13

7K 948 119
                                    

Meeting telah berlangsung kurang lebih satu setengah jam. Minhyung melirik alrojinya resah sesekali, akhirnya ia bangkit berdiri dari kursi dan meminta izin untuk keluar sebentar dari Meeting. Dengan segera ia mengetikkan kontak Donghyuck, mungkin adiknya sudah mengacau di ruangannya hanya karena lapar atau kehabisan cemilan. Biasanya seperti itu. Namun, panggilannya tidak kunjung diangkat oleh Donghyuck dan itu membuat Minhyung semakin tidak tenang.

Ia kembali memasuki ruangan rapat dan menepuk pundak divisi marketing— Lee Jeno. Jeno menolehkan pandangannya dan menautkan dahi saat Minhyung memberikan gestur jemari padanya. Akhirnya, mereka izin dan berbincang sebentar di luar Ruang rapat.

"Ada apa, Sir?" Tanya Jeno memastikan saat melihat Minhyung sibuk mencari sesuatu di saku setelannya. Setelah menemukan benda yang dimaksud, Minhyung mengeluarkan benda tipis berukirkan platinum Card.

"Begini, aku tadi membawa adi—kerabat bersamaku dan ia kusuruh menunggu di ruanganku, jadi, boleh aku meminta tolong padamu?"

"Apa itu, Sir?"

"Tolong bawa dia untuk makan diluar ya, ia orangnya sedikit pengeluh. Jadi aku yakin ia pasti bosan dan lapar menungguku. Dan juga jangan khawatir tentang rapatnya, aku akan menyuruh Renjun untuk menggantikanmu."

Jeno sedikit melongo saat mendengar permintaan Minhyung padanya, dan bisa bisanya orang ini dengan mudahnya memberikan kartu kreditnya pada orang asing, bagaimana kalau Jeno berniat jahat dan pergi bersama kartu itu. Gila. Akhirnya, Jeno hanya mengangguk menyetujui permintaan Minhyung, "B-baiklah, Sir."

"Oh iya, ini kunci mobilku" ucap Minhyung santai sambil memberikan kunci mobilnya.

"A-ah tidak, Sir. Saya pakai mobil sendiri saja, saya bisa saja kurang mengerti cara kerja mobil anda." Tolak Jeno halus. Ia takut membawa mobil Minhyung, bagaimana kalau ia merusak atau menggores barang sedikit permukaannya? Jelas Jeno tidak mau menggantinya, lebih baik ia menggunakan mobilnya sendiri.

"Ah, ya. Baiklah, aku minta tolong ya." Ucap Minhyung tergesa lalu segera mengeluarkan ponsel miliknya dan kembali mengetikkan kontak Donghyuck disana. Sementara Jeno, Jeno sudah melangkahkan kaki di tangga menuju ruangan Minhyung.

Setelah cukup lama menunggu nada panggilan, Donghyuck akhirnya mengangkat telepon Minhyung, "Heol, kenapa kau tidak mengangkat telepon?!"

"Kinipi tidik minging— mengganggu! aku tadi sedang bermain. Tenang saja, aku di teras samping ruanganmu, aku tidak berkeliaran!"

Minhyung sempat mendecak kesal dengan respon adiknya yang tengil itu, namun setidaknya ia sudah mengatakan bahwa ia tidak berkeliaran. Satu hal akhirnya tidak perlu di khawatirkan lagi, "Ck! Iya iya. Aku menyuruh temanku untuk membawamu makan diluar, Meeting ku masih berlanjut. Jadi, pergilah makan diluar atau terserah. Aku sudah menitip kartu padanya, dAN HATI HATI DENGAN PASSWORDNYA!"

"YES! SIAP OM! AKU BEBAS MEMILIH KAN? HEHEHEH" Seru Donghyuck. Minhyung bahkan yakin Donghyuck sedang berjingkrak seperti orang gila. Dan ia bisa merasakan sebelah telinganya berdengung sementara.

"Iya iya! Yang sopan dengan orang itu, Jangan berul— HEH!" Minhyung langsung mendecak kesal saat Donghyuck langsung memutuskan teleponnya saat ia masih berbicara, akhlokless.

Sementara itu, Jeno sudah berada di depan ruangan Minhyung. Ia mengetuk sekilas lalu melangkahkan kakinya kedalam ruangan tersebut. Namun, ia tidak menemukan siapapun disana selain Jas abu yang menggantung di kursi Minhyung.

"Permisi, Sir Mark Lee?" Panggil Jeno memastikan, tadi Minhyung tidak menyebutkan nama kerabatnya, jadi Jeno sedikit bingung harus menyebut nama siapa.

Seketika, ada suara yang cukup familiar menyahut dari teras ruangan Minhyung dengan nada yang terdengar sedikit girang, "Mohon maaf, Tuan Mark Lee sedang Rapat!" Teriaknya.

Syukurlah ada seseorang yang menjawab, Jeno pikir ia akan berurusan dengan mencari orang asing di gedung ini, akhirnya perlahan ia melangkahkan kakinya menuju teras dimana sahutan itu berasal. Namun, tak berselang lama, seseorang berlari dari arah teras dan langsung menabrak tubuhnya.

"Aw! Astaga tuan, aku minta maa— J-jeno?..."

Mata Jeno memicing dan menatap Donghyuck menyelidik, "Haechan?! S-sedang apa kau disini—maksudku, Kau kerabat Mark?" Ucap Jeno hampir berbisik. Maksudnya, bagaimana bisa? Skenario apa yang