27

4.3K 512 29
                                    

⚠️sedikit gore📢🙂


"Izin komandan! Tresspasser itu kembali!"

Tubuh Marco membeku sesaat, Ia segera menarik Hexane kedalam dekapannya dan menutup telinga Hexane, "Ya, kembali ke perbatasan!"

"Siap!"

Setelah langkah berat pasukan tersebut telah terdengar menjauh, Marco mencoba untuk mengatur detak jantungnya. Berdebar karena kepanikan dirinya sendiri.

Ia takut bahwa semua ritual yang telah dilakukan ke Hexane akan sia sia. Ritual yang memaksa Hexane untuk melupakan apa yang terjadi pada dirinya dan memorinya.

Bagaimana jika Hexane kembali meneriaki nama tersebut dan akan kembali membangkang demi bajingan tersebut, Jevano Lee.

Sementara Hexane tampaknya tidak merasa curiga dengan hal tersebut dan malah membuat dirinya nyaman didalam dekapan kakaknya itu, "M-marco, apa kau akan pergi?" Lirih Hexane di ceruk leher Marco.

Marco sedikit tersentak, ia daritadi melamun memikirkan hal tersebut, dan mungkin,  Ritual tersebut benar benar berhasil. "Yes baby. Maafkan aku ya, aku harus kembali ke perbatasan. Tetaplah disini, okay?" Ucap Marco lembut sembari mengusap kepala Hexane lembut.

"T-tetapi, aku takut Marco..."

Menghela napasnya pelan, Marco meregangkan pelukannya dan menatap Hexane, "What are you afraid for hmm?" Marco mengusap pipi Hexane lembut dan merapikan helaian rambut yang menutupi dahi adiknya.

"The nightmare i had before, Marco..."

Marco hanya tertawa sekilas dan memegang kedua sisi wajah Hexane, "Me just Me, you just you. There's no another Marco and Hexane in this world, in our world, Hexane Lee. It's only us."

Hexane hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Marco, "Promise me that you won't hurt yourself?"

"Promise." Balas Marco dan kembali memeluk Hexane sekilas, "Okay, i have to go now." Marco segera beranjak dari tempat tidur Hexane dan melangkah cukup terburu buru. Belum sempat Marco memegang knop pintu tua tersebut,  Hexane kembali memanggilnya.

"Marco"

Marco berhenti dan membalikkan badannya, matanya bertemu dengan tatapan Hexane yang begitu lembut menatapnya, "Im so thankful that you exist in my life."

***

"Hanya ini?"

Salah satu tersebut prajurit hanya mengangguk, "Ya, dia mungkin mencoba melewati pohon, namun sayangnya ia gagal. Sehingga pasukan lainnya dengan segera memenggal kepalanya."

Marco mengacak surainya kasar dan menghela napasnya, "Dan kalian memanggilku hanya untuk sampah ini?!" Seru Marco.

"Kalian sudah mengatasinya bukan?! Kalian sudah dilatih untuk mengurus hal hal seperti ini bukan?! Maka lakukan saja apa yang harus dilakukan selanjutnya! Cepat kubur tubuhnya dan bakar kepalanya!" Geram Marco. Ia meninggalkan barisan pasukan perbatasan yang sedang memegang mayat tanpa kepala tersebut.

Para prajurit akhirnya bubar dan segera melaksanakan perintah Marco. Bahkan ada beberapa prajurit yang mati karena serangan tresspaser tersebut, Raven.

Sementara, satu orang menyaksikan semuanya.

Ia menatap kepala yang dibawa oleh salah satu prajurit dari si bajingan itu, Marco.

Berkat pengorbanan Raven, Jevano bisa naik ke pohon menjulang tinggi di perbatasan. Jevano menatap kearah kepala Raven yang masih meneteskan darah. Ia memegang katana miliknya dengan penuh amarah.

Jika emosi Jevano tidak tertahan, ia bisa saja melompat dari pohon untuk memenggal kepala Marco dengan mudah. Namun jika ia melakukan itu, ia tau rencanannya akan sia sia, dan ia akan kalah jumlah.

Marco sudah pergi menjauh dari barak, bahkan aromanya sudah tak ada lagi terasa di penciuman Jevano. Ia mencoba mengontrol deru napasnya saat prajurit yang membawa kepala Raven sudah berdiri disamping bara api.

Dan, tanpa ragu prajurit tersebut melempar kepala Raven ke tumpukan kayu membara tersebut. Jevano menunduk terdiam, ia menangis. Rasanya sangat sakit.

Ia harus melihat bagaimana sahabatnya mati dengan cara yang tragis. Jevano kembali teringat dengan ucapan Raven sebelum ia pergi entah kemana. Tetapi, siapa sangka, Raven ternyata mengetahui rencana Jevano dan rela berkorban  untuknya.

Jevano hanya bisa berharap agar Raven bisa bertemu dengan matenya disana, Jaeson Napoleon. Dulu Jaeson berkorban untuk melindungi Raven, dan sekarang, Raven harus pergi untuk melindungi dirinya.

Kulit Raven mulai melepuh dan meleleh di bara api, Bahkan Jevano sudah mulai melihat tengkorak wajah Raven.

Ia menggeram marah, ia menggeram dalam hati. Jevano mencoba mengumpulkan fokusnya dan berjanji pada dirinya sendiri.

Bahwa ia takkan membuat pengorbanan Raven sia sia begitu saja.

Akhirnya, Jeno beranjak berdiri. Mata indahnya bersinar terang dan ia menautkan alisnya dalam, ia harus mengejar si bajingan Marco itu. Jevano melompat dari ranting pohon yang tinggi sembari melihat sekitar. Ia menggeram marah saat tidak menemukan siluet tersebut. Padahal ia yakin bahwa Marco pasti belum pergi sejauh itu.

Napas Jevano mulai terengah, ia berhenti di salah satu pohon yang dekat dengan bangunan tua berbahan bata. Ia meringis kesal, ia sudah kelelahan. Terpaksa, ia harus menggunakan kemampuan terakhirnya.

Jevano perlahan mengatur deru napasnya seakan akan sedang melakukan meditasi, ia membuang napasnya boros lewat mulutnya dan mulai menghirup dalam udara dingin ini. Ya, kemampuan terakhirnya adalah penciuman dari sosok serigalanya. Ia mengernyit dan kembali menghirup perlahan, sesekali ia mendapatkan bau samar tetapi sepertinya bukan yang ia inginkan.

Menghela napasnya kasar, ia mulai merasakan hidungnya perlahan mati rasa karena udara dingin, dan sekarang, hembusan angin semakin kencang. Ia mulai menggigil dan merasakan hidungnya seperti ditusuk, tetapi masa bodoh. Jevano mencoba fokus dan perlahan menarik napasnya.

Dan hidungnya menangkap satu aroma dari arah timur kota, sepertinya.

Pupil mata Jevano membulat sempurna, jantungnya seketika berhenti berdegup. Aroma ini, Milik Hexane Lee.

"Hexane!" Bisik Jevano. Ia mengeratkan katana-nya dan mulai melompati ranting tersebut menuju aroma Hexane menguar.

Im coming, Hexane! I won't let you go!

***
TBC

Tau raven siapa dong ya🙂🧎

Kayanya sekitar chap 40 deh🙂👉👈
Hehe

btw, Maap yg nagih book lain,
aku mumetDraft2ku kyk smpah🙂🧎🚮

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang