tiga puluh tiga

792 62 4
                                    

“I was afraid to let you go, but I have to let you go”
Straykids, Levanter

“Dinda ?”    Kepala Dirga muncul sedikit dari balik pintu kamar Dinda, Ia melirik calon tunangannya yang sedang di rias untuk acara pertunangan mereka berdua malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dinda ?”
   
Kepala Dirga muncul sedikit dari balik pintu kamar Dinda, Ia melirik calon tunangannya yang sedang di rias untuk acara pertunangan mereka berdua malam ini. Membuat senyum tak henti-hentinya Dirga simpulkan dibibirnya.
   
Setelah bergelut dengan segala macam pikiran dan rasa yang terus berkecamuk di otak dan hatinya, Dirga memantapkan diri untuk satu langkah lebih serius pada Dinda. Dia takut, jika lebih lama dibiarkanlagi justru Dara dan Dinda sama-sama akan lebih sakit.
   
Ia lantas tersenyum tipis mengingat bagaimana Ia melamar Dinda beberapa minggu lalu.
   
Meski ada sedikit rasa janggal dalam hatinya, ada rasa tidak tenang yang perlahan menggerogotinya. Memperhatikan Dinda yang sedang dirias saat ini membuatnya kepikiran dengan Dara, apalagi setelah pertengkaran hebat keduanya seminggu yang lalu.
   
Bukan Dirga tidak mau bertanggungjawab atas perasaannya pada Dara, Dirga akui hingga detik ini pun Ia masih takut kehilangan Dara, namun Ia jauh lebih takut kalau harus kehilangan Dinda.
   
“Bang ?” sekarang giliran kepala Mark yang muncul dari belakang pintu, Dirga yang tengah menundukkan kepala pun perlahan mengangkatnya dan menoleh kearah Mark. “Kenapa ?”
   
“Keluar bentar” pinta Mark yang langsung dituruti Dirga. Lelaki itu lantas mengikuti Mark keluar kamar, dimana sudah ada banyak teman-teman Dirga yang menunggu diluar.
   
“Gileeeee! Tunangan juga akhirnyaaaa” ledek Tian lalu menyalami Dirga, sementara yang disalam hanya memutar matanya malas karena ledekan basi itu. “gua yakin bulan depan langsung nikah ni anak karena enggak sabar” tambah Jhonny.
   
Dirga hanya menghela nafasnya pasrah, perasaannya terlalu campur aduk untuk menanggapi teman-temannya saat ini.
  
“Ga ?” giliran Jonas yang memanggilnya kali ini, “gue mau ngomong sebentar” titahnya pada Dirga. Keduanya lantas menjauh dari yang lain, saking tidak ingin ada yang mendengar Jonas sampai membawa Dirga ke depan gerbang rumah Dinda.
   
“Udah sejauh ini ?” tanya Jonas to the point, namun Dirga malah menyatukan kedua alisnya. Terlalu susah untuk dimengerti apa yang Jonas maksud. “Maksud lo ?”
   
“Gue udah pernah bilang sama lo enggak usah lebih jauh sama Dara kalau endingnya bakal gini ga”
   
Dirga lantas memejamkan matanya sejenak, menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan pelan. “gue sama Dara enggak sejauh yang lo bayangin” bela Dirga pada dirinya sendiri.
   
“enggak buat lo tapi iya buat Dara”
   
Kepala Dirga mendadak pening karena Jonas kembali mengungkit hal yang sedang ingin Ia lupakan hanya untuk malam ini saja, saat ini dia sedang ingin fokus pada pertunangannya dengan Dinda. Namun sepertinya Jonas enggan melihat dirinya tenang.
   
“Gue titip Dara nas” Dirga menepuk bahu Jonas, Ia hendak pergi, namun dengan cepat Jonas menahannya.

"Gue abang sepupu Dara, sepupu kandung"

.

.

.

▪ What About Us ?▪
.

What About Us ? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang