15. Kyra atau Mora

816 131 608
                                    


Happy Reading❤

~typo tandai

***

Di pagi hari, Farel sudah siap dengan seragam serta peralatan sekolahnya. Kini, ia sedang di hadapan cermin---memandangi penampilannya---memastikan semuanya sudah rapi.

Tak lama kemudian, Farel mengambil tas dan peralatan belajarnya. Seketika Farel menoleh disaat ponselnya berdering. Ia melihat nama yang tertera dalam panggilan itu.

Bunda Kyra.

Tumben sekali Intan menelpon pagi-pagi. Sepertinya ada sesuatu yang memang sangat penting. Biasanya Intan akan menelepon jika ada keperluan dengan Audi-mamanya. Ah, Palingan ini menyangkut Kyra.

Cowok itu mengangkat panggilannya.

"Hallo?" ucap seseorang di seberang sana.

"Iya ada apa, Bun? "

"Farel, tolongin bunda, Rel."

Ucapan Intan membuat kening Farel berkerut. Suaranya terdengar sedikit panik.

"Iya, Bun, kenapa?"

"Kyra dibanguninnya susah banget."

"Hah? Kok bisa?"

"Iya, Rel. Udah bunda bangunin tetep aja nggak bangun. Haduh ... capek bunda dari tadi."

Farel menghela nafas pelan. "Ya udah, Farel aja yang bangunin."

"Iya, Rel."

Farel memutuskan sambungan teleponnya. Memasukkan ponselnya ke dalam saku seragam. Kemudian ia melangkah untuk keluar dari kamar.

Saat Farel keluar dari kamarnya. Ia sedikit terkejut. Sudah ada yang menunggunya di ruang tamu. Ya, Mora yang menunggunya. Ia sedang duduk di sofa. Saat gadis itu melihat Farel yang turun dari tangga, barulah Mora berdiri dan langsung menghampiri Farel.

"Farel."

Farel menatap orang yang ada di depannya ini dengan tatapan bingung. "Ada apa, ya?"

"Masa kamu lupa? Kan, kita mau berangkat sekolah bareng."

"Eh, emm...." Farel menggaruk tengkuknya yg tidak gatal. Sepengetahuan Farel, ia tak pernah mengajak cewek itu untuk sekolah bersama.

"Kamu nggak mau, ya?" tanya Mora dengan raut murung, hal itu membuat Farel tak tega.

"Tapi 'kan gue sekolahnya pake motor, nanti nggak muat."

Kening Mora berkerut. "Nggak muat gimana? Kan kita naiknya berdua, bukan banyakan."

"Gue harus jemput Kyra."

"Hah? Kyra?" beo Mora.

Farel mengangguk. "Iya, setiap hari gue berangkat bareng dia."

"Emang dia siapanya kamu?"

"Penting ya nanya gitu?" Farel menatap gadis di depannya ini dengan raut datar.

Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya ... kan aku cuma pengen tau. Lagian, sepenting apa sih dia sampe kamu rela jemput. Padahal 'kan aku yang duluan ngajak kamu berangkat bareng."

Farel hanya menghela nafas panjang, sebenarnya maksud gadis ini apa? Sampai-sampai dengan mudahnya dia berkata seperti itu.

"Farel, sekali ini aja. Lo tinggalin dulu emm ... siapa tuh. Si Kyra."

Kening Farel berkerut. "Lho, nggak bisa gitu, dong."

Cowok itu tidak terima, enak saja gadis itu dengan mudahnya membujuk Farel untuk meninggalkan Kyra. Bagaimana nasib Kyra nanti? padahal sekolah atau tidaknya Kyra itu tergantung Farel.

not the QUEEN OF SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang