20. Belajar

554 86 412
                                    

Happy Reading❤

Cek posisi kalian saat membaca part ini.

***

Ulangan akhir semester hampir tiba. Sebuah penegasan akan belajar lebih rajin lagi sudah disampaikan oleh guru masing-masing. Tak terkecuali kelas XI IPA 5.

Jika ditanya sudah ada persiapan apa belum. Sebagian murid sudah dipastikan akan menjawab tidak. Mengapa? Karena kemungkinan kecil mereka akan giat belajar jika sudah sampai rumah.

"Ini sudah bukan ulangan tengah semester, tetapi akhir semester. Nilai kalian akan direkap sesuai keaktifan belajar kalian di kelas selama setengah tahun ini. Ibu sudah bisa menilai dari murid yang paling rajin bahkan yang paling malas sekalipun."

Semua murid mengangguk paham di sela ucapan guru tadi. Sebenarnya mereka rajin belajar hanya ketika di sekolah saja.

"Baik, jika ibu melanjutkan omongan ibu yang panjang kali lebar mungkin kalian tidak akan mendengarkannya."

Hampir semua penghuni kelas menahan tawa.

Tau aja nih si Ibu.

Guru berhijab lebar itu menumpuk buku pelajaran dan membereskan alat mengajarnya. Tak lama ia mendongak.

"Farel, tolong kamu absen siswa dan siswi di kelas ini ya. Ibu ada urusan di kantor."

Perintah Bu Dewi mengalihkan atensi Farel. Karena Farel ketua kelasnya, jadi ia menuruti perintah guru berhijab lebar itu.

Setelah Bu Dewi ke luar dari kelas. Farel maju dan mengambil absen kelas. Ia membuka dan mengambil pulpennya. Dan pastinya semua absen dimulai dari abjad pertama. Mungkin jika murid yang absennya selalu terakhir, itu sudah takdir.

"Agisna Nurhaliza."

"Hadir."

"Algi Yolansyah Putra."

"Hadir."

"Brandon."

"...."

1 detik.
2 detik.

Tidak ada sahutan dari si empu.

"Brandon mana?" tanya Farel pada cowok yang kebetulan menoleh padanya.

"Tuh di ujung," ucapnya memberi tahu. "Woy, Bra!"

Yang dipanggil tidak menoleh. Dia sedang bercanda dengan teman-temannya di pojok kelas. Suasana kelas memang sedang berisik.

"Si kampret nggak nyaut. Woi, Bra dipanggil, tuh!"

"BRA!"

Refleks cowok itu menoleh cepat. "HEH, anjir. Siapa yang manggil gue tadi?!"

"Gue, kenapa?"

"Yang bener aja lo. Nama gue Brandon! B-R-A-N-D-O-N."

"Udah tau."

"Ya kalo lo pada udah tau ngapa manggil gue Bra?! Lo pikir gue kutang apa?!" ucapnya ngegas.

Hening.

"Hmptt ... BHAHAHAHAHAHAHAH."

Tawa mereka pecah seketika. Hanya dengan sergahan dari murid bertubuh besar itu membuat mereka senang sekali untuk meledeknya.

Sedangkan, si korban berusaha menahan amarahnya. Pundaknya sudah naik turun. Tubuhnya yang bisa dibilang gemuk itu sudah misuh-misuh tak jelas.

"NGAPA PADA KETAWA, HAH?! GUE SUMPAHIN GIGI KALIAN SEMUA LEMES!"

not the QUEEN OF SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang