23

6.1K 705 66
                                    

Danau terlihat semakin jauh, suhu semakin dingin seiring dengan langkah mereka yang memasuki hutan yang hanya diterangi dengan cahaya rembulan yang berhasil menyelip dari lebatnya dedaunan pohon tua tersebut.

Dingin dan menyeramkan? Tentu tidak. Seiring perjalanan, mereka berbincang dan terlihat menikmati percakapan mereka. Tawa Hexane dan Jevano bahkan selalu terdengar seiring langkah mereka.

"Lihat dirimu. Kau tadi hanya mencoba untuk terlihat keren kan?" Gurau Hexane sembari memegangi lengan mantel Jevano—membantunya untuk menjaga keseimbangan langkahnya ditanah lembab.

Jevano hanya terkekeh, ia melirik sekilas kearah Hexane lalu tersenyum, "Haha, ya... Aku suka dengan  angin musim dingin di dekat danau. Terasa lembab,  jadi tidak akan terasa sakit jika menerpa wajah."

"Wah, kau gila."

"Hm?"

Hexane menarik mantel Jevano lalu melingkarkan lengannya di lengan Jevano, "Hehehe, kau gila. Tidak ada satu orangpun yang menyukai angin musim dingin, Jevano..."

Jevano terlihat cukup terkejut saat Hexane menggandeng lengannya begitu saja. Namun ia tak mempermasalahkan hal tersebut dan membiarkan Hexane menggandeng lengannya, "Tidak, kau salah. Ada satu orang, yaitu aku."

Hexane hanya mendecih pelan lalu tertawa, "hihihi, iya iya baiklah."

"Dan juga satu lagi!" Decak Hexane. Ia mengeratkan gandengannya sehingga membuat Jevano mengalihkan pandangan kearah Hexane. Jevano tak sengaja menatap manik golden Honey Hexane yang terlihat begitu indah, terutama saat cahaya rembulan menyinarinya.

Jevano segera mengalihkan pandangannya dan hanya berdehem, "hmm apa itu?"

Hexane berjinjit dan mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Jevano, "Kau memakai wewangian ya?"

Jevano menautkan dahi dan menghirup aroma di lengan mantelnya sekilas, "Hmm ya, kurasa begitu."

"Ish! Kau ini benar benar tidak asik!" Decak Hexane kesal, Ia mencubit pelan lengan Jevano yang disusul dengan tatapan Jevano yang seolah meminta penjelasan.

"Ada apa hah?" Decak Jevano kesal.

"Sedari tadi kau hanya hah hmm hah hmm! Memangnya kau tidak di ajar alfabet lainnya?"

Jevano akhirnya hanya terkekeh melihat raut wajah Hexane yang menekuk kesal. Dan itu terlihat sangat menggemaskan bagi Jevano.

"Hahaha, oke oke, baiklah. Aku minta maaf. Tadi kau mau bertanya tentang apa?"

"Ish! Baiklah, maafmu ku terima!" Seru Hexane sembari mengeratkan gandengannya di lengan Jevano.

"Ya ya. Tapi, apa kau tidak takut denganku?"

Hexane menautkan dahi dan memutar matanya—seakan akan berpikir, "Hm? Takut? Apa yang harus ku takutkan dari dirimu?" Ucap Hexane menerawang. Jevano cukup terkejut dengan respon pria yang sedang menggandeng erat di lengannya ini.

"Wow, aku terkejut. Asal kau tahu, aku hanya orang asing yang berdiri di sisi danau di tengah musim dingin."

"Ya, lalu?"

"Wah Hexane, kau lucu. Kau benar benar tipe yang mudah bergaul, huh?"

Hexane sedikit menunduk dan menghela napasnya pelan, "Uh, tidak. Aku sebenarnya orang yang tertutup, Jevan. Dan, suatu hari, Ibuku menuntutku untuk membuka diri kepada orang yang membuatku diabaikan olehnya, seperti sekarang ini..." Lirih Hexane.

Setelah mendengar hal tersebut, entah mengapa, Jevano merasa bersalah dan merasakan sesak seolah olah ia sedang dicekik, "O-oh... Aku minta m-maaf, Hexane" bisik Jevano.

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang