4

11.7K 1.2K 41
                                    

Donghyuck menggeliat pelan saat merasakan cahaya matahari mulai mengusik suhu permukaan kulitnya. Perlahan ia membuka matanya dan melenguh pelan saat menyadari bahwa dia tidak terbangun dikamarnya, lagi.

Ia menarik selimut sebatas hidungnya lalu meraba sisi kosong kasur yang ia tempati, "Oh syukurlah. Ini kamar Minhyung, aku kira ini kamar si tolol itu."

Ya, si tampan nan tolol tempo hari itu.

Donghyuck mencoba mendudukkan dirinya lalu melihat sekitar; memastikan keberadaan pemilik kamar. Ia tidak menemukan sosok siapapun, tetapi ia masih bisa merasakan suhu tubuh Minhyung yang masih tertinggal di sisi tempat tidur dan disekitar lemari pakaian Minhyung.

"Aku rasa dia baru saja pergi ke kantor, sebaiknya aku pergi dari sini sebelum dia mengunciku disini, heol."

Donghyuck dengan segera bangkit dari tempat tidur dan merapikannya. Ia berjalan keluar dari kamar dan menuju dapur Minhyung untuk mengambil susu. Namun, sebelum ia berhenti tepat di depan kulkas, matanya tertuju pada British Breakfast yang sudah tersaji di meja makan dengan sebuah note kecil di talas piringnya.

"Jangan berkeliaran terlalu jauh, habiskan sarapannya lalu berberes. Aku yakin darah kemarin cukup untuk membuatmu buncit, maka dari itu berolahraga lah. -Lee Minhyung."

Donghyuck mendecih membaca note yang ditinggalkan oleh kakaknya, "belum saja kulemparkan sendal di wajahnya." Protes Donghyuck lalu menarik kursi meja makan untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan.

Ia dengan segera menyendokkan makanan tersebut ke mulutnya agar ia bisa memulai pekerjaannya sebelum Minhyung pulang dan mengatainya buncit. Dasar Lee Minhyung tidak tahu diri, padahal apartmentnya dibersihkan oleh Donghyuck!

Selesai menyantap sarapan, Donghyuck segera mencuci piringnya dan melanjutkan untuk mengepel lalu menyiram tanaman hias kakaknya yang berada di balkon. Padahal, ia juga punya apartment yang harus dibersihkan!

Syukur Minhyung memberi dia makan. Jika tidak, mungkin Donghyuck akan mencabik Minhyung dengan giginya lalu membuang mayatnya di sungai karena membuatnya harus bekerja Rodi.

Padahal, apartment miliknya saja tidak pernah tersentuh sapu.

Mengingat kalau Donghyuck tidak bergantung pada kakak tirinya itu, ia pasti akan masa bodoh dengan Minhyung. Apalagi dengan sifat tukang suruhnya, ugh!

***

"Sir, rekap data pengeluaran bulan lalu sudah dicetak, apa perlu saya bawakan sekarang?"

Pria bersetelan kemeja putih dengan lengannya digulung sebatas sikut sedang memandangi pemandangan taman rindang yang berada di halaman samping ruangannya, "Oh, ya. Minta tolong ya. Dan boleh sampaikan pada divisi manajemen untuk menelpon perwakilan divisi lainnya untuk datang ke ruangan Mister Taeyong? Tolong beritahu bahwa itu perintah Mark Lee."

"Siap, Sir." Final pria tersebut sebelum akhirnya memberikan bungkuk hormat lalu meninggalkan ruangan

Di dalam ruangan tersebut terdapat desk yang terbuat dari kayu hitam se paket dengan papan nama yang terukir dengan tulisan berwarna Silver; Mark Lee.

Mark kembali menikmati hijaunya taman terawat itu setelah sekretarisnya pergi untuk menjalankan perintah yang baru saja ia lontarkan. Namun tak berseling lama, pintu ruang kerja Mark kembali diketuk dari luar, "Excuse me, Sir. Do you mind?"

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang