21

7.1K 881 252
                                        

Napas Jeno memburu, adrenalinnya meningkat drastis. Ia membawa Donghyuck di pundaknya yang terus terusan memukuli punggungnya, dan Jeno sudah tidak peduli tentang hal itu.

Dengan langkah yang lebar dan tergesa, Jeno sudah memasuki area parkir dan segera membuka mobilnya menggunakan remote. Ia dengan segera membuka pintu belakang mobilnya dan menghempaskan tubuh Donghyuck ke jok kursi penumpang.

"A-angh" ringis Donghyuck. Ia merasakan bagian belakang kepalanya sedikit berdenyut saat bertubrukan dengan permukaan kursi yang tidak terlalu empuk itu.

Jeno merangkak naik keatas tubuh Donghyuck, tak peduli walau kaki jenjang mereka berdua masih menjulur keluar dari pintu. Jeno mendekatkan wajahnya ke leher Donghyuck dan bermain di permukaannya dengan hidung mancungnya, "Look at you, honey. Needy?" Bisik Jeno lalu terkekeh pelan.

Kedua lengan Donghyuck di cengkram erat oleh Jeno dan ia masih menghirup dalam aroma yang menguar dari leher jenjang Donghyuck. Sementara Donghyuck hanya bisa meringis dan menggelengkan kepalanya lemah. Air matanya mengalir—ingin memberontak namun tak bisa. Tubuhnya seakan akan kosong, tak berbobot. Ditambah pula dengan sengatan aneh di perutnya setiap kali Jeno menyetuh permukaan kulitnya.

"J-jeno, l-lepashmngnh!"

Jeno menghembuskan napasnya secara sengaja di ceruk leher Donghyuck dan kembali menaruh atensinya pada wajah Donghyuck, "Disaat kau sedang menguarkan feromon seperti ini? Tentu tidak, sayang. Kita akan pergi." Geram Jeno tepat di telinga Donghyuck. Akhirnya, Jeno menegakkan tubuhnya, ia membuka simpul dasinya secara kasar sehingga membuat Donghyuck membulatkan matanya dan menggeleng panik, "T-tidak Jen... A-aku mohon..." Lirih Donghyuck.

Namun, Jeno sempat terdiam sesaat mendengar ucapan Donghyuck, ia kembali menangkup wajah Donghyuck dan langsung melumat bibir Donghyuck yang terbuka sekilas—menyesap bibir bawah Donghyuck dengan kencang sehingga mampu membuat Donghyuck  melenguh dan benang saliva diantara bibir mereka, "Tidak, tentu tidak, sayang. Maka dari itu berhentilah menangis karena perjalanan kita akan panjang, Donghyuck."

Ucapan Jeno benar benar membuat Donghyuck terpaku dan menatap maniknya menatap Jeno tak percaya, "A-apa maksudmu, Jen—a-aghhn s-sakit!..."

Jeno mengikatkan dasinya di kedua pergelangan Donghyuck dengan erat, lalu ia menyimpulkan dasinya ke hand grip yang berada di langit langit mobil sehingga membuat tubuh Donghyuck menggantung begitu saja. Begitu pula dengan setelan jas yang ia pakai, ia mengikatkannya di pergelangan kaki Donghyuck sehingga benar benar membuat Donghyuck terkekang sempurna.

"Kita tidak akan melakukannya disini, sayang. Bersabarlah" final Jeno. Ia mengusap wajah Donghyuck sekilas dengan seringaian di bibirnya. Donghyuck bisa merasakan tubuhnya meremang dan ia ketakutan sekarang. Ia tidak tahu apa yang membuat Jeno seperti ini.

Akhirnya, Jeno beranjak menuju ke kursi kemudi dan segera menyalakan mobilnya lalu pergi meninggalkan lapangan parkir rumah sakit.

***

Tempat tidur kayu berderit seiring Jeno mengukung tubuh Donghyuck dibawahnya. Lagi lagi, Jeno membawa Donghyuck ke tempat dimana mereka pergi sebelumnya. Sebuah kabin di bibir danau.

Jeno mengikat kedua pergelangan Donghyuck dan jemarinya mulai menelusup ke dalam piyama rumah sakit yang diberikan Dokter Na Jaemin. Jeno mulai mengusap dada Donghyuck dan beralih memilin putingnya.

Donghyuck menangis dan menggelengkan kepalanya, "J-jeno t-tidakhnghmmhh!" Lirih Donghyuck dibalik isakannya. Mendengar hal tersebut, Jeno mencengkram rahang Donghyuck dan mendekatkan wajahnya, "Kau tidak suka? Lalu mengapa feromonmu berkata tidak demikian, sayang?" Bisik Jeno dengan seringaiannya.

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang