Jam 5 pagi.
Jeno terbangun dari tidurnya dan mendapati Donghyuck memeluk erat perutnya. Padahal jam 2 tadi, Donghyuck melempar bantal padanya hanya karena ia bertelanjang dada dirumahnya sendiri.
Rumahnya. Sendiri. Tetapi, ya sudahlah. Itu hal lampau, tak perlu dipikir lagi.
Jeno terkekeh pelan lalu bangkit berdiri. Ia berjalan menuju kamar mandi lalu berkaca dicermin besar wastafel. Ia terkejut bukan main saat mendapati sebelah matanya berubah warna menjadi warna orange kecoklatan yang cukup kontras.
"A-apa apaan!?..."
Sial, Jeno sangat tekejut saat pantulan dirinya di cermin. Mengapa ciri jiwa Alphanya tiba tiba memunculkan dirinya? Apakah...
Ah tidak mungkin. Jeno menggelengkan kepalannya agar semua pemikiran bodohnya terhempas jauh jauh. Ia dengan segera membuka loker kaca kecil disamping wastafel dan mengeluarkan botol obat yang bertuliskan Suppressant. Ia mengeluarkan dua tablet lalu meneguknya bersamaan dengan air keran yang higenis.
Perlahan, warna matanya kembali seperti semula.
Jeno menghela napas lega dan memutuskan untuk mandi saja lalu pergi ke gym. Untuk sementara, Ia sepertinya harus menjauhkan diri dari Donghyuck. Bukan mau menuduh Donghyuck sebagai penyebab diri Alpha nya muncul, namun sudah sejak 5 tahun ia tidak memunculkan sifatnya sedikitpun dan sekarang dengan begitu tiba tibanya?!
Dengan segera Jeno membersihkan diri, ia bahkan menghayal dan mengacak surainya kesal sesekali saat air shower mengguyur tubuh atletisnya. Akhirnya, Jeno selesai membersihkan diri. Ia membuka pintu kamar mandi lalu mengintip kearah kasurnya untuk memastikan Donghyuck masih tertidur.
Tapi entah mengapa, saat ia membuka pintu tersebut, penciumannya menangkap aroma asing tetapi begitu manis seperti perpaduan Vanilla dan Sunkist yang segar. Jeno mengernyitkan dahi lalu berjalan ke kamar, aroma manis tersebut tercium semakin pekat saat ia perlahan berjalan kearah Donghyuck yang masih terlelap.
Jeno merasa..., Ia harus selalu mencium aroma ini, ia mabuk akan aroma ini. Ia perlahan merasakan nafasnya memburu dan lehernya mulai tercekat. Tanpa sadar, Jeno perlahan naik ke kasur dan mengukung pria manis yang terlelap tersebut.
Tangan Jeno tergerak begitu saja untuk membelai pipi gembil Donghyuck lembut, perlahan Jeno mulai mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Donghyuck yang ia rasa merupakan titik bau manis tersebut menguar.
Napas di paru paru Jeno seperti meluap habis saat pria manis tersebut menggeliat pelan dan membuka matanya perlahan. Bukan halusinasi, tetapi mata Jeno benar benar mendapati kedua manik Donghyuck menjadi warna Golden Honey yang begitu indah.
"H-haechan?..."
"J-Jeno?.., Sedang apa k-kau?..." Lirih Donghyuck
Jeno ingin sekali memukul dirinya karena lancang mengunci pergerakan Donghyuck dan ingin segera beranjak dari atas tubuh pria manis itu. Tapi seolah ada yang menguasai dirinya, ia tetap mengukung Donghyuck dan mendekatkan wajahnya perlahan.
"M-maafkan aku, Haechan..."
"A-aku adalah m-mate mu..." Lanjut Jeno.
Entah mengapa tubuh Donghyuck terasa begitu lemas dan kosong. Tubuhnya seperti sudah tidak mempunyai bobot sedikitpun. Ia ingin memberontak tetapi tidak bisa.
