dua puluh delapan

431 55 3
                                    

"Will the clock stop spinning if we hold hands"
- Wanna One, Hourglass

Lantunan lembut lagu All We Know perlahan memenuhi mobil ketika tangan kiri Dirga tergerak mengganti musik di mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantunan lembut lagu All We Know perlahan memenuhi mobil ketika tangan kiri Dirga tergerak mengganti musik di mobil.

Ditengah hujan yang jatuh membasahi kota, sesekali Dirga bersenandung mengikuti irama musik sembari tetap fokus pada jalanan didepan.

Tujuannya malam ini adalah ke rumah Dara, entah setan apa yang merasukinya, tiba-tiba saja Ia merasa rindu pada gadis yang tidak memiliki status apa-apa dengan dirinya.

Bodoh memang, tapi Rindu juga sama seperti cinta, buta.

Setir mobil mulai Ia banting ke arah kiri memasuki sebuah komplek yang cukup elit didaerah Paris 2, matanya terus fokus sampai tiba-tiba saja Ia mengerem dadakan mobil karena melihat sosok yang Ia kenal sedang berdiri didepan sebuah warung.

Dirga menurunkan kaca mobil, "Dara ?"

Itu Dara, Ia lantas menoleh ketika mendengar suara Dirga memanggil dirinya. Ia tidak menjawab, hanya menyentak kecil dagunya.

"Masuk!" titahnya kecil, tak menunggu lama Dara pun menuruti lalu masuk kedalam mobil.

"Ngapain ?"

"Kan lo nyuruh gue masuk mobil lo tadi kak"

Dirga memutar matanya, "maksud gue lo ngapain disitu ?"

"Beli garam" Dirga mengangguk-angguk paham lalu mulai menjalankan mobilnya kembali.

"Lo mau kemana sih kak ?" kini Dara bertanya balik. Buka kepo, Ia hanya heran saja melihat Dirga tiba-tiba melintas di komplek ditempat dirinya tinggal.

"Ketempat lo"

"Serius ?"

"Serius" kata Dirga dengan nada suara yang benar-benar serius, sukses membuat Dara bungkam bahkan sampai keduanya kini sampai dirumah Dara.

Dirga yang ikutan turun dari mobil pun lantas membuat Dara kembali bertanya-tanya.

"Ngapain ?"

"Kangen lo- udah masuk! Kunci pintunya biar kalau mau ngapa-ngapain engga digrebek" kata Dirga. Dara jadi bising sendiri jadinya.

"Au ah lo enggak jelas"

Dirga masih mengekori, bahkan dia yang menutup pintu, namun dia tidak menguncinya. Ketika Dara masuk kamar pun dia hanya mendudukkan diri diatas sofa ruang tamu.

Tak berapa lama, Dara kembali. Menatap Dirga sengit, bukannya bingung Dirga malah membalas dengan tak kalah sengitnya dari Dara.

Namun tak lama Dara malah terkekeh, "bentar, kita sebenarnya ngapain sih ?" tanyanya. Dirga ikutan terkekeh lalu menggeleng.

"Sebenarnya lo ngapain sih kak ?"

"Pengen liat lo nangis secara langsung kayak malam itu sih sebenarnya" sahut Dirga asal yang sukses membuat semburat merah muncul di pipi Dara.

What About Us ? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang