❝𝐟𝐭. 𝐊𝐢𝐦 𝐃𝐨𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠❞
Dara nyaris serangan jantung mendadak ketika kembali dipertemukan dengan Dirga, kakak angkatan Pramukanya semasa SMA di acara Reuni gudep. Gadis itu nyaris serangan jantung bukan karena takut bertemu lagi dengan sosok D...
"Show me what you have, itfascinates me" - Weki Meki, Dazzle Dazzle
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11:26, namun gadis cantik itu masih terjaga.
Deadline tugas yang harus dikumpulkan esok hari menjadi alasannya masih terjaga. Jemarinya semakin lincah menari diatas keyboard laptop ketika menyadari hanya tinggal satu paragraf lagi yang harus Ia ketik, tinggal beberapa kata lagi menuju tanda titik dan tugas pun selesai.
"Selesai!" pekiknya gemas setelah tiga hari bergelut dengan tugas yang membuat dirinya harus merelakan hari liburnya.
"Puji Tuhan! Akhirnya selesai juga" Dara langsung merebahkan tubuhnya ke kasur tepat setelah Ia mematikan laptopnya. Ia lantas menarik nafas panjang, lalu menyalurkan rasa leganya dengan menghembuskannya kembali.
Perlahan, tangannya dengan liar bergerak untuk mencari ponsel miliknya yang belum ada Ia sentuh dari siang tadi. Harapannya semoga kedua orang tuanya tidak ada menghubunginya untuk hari ini.
Dan sesuai harapannya, Mama Anna dan Papa Samuel tidak ada menghubunginya hari ini.
BRAKK!
Dara yang tengah membalas pesan dari Yona menaikkan alisnya ketika mendengar bunyi pintu didobrak. Dalam hatinya Ia bertanya-tanya siapakah manusia gabut yang mendobrak pintu malam-malam seperti ini.
Awalnya Dara memilih untuk mengacuhkan hal itu, namun mendengar suara yang semakin mulai ramai diluar rumah membuat rasa penasarannya meningkat.
"Permisi!"
Dara yang baru saja mengenakan cardigan untuk menutupi baju tidurnya pun kembali menyernyit ketika suara sopan memanggilnya dari luar sambil mengetuk pintu rumah.
Tanpa menunggu lama gadis itu langsung berlari guna membukakan pintu.
"Lha! Kak Jonas!?"
"Lha kamu!?"
Keduanya sama-sama kaget. Dara kaget karena Jonas yang ada dirumahnya dengan seragam dinas lapangan yang masih lengkap, dan Jonas yang baru mengetahui rumah tempat Dara tinggal selama ini.
Jonas Anggara Cahya, lelaki tampan dan putih itu seangkatan dengan Dirga. Sama-sama di Satreskrim dan keduanya sama-sama bertugas di Polretasbes.
Padahal kalau diperhatikan, Jonas lebih cocok di satlantas. Soalnya lebih adem jika ditilang modelan seperti Jonas
"Keluar bentar sini" Jonas lantas menarik gadis itu keluar dari rumahnya. Tak jauh dari situ, Dara melihat ada sedikit keramaian dari dua rumah setelah rumahnya. Setau Dara itu rumah kost khusus puteri.
"Kak itu kenapa ?"
"Pembunuhan" jawab Jonas enteng. "WHAT!?"
Jonas melirik Dara lalu terkekeh pelan. "Biasa aja itu muka"
"Ntar, kok-"
"NAK DARA!" ucapan Dara terpotong karena seorang Ibu memanggil dirinya sambil berjalan menuju Ia dan Jonas. Dara mengenal sosok itu, tidak lain tidak bukan adalah istri kepala RT setempat, Bu Tina.
"Kenapa bu ?"
"Ibu cuma mau mastiin keadaan kamu nak, kamu gapapa kan ?" nada bicara bu Tina terdengar panik, Dara dapat mendengar itu dengan sangat jelas.
Dara sudah mengenal bu Tina ketika Ia masih duduk di bangku SMA, ketika masih tinggal bersama Vian di rumah yang Ia tempati sekarang sebelum Vian pindah.
Ya, bisa dibilang Dara mengenal sosok beliau lumayan dekat.
"Gapapa kok bu, nih ada pak pol juga" jawab Dara sambil terkekeh lalu menunjuk Jonas disampingnya. Lelaki itu lantas tersenyum pada bu Tina.
Sesaat itu membuat bu Tina lupa kalau dia sudah memilik tiga orang cucu.
"Ih ganteng, pacar mu nak ?"
"Bukan bu"
"Otw bu" Dara langsung menoleh pada Jonas, mendapati lelaki itu tengah tersenyum jahil padanya.
"Ya udah, ibu pulang ya nak, cuma mau mastiin aja tadi, jaga diri ya nak"
"Iya bu, makasih udah khawatir sama saya" tak lama, bu Tina pun pergi dari tempat Dara dan Jonas berdiri sekarang, lebih tepatnya didepan rumah Dara.
Kepergian bu Tina membuat keduanya sama-sama diam, sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.
"Btw kak, kok bisa ? Siapa yang dibunuh ?" Dara lebih dulu membuka pembicaraan, tidak habis pikir dengan kejadian malam ini. Seumur hidup Ia belum pernah mendapat berita langsung dari orang sekitarnya tentang pembunuhan seperti ini.
"Setau kakak sih namanya Gina, kamu kenal ?" Dara menggangguk. Tidak mungkin Ia tidak kenal, sebelum pindah di rumah lama Vian Ia sempat tinggal di kost itu selama dua bulan.
"Dia di racun, pake racun rumput. kakak dengar sih karena jadi selingkuhan pacar teman satu kostnya"
"Se-selingkuhan ?"
"Iya, makanya kamu hati-hati" secara tidak langsung Dara merasa sedikit tersindir, tiba-tiba muka Dirga melintas dipikirannya.
“kok aku merasa tersindir ya ?” candanya kemudian yang lantas membuat Jonas menoleh pada gadis itu.
"Kakak gak nyindir kamu sih, tapi ya udah sih kalau kamu peka" Jonas menepuk-nepuk pucuk kepala Dara, membuat gadis itu tersadar dari pikirannya tentang kemungkinan- kemungkinan yang bisa terjadi jika Ia terus-terusan berada di sekitar Dirga.
Ya tapikan Dirga yang mulai duluan. Meski sebenarnya Dara tidak merasa demikian
“Dara”
Dara lantas menoleh tepat setelah Jonas memanggil dirinya, “Iya ?”
“Kayaknya kalau bisa kenal kamu lebih jauh seru kali ya”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.