Hingga kedua belah bibir tersebut bertemu, masing masing merasakan perbedaan suhu yang kontras dan tidak ada pergerakan apapun. Hanya sekedar menempelkan bibir, tidak lebih.
Donghyuck merutuk dalam hati, bagaimana bisa jantungnya berdegup sangat kencang dan malah memejamkan matanya. Saat Jeno menjauhkan bibirnya, Ia merasakan napas mereka saling beradu tetapi tidak ada satu percakapan yang terlontar.
Jeno kembali mengusap pipi Donghyuck dan menekankan ibu jarinya di bibir pria manis tersebut, "A-aku minta maaf..."
Donghyuck masih tidak mau menatap kearah Jeno dan menutup matanya rapat rapat, "P-pergilah. Aku yakin kau mau ke suatu tempat, Nanti a-aku bersihkan tempatmu."
Jeno menempelkan dahinya ke dahi Donghyuck lalu mengusap rahang Donghyuck sebelum akhirnya bangkit berdiri dan pergi.
Donghyuck mengamati bunyi langkah kaki yang mulai menjauh dan pintu ditutup. Perlahan ia membuka matanya dan menatap langit langit kamar Jeno dengan tatapan kosong. Donghyuck memegangi bibirnya.
"M-mate katanya?... Apa apaan..."
Perlahan, Donghyuck mendudukkan dirinya lalu menyibakkan selimut tebal yang menyelimuti dirinya. Tetapi, ia menyadari sesuatu. Sebelumnya ia menggunakan kaos putih dan celana Jeans, mengapa sekarang tubuhnya malah dibalut dengan kaos Hitam dan celana santai berwarna hitam? Donghyuck berjalan menuju kamar mandi Jeno dan bercermin. Donghyuck terpaku melihat pantulan dirinya sendiri.
"K-kenapa bisa..." Lirih Donghyuck sambil memegangi kedua kantong matanya. Ia melihat kedua matanya berubah warna seperti bagaimana ia harus menggunakan Thermal miliknya, tetapi ia baru saja meminum darah Minhyung, bukan? Lalu mengapa warna matanya berubah?! Dan juga, mengapa tubuhnya sudah ditutupi oleh baju milik Jeno?!
Donghyuck menyalakan air keran dan membasuh wajahnya dengan terburu buru. Ia mendengus kesal sambil memegangi sudut wastafel dengan kedua tangannya. Ia menunduk dan mencoba menetralkan deru napasnya, sehingga warna matanya kembali seperti sedia kala. Sekarang, ia hanya perlu mencari bajunya. Mulai sekarang, Donghyuck menetapkan Jeno sebagai orang bejat.
Mungkin tidak masalah dengan pelukan tadi malam, tapi tidak dengan ciuman tersebut. Bahkan saat Donghyuck terbangun, ia tetap bersikeras dan tidak beranjak dari atas tubuhnya, gila. Orang ini tentu berbahaya.
Donghyuck dengan segera keluar dari kamar mandi dan kamar Jeno. Ia berkeliling untuk mencari ruang laundry milik Jeno; berpikir, mungkin saja ia muntah di bajunya. Sebab, Donghyuck berasumsi kalau tadi malam, ia pasti mabuk berat.
•••••
TBC
MANTAP, ALURNYA SUDAH MULE NGACO:" )
MONMAAP KALO NGACO YE SYENG, SMOGA SYUKA:" )
Don't forget to Vote, Comment and Follow me💖

KAMU SEDANG MEMBACA
Master Vamp ;NoHyuck
FantasyRather than Master, you're better to be called baby. [YAOI] [BXB] [VAMPIRE] [ABO] HOMOPHOBIC? NAGA AWAY JUSEYO! ©Caramelizedbear, 2020 Highest Rank #61 - Markhyuck - 02/04/20 #101 - Vampire - 09/05/20 #649 - Fantasy -07/05/20 #4 - Nohyuck - 03/06/20...