30

6.7K 438 56
                                        

Mark menautkan alis, Ia berulang kali menatap sosok bermanik coklat caramel itu bergantian dengan sosok Haechan yang terlelap di balik selimutnya dengan tenang. Ia seperti melihat Haechan, tetapi rasanya bukan, tapi aura mereka seolah satu. Sosok tersebut hanya tersenyum dan meraih telapak Mark, "Don't worry about him, he's always there."

Terkesiap dan merasakan jantungnya sempat berhenti berdegup dengan ucapan sosok itu, Mark menjelajah sekilas.

Ya, dia pernah mendengar itu, dari gumam Haechan dalam tidurnya.

"Im always here." Gumam Mark. Ia tersadar dan kembali menatap manik karamel yang hangat itu, "H-hexane?"

Sosok tersebut hanya tersenyum dan menarik Mark perlahan, mereka melangkah beriringan. Sampai tangan Mark tidak lagi berpegang pada kenop pintu dan pintu tersebut perlahan hilang dilahap cahaya benderang. Langkah mereka terus berlanjut melewati ruang cahaya ini sampai Mark perlahan mendengar samar bunyi air mengalir dan kicau burung.

Seiring bunyi samar terdengar, tubuh sosok itu juga perlahan terlihat jelas setelah diselimuti cahaya. Saat satu titik mulai melebar, kulit Mark bisa merasakan suhu yang cukup sejuk namun terasa lembab, aromanya yang begitu khas dengan tanah basah dan lumut bebatuan. Langkah terakhir, dan cahaya itu menghilang begitu saja di belakang Mark, begitu pula pintu kamarnya.

Sosok itu berbalik dan kembali tersenyum, "Welcome Mark."

Angin sejuk yang menerpa seolah tidak berguna, napas Mark tercekat dan ia berputar ditempat untuk menelaah tempat ini, "Where are we..."

Sosok tersebut menatap kearah kabin tua tersebut dan menghela sekilas, "Her house

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok tersebut menatap kearah kabin tua tersebut dan menghela sekilas, "Her house." Singkat sosok tersebut.

Her?

"Yeah, my mother's. This is where i belong before Marco's father came and take my mother as his." Lirih sosok tersebut tanpa melunturkan garis senyuman lembut di wajahnya. "So, yes. Im the reincarnated soul into your brother's body, Hexane Lee."

Seolah akan terlepas dari kulitnya, kuduk Mark merinding sempurna. Apa yang terjadi, apakah keputus asaanya begitu besar sampai Tuhan seolah memberinya kesempatan untuk menuntaskan segala perkara masa lalunya?

Ah tidak. Ini bukan masa lalu miliknya dan Haechan. Ini adalah masa lalu jiwa reinkarnasi, Mark mungkin bisa dibilang 'diutus'. Walau sesekali Mark merinding kembali saat mengingat bahwa orang didepannya adalah orang yang berinkernasi ke tubuh adiknya. Bisa dibilang ia sedang 'berkunjung' ke alam baka...

"Ini bukan alam baka, Mark. This is real."  Celetuk Hexane. Sontak Mark terkejut dan terkesiap dalam hati. Sungguh! Ia terkejut dan sangat tidak bermaksud untuk mengatakan hal seperti itu, tetapi apakah ada pintu kamar apartment yang bisa langsung melintas kedalam hutan seperti ini?!

"Ah, i-im sorry. I didn't mean to."

"It's okay. I can read and hear your mind, so don't worry about anything. Let's go in."

Hexane yang terbalut dengan celana bahan selutut dan poet shirt benar benar membuat Mark terpana, Ia tak menyangka bahwa sosok Hexane begitu indah saat berjumpa langsung. Mark yang mengikuti langkah Hexane dari belakang segera menyadarkan diri, menepis pikiran aneh dan mencoba fokus dengan apa yang ia lakukan disini.

Namun sekali lagi, Mark tertangkap. Hexane yang sedikit terengah-engah berjalan di jalan setapak yang perlahan menanjak mulai terkekeh sekilas, "Aku hitung itu sebagai pujian, Thankyou." Celetuk Hexane. Sungguh, jika terus terusan seperti ini, Mark tidak akan bisa fokus dan berpikir jernih. Bukannya apa, tetapi sosok Hexane sesungguhnya benar benar seperti makhluk yang tidak nyata. Terlalu indah.

"Ah, sorry." Seru Mark sembari mengusap tengkuknya tak nyaman. Perlahan melangkah, mereka akhirnya mencapai teras rumah dan Hexane mengeluarkan kunci dari pot bunga yang menggelantung di dekat pintu. Hexane membuka pintu dan Mark lagi lagi hanya bisa terdiam, speechless. Nuansa rumah yang begitu jauh dari kata modern namun bisa memberikan aura yang begitu nyaman dan tentram.

"Come in, Mark."

Hexane melangkah masuk lebih dulu dan membuka jendela kayu yang terlihat rapuh, "Sit everywhere you want-" celetuk Hexane terpotong saat melihat Mark yang sedang menatap beberapa bingkai yang terpajang dan menggelantung di dekat perapian, "or whatever."

Pandangan Mark benar benar tertuju ke beberapa foto yang terbingkai diatas perapian. Foto Ibu Hexane, foto Hexane dan foto Hexane yang di dalam gendongan Ibunya saat masih bayi. Sangat menggemaskan. Mark menarik senyuman dan menoleh kearah Hexane, "Is this you? So cute."

Hexane tak berucap dan hanya mengangguk tersenyum, "Yeah, Bayi itu merupakan anak laki laki menggemaskan tanpa sosok ayah. Tetapi dia tetap bahagia dengan sosok Ibu yang menemaninya." Ucap Hexane lembut, ia menoleh kearah sungai yang mengalunkan bunyi air yang mengalir damai. Menghela napas, Hexane melanjutkan ucapannya, "But not until your father came."

Mark melangkah menuju Hexane yang berdiri di balkon kecil dan menyandarkan kedua sikunya di terali besi tua tersebut, Mark menengadahkan kepala dan menghela napas, "It was Marco's. Tapi tak apa. Since i was his reincarnated body."

"Ibu bahkan berbohong berulang kali demi mendapatkan restuku agar ia menikah dengan Matthias. Ia sempat berjanji bahwa dengan merestui pernikahannya dengan Matthias, kami akan menjadi keluarga bahagia. But not, bukan itu kenyataannya."

Sembari mendengar hal tersebut, Mata Mark menatap foto tersebut dengan penuh rasa menyesal. Mark mengambil bingkai foto lusuh itu dan mengusap wajah bayi yang duduk dipangkuan wanita cantik itu.

"What he did to you, Hexane..." gumam Mark sembari menatap foto tersebut.

Hexane menghela napasnya lalu melangkahkan kaki menuju Mark, Hexane perlahan memeluk Mark dari belakang dan mengecup tengkuknya sekilas, "He kill me, Mark. Dia membunuhku. Membunuh jiwaku and im so tired." Lirih Hexane.

Mark hanya bisa menghela napas dan menaruh kembali bingkai tersebut. Ia membalikkan badannya dan memeluk balik tubuh ringkih itu.

"Aku tidak peduli apakah ini semua nyata atau hanya mimpi burukku, but help me finish this, Hexane.."

Mark mengecup puncak kepala Hexane. Tubuh Hexane terasa sedikit bergetar di dekapannya dan Hexane hanya bisa mengangguk didalam pelukan Mark.

***

Hi gais, met tahun baru!💗

2 tahun ga apdet ya? Wkwkwkwkw maaap banget cinta2q🛐🛐💔 I've through a lot things these past year.

But lets hope for a better one this year😉
Terimakasih juga tetap mendukung Ayen, i lav u semua cintaku❤️🥺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang