6

8.9K 1.1K 48
                                    

Saat membayar tadi, Belanjaan Jeno hanya perlu menggunakan dua paper bag. Berbeda dengan Donghyuck, semua minuman yang ia ambil harus dikemas di dus berukuran sedang. Sekarang Donghyuck merasa sedikit bersalah.

Sekarang mereka sudah sampai di apartment Jeno dan mulai membuka belanjaan tadi. Donghyuck yang sedang duduk di kursi kitchen bar menatap Jeno yang sedang menyisihkan bahan yang akan disimpan dan yang akan dimasak untuk malam ini.

Jeno mulai memakai apron miliknya dan mulai mencuci sayuran dan potongan ayam. Melihat Jeno bekerja, Donghyuck akhirnya turun dari kursinya dan pergi ke sebelah Jeno, "Ayo, sini kubantu." Ucap Donghyuck sambil memegang lengan baju Jeno.

"Wah, hanya dalam satu traktiran, kau bisa berubah total ya?" Ledek Jeno.

Wajah Donghyuck memerah, bukan karena apa; tapi karena malu, ia memukul lengan Jeno sekilas lalu mengerutkan bibirnya, "Y-ya! Yasudah kalau begitu, a-aku tidak bantu!"

Jeno tertawa melihat wajah Donghyuck yang memerah dengan jelas, "Iya baiklah, ini sawinya. Kau tahu bagaimana memotong sawi, kan?" Ucap Jeno sambil memberikan Sawi yang baru saja ia bersihkan.

Donghyuck yang sedang memasang apron yang ia ambil dari laci langsung mendelik kesal mendengar pertanyaan Jeno, "Kau pikir aku anak manja? Tentu saja aku tahu apa yang harus kulakukan! Jangan anggap remeh aku, huh!"

"Iya iya, maaf. Tolong berhati hati, pisau itu baru diasah" ucap Jeno. Ia sudah selesai mencuci bahan, sekarang ia beralih kesebelah Donghyuck untuk mengiris beberapa bawang lalu mulai menaikan pan dan memasukan bawang tersebut setelah minyak sudah dipanaskan.

Donghyuck juga sudah selesai memotong sawi dan memberikannya pada Jeno yang sedang mengaduk dan memasukan beberapa bumbu ke tumisan bawang tersebut dengan telaten, "Ini sawinya."

Jeno mengambil sawi tersebut, "hmm, trims."

Donghyuck kembali mendudukan dirinya ditempat dimana ia duduk sebelumnya. Ia memperhatikan Jeno yang mengeluarkan aura berbeda saat memasak, ia terlihat cukup serius. Bahkan, Jeno telihat menaruh pan lainnya dan mulai memasak menu yang lain.

"Wow, kau terlihat seperti Chef berpengalaman, Jen." Goda Donghyuck.

Jeno masih sibuk berkutik dengan masakan tersebut tapi terlihat ia hanya tersenyum, "Terimakasih, tapi tak perlu berlebihan. Aku hanya senang memasak, terutama saat ada seseorang yang akan ikut makan malam denganku."

Salah satu menu mulai tersajikan di piring saji dan Jeno kembali fokus pada menu lainnya yang masih ia masak, "Oh ya"

Donghyuck yang sedang membaca majalah yang terletak dimeja tersebut langsung mendongakkan wajahnya kearah Jeno, "Hm, kenapa?"

"Asal kau tahu, dulu aku sudah memperkenalkan diriku tetapi kau belum mengenalkan dirimu. Jadi aku sedikit bingung harus bagaimana memanggilmu" ucap Jeno santai sambil mengaduk masakannya yang lain.

Dan Donghyuck merutuki dirinya saat ini. Ia lupa bahwa ia bertemu pria ini hanya karena kecelakaan, bukan?

Donghyuck terlihat menggaruk pipi lalu tengkuknya yang tidak gatal, "Uhh itu, namaku..."

"Jangan. Beritahu. Siapapun."

Seakan oksigen yang selalu mengisi paru parunya, begitu pula tekanan kata kata Minhyung yang selalu mengisi dan menghantui otaknya.

"Uh ya, namaku Lee Haechan. Maaf aku baru memberitahu." Lanjut Donghyuck.

Sambil menuangkan masakan terakhir ke piring saji, Jeno sedikit terkejut mendengar perkataan Donghyuck lalu tersenyum, "Wah, kau bermarga Lee juga ya!"

Donghyuck terlihat memaksakan membalas senyuman Jeno dan mengangguk sekilas, "hmm, kebetulan sekali!"

Jeno mengeluarkan 2 botol soju dari kulkas. Tadi Ia meletakan soju tersebut dikulkas hanya untuk sekedar mendinginkan, "Baiklah, Haechan. Sekarang kita makan diruang tengah ya? Tidak apa kan?"

"E-eh seharusnya kau tidak menanyakan itu. Kan kau tuan rumahnya!" Ucap Donghyuck sedikit gagap, ia masih cukup terkejut mendengar seseorang memanggilnya dengan nama samaran yang diberikan oleh Minhyung.

"Ahaha, ya kau benar juga. Tapi terkadang, beberapa orang sudah terbiasa untuk disiplin, atau terbiasa karena ajaran Orangtua, Haechan."

"Ah ya, aku tidak masalah kok."

Jeno dan Donghyuck membawa makanan mereka ke ruang tengah dan menaruhnya di meja, jangan lupakan juga 2 botol soju milik Jeno, "Tunggu sebentar ya Haechan, aku akan mengambil alat makan kita." Ucap Jeno lalu kembali pergi ke dapur.

Donghyuck mendudukan diri di salah satu sofa berwarna abu tua yang tertata rapi di ruang tengah tersebut, Donghyuck sedikit terkagum bagaimana ruangan ini di tata seindah mungkin dengan paduan warna yang sempurna.

Padahal dulu ia sempat melarikan diri melewati ruangan ini, tapi bagaimana bisa ia tidak menyadari keindahan yang terpampang. Uh, ya. Bagaimanapun, saat itu dia sedang melarikan diri kan? Tidak mungkin ia harus menyempatkan diri untuk menikmati ruangan ini. Bodoh.

Akhirnya Jeno sudah kembali dengan sepasang alat makan dan sebuah gelas khusus untuk menyajikan soju, "Hai, maaf membuatmu menunggu. Ini piringmu, ayo silahkan ambil saja makanannya, ya!" Seru Jeno sambil memberikan alat makan milik Donghyuck.

Jeno mengambil tempat berseberangan dengan Donghyuck, sehingga mereka duduk saling berhadapan. Sesekali Donghyuck melirik kearah Jeno yang terlihat mengetik sesuatu di layar handphone miliknya yang entah sejak kapan ia pegang.

Kalau dipikir pikir, Lee Jeno hari ini bukan Lee Bodoh Jeno di tempo hari. Hari ini, Donghyuck seperti bersama Lee perfect Jeno.

***

TBC

HAI LAGI SAYANG:3 APDET NI, SMOGA SUKA YEW:3

UPDATEAN KALI INI NGACO YE:"D

Don't forget to Vote, Comment, and Follow me💕

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang