28

4.4K 522 97
                                    

⚠️

Jevano merasakan penciumannya semakin pekat akan aroma Hexane. Ia semakin mempercepat larinya diantara dahan pohon tinggi, dan matanya membulat sempurna saat mengetahui bahwa aroma ini menuntunnya ke Kabin milik kakek Jevano.

Ia turun dari pohon dan menemukan satu siluet dibalik sinar bulan yang memantulkan bayangannya dari permukaan danau yang hampir beku.

Jevano terdiam sesaat, ia tidak melangkah maju. Tubuh mungil yang berdiri di pinggir danau itu adalah Hexane. Tubuh Hexane dibalut dengan mantel tebal sampai tumit kakinya, dan Hexane yang menatap danau itu perlahan berbalik kearah Jevano.

Mata Jevano terasa berat, cahaya bulan memantul dari air matanya yang mulai mengalir perlahan ke pipi Jevano yang sedikit cekung, "Hexane..." Lirih Jevano.

Sementara itu, Hexane terlihat hanya menatap Jevano sembari memegang erat syal tebal yang melingkar di lehernya, "K-kau..."

Jevano menangis, dan ia mengulurkan satu tangannya sembari tersenyum, "Glad You're fine,  Hexane Lee..." Ucap Jevano tersendat dan mulai melangkah perlahan mendekati Hexane.

Namun, Jemari Hexane terlihat semakin mengeratkan genggamannya di syal yang ia kenakan, dan perlahan melangkah mundur ke tanah kosong yang tidak begitu luas, Hexane bisa saja terjatuh ke danau jika ia tetap melangkah mundur.

Melihat hal tersebut, Jevano terdiam, ia terpaku. Hexane melangkah mundur—menjauh darinya. Hatinya terasa sesak, ada apa? Mengapa?
Jevano menurunkan tangannya dan menatap mata Hexane sembari tersenyum. Tersenyum pilu.

"A-aku tidak tahu mengapa, tetapi, ini bukan kau, Hexane Lee... This is not you, darling..."

"J-jev..." Bisik Hexane. Jantung Jevano rasanya berhenti berdetak, apakah dia salah dengar? Hexane menyebutkan namanya bukan?

"Jev, I can't... H-help..." Lirih Hexane, ia menundukkan wajahnya lalu menangis. Pergelangan Jevano seakan dikekang menggunakan rantai besi, langkahnya terasa berat dan matanya kembali menitikkan air mata.

"W-what is it? Who did th—"

"Benar benar muak. Ritualnya sia sia, Hexane Lee." Geram seseorang di balik jubah putihnya, dipinggangnya juga terkait dengan sabuk pedang dengan benang biru di genggamannya.

Siapa lagi kalau bukan Marconellius Lee.

Marco lompat dari ranting dan langsung berdiri dibelakang adiknya, Marco menangkup pinggang Hexane dan mengintip dari balik pundak adiknya itu, "Kau beruntung, bajingan. Ritual yang dilaksanakan untuk memutuskan kalian berdua benar benar gagal total."

Jevano segera siaga dan memegang gagang katana miliknya, "Kau lagi!" Geram Jevano.

"Ya aku lagi, apa aku punya urusan denganmu?" Ucap Marco meremehkan. Ia menyeringai dibalik pundak Hexane dan semakin mengeratkan genggamannya di pinggang Hexane.

"Lepaskan dia!" Teriak Jevano lalu menarik katana miliknya. Namun, alih alih merenggangkan genggamannya, Marco malah tertawa dan kabut putih yang terasa berat mulai menguar dari tubuhnya, dan matanya berubah menjadi warna silver yang begitu terang.

Marco menggenggam punda Hexane dengan kencang dan menangkup rahang Hexane dengan kasar, "Kau ingin aku melepaskannya? Mengapa aku harus melepaskan adikku yang manis ini, wahai pendekar?" Bisik Marco.

Ucapan Marco cukup membuat nyawa Jevano melayang. Ia yang tadinya sudah siap dengan posisi menyerang, tiba tiba seperti dihempas oleh ombak dan menghilang. Adik katanya? Jadi Marco dan Hexane adalah saudara? Kaki Jevano kehilangan tumpuannya, ia berlutut dan menunduk.

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang