itu, Bun. M-maafin Farel."

Intan menoleh pada cowok yang mengaku bersalah itu. Tatapannya seolah meminta penjelasan atas kejadian ini. "Kenapa, Rel?"

"Tadi--"

"Mau minum," ucap Kyra memotong perkataan Farel. Atensi keduanya kini beralih pada gadis itu.

"Oh iya ayo obatin dulu lukanya. Astaga pasti sakit banget ini aduhh."

Intan ikut membawa Kyra dan mendudukannya di sofa. Disusul Farel yang duduk di sampingnya, sedangkan wanita itu pergi sebentar untuk mengambil minum dan obat pembersih luka.

Farel di sampingnya merapikan rambut Kyra yang sedikit acak-acakan, sambil terus mengucapkan kata maaf dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Kyra acuh antara menahan sakit dan memaklumi perbuatan Farel tadi. Sedikit kesal, tapi tak apa. Dia sadar siapa yang memulainya duluan.

Daritadi kepala Kyra terus dianggukan saat Farel terus meminta maaf. Pegal juga, dia hanya bisa menghela napas.

"Beneran sumpah, Ra. Lo mau apa gue bakal turutin asal lo mau maafin gue, gue bener-bener minta ma--"

Ucapan Farel terhenti saat Kyra sengaja mencolok hidungnya. "Gue mau coklat."

"Mau? Gue beliin sekarang!"

Kyra mengangguk malas.

Baru saja Farel ingin beranjak dari duduknya, tidak jadi saat Kyra kembali menarik ya supaya duduk.

not the QUEEN OF SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang