17

6.3K 839 106
                                    

Minhyung tak sengaja menatap lama manik Donghyuck yang masih menatap sayu kearahnya, ditambah Donghyuck yang masih terisak pelan sembari meremat kemejanya.

Ia bisa merasakan punduknya meremang, kepalanya berdenyut, dan napasnya mulai memburu, Minhyung memukuli dadanya dan mencoba  mengatur deru napasnya. Bahkan ia juga meringis kesakitan namun ia coba tahan dihadapan adiknya agar tidak semakin memperkeruh suasana.

"H-hyungnh... M-matamu...." Lirih Donghyuck.

Minhyung menautkan dahi mendengar ucapan Donghyuck, "H-hah? Ada apa dengan mataku?" Tanya Minhyung ragu. Ia dengan segera beranjak dari kasur Donghyuck dan menuju cermin di ruang ganti adiknya.

Dan benar saja, Mata Minhyung berubah menjadi warna silver yang siap mengubah sosoknya kembali menjadi seorang vampir. Bahkan gigi taringnya sudah mulai memanjang. Minhyung terkejut  karena ini pertama kalinya ia berubah wujud diluar dari kendali dan kesadarannya. Apa ini karena batin?

Apa karena Donghyuck kesakitan sampai ia berubah diluar kesadarannya? Minhyung menggeleng kepala, mungkin hanya kebetulan. Ia mengabaikan perubahan dirinya dan kembali menuju Donghyuck.

Saat Minhyung kembali ke kamar, ia mendapati Donghyuck sedang mencoba merangkak turun dari tempat tidurnya dan terjatuh, "Hyuck! Aku sudah bilang diam saja disini!" Seru Minhyung sembari mencoba kembali mengangkat tubuh Donghyuck kembali keatas tempat tidur.

Namun saat mendongakkan kepala, warna mata Donghyuck terlihat semakin kontras dan wajah sayu nya semakin terlihat. Dan ia Donghyuck mencoba mengatakan sesuatu pada Minhyung, namun hal itu hanya membuat Minhyung menautkan dahi lalu mendekatkan telinganya kearah Donghyuck.

"M-maafkan a-aku hhyungnh... T-tapi tolong aku...." Bisik Donghyuck lirih.

"Sudah sesakit itu, hyuck? Kalau begitu, kita kerumah sakit sekarang! Ayo." Seru Minhyung lalu mendudukkan Donghyuck di ujung tempat tidur. Minhyung segera merapikan penampilan Donghyuck dan kembali mengancing kemeja adiknya. Namun, perlahan jemari Donghyuck menarik pelan kerah kemeja yang Minhyung pakai lalu mengusap kelopak mata kakaknya.

"No... I-i mean, p-please use me hyungnh... L-let's make out..."

***

Jeno mulai dibanjiri keringat dingin. Saat ia kembali ke halaman kantor setelah memarkirkan mobilnya, ia sudah tidak menemukan keberadaan Donghyuck. Dengan segera ia berlari kedalam untuk mencari Donghyuck di ruangan Minhyung.

Ia sempat berpikir dulu sebelum mengetuk pintu Minhyung, bagaimana jika Minhyung sudah di dalam? Bagaimana jika Minhyung menanyakan keberadaan kerabatnya itu? Sungguh, itu menghantui Jeno.

Tapi ia mencoba menepis pikiran tersebut lalu mengetuk pintu tersebut sekilas, namun ia tidak mendengar barang suara napas di dalam sehingga ia membuka pintu dan melangkahkan kaki masuk.

Jeno melihat sekitar namun tidak ada hal yang menandakan ada seseorang disini, entah setelan Jas yang menggantung, ponsel di meja ataupun suara. Jeno menautkan dahi dan berjalan menuju taman yang berada di teras samping ruangan Minhyung—tempat dimana kerabat Minhyung, Donghyuck, memunculkan dirinya.

Mungkin saja ia kembali bermain disitu, tetapi, tetap saja. Di taman itu juga tidak menampilkan satu sosokpun.

Jeno berkacak pinggang dan mendecak, ia takut jika Donghyuck diculik atau sejenisnya. Akhirnya, dengan segera ia meninggalkan ruangan Minhyung lalu kembali ke lantai utama.

Jeno langsung berlari menuju ke meja Receptionist yang berada di lobby utama. Mungkin saja, mereka melihat keberadaan Donghyuck.

Receptionist mendongakkan kepala dan membungkuk hormat saat mendapati Jeno mengetuk meja perlahan, "Halo tuan Jeno Lee, ada yang bisa dibantu?" Ucap receptionist itu ramah. Jeno yang terlihat gugup dan tergesa hanya bisa menghela napasnya boros, "Uh begini, apa kau melihat pria bertubuh kecil dan menggunakan Jas abu? Uhm, rambutnya berwarna coklat..." Seru Jeno tergesa.

Namun, wajah receptionist yang kebingungan membuat Jeno kehilangan akal, Ia seperti tidak menemukan jalan keluar, "Uh ya! tadi dia turun dari mobilku di depan lobby, kalian tahu mobilku kan?"

"Ah! Ya, Pria yang sebelumnya bersama tuan Mark Lee, bukan?" Ucap receptionist itu meyakinkan. Dan akhirnya, Jeno bisa bernapas lega.

"Ya! Apa kau melihatnya?"

"Saat ia turun dari mobil anda, Ia langsung pergi keluar dari halaman kantor. Dan, setelah itu saya tidak melihatnya kembali, Tuan."

Jeno menautkan dahi, "hah?! Ah, baiklah. Terimakasih!"

Dengan langkah tergesa dan napas yang memburu, Jeno berlari menuju ke parkiran basement dan memasuki mobilnya. Dirinya semakin dibanjiri keringat, Ia segera membuka jasnya.

Saat mencoba menyalakan mobil, Tubuhnya terasa semakin panas, kepalanya berdenyut hebat. Jeno segera menyalakan pendingin dan mengatur menjadi suhu paling maksimal, namun tidak memberikan efek apapun padanya.

Jeno meremat helaian rambutnya dengan keras, dan memijit pelipisnya untuk meredakan denyut di kepalanya, tetapi tetap saja malah semakin terasa denyutannya. Ia memukul stir mobilnya sehingga membuat suara dentuman yang cukup keras.

Ia mencoba menggeser kaca spion tengah mobilnya, dan ia sangat terkejut saat melihat wajahnya yang memucat, dibanjiri keringat dan warna matanya kembali menjadi orange kecoklatan.

***

TBC

Halo, hihi. Aku tau kalian bakal ngehujad, jadi Ayen gamau nulis bacotaan:"")

Smoga suka ya saiank:""") hehe






Pokoknya kan ayen dah bilang, setelah puasa, kita pasti bakal parti(´ . .̫ . ')

Hehe

Don't forget to Vote, Comment and Follow me🌻

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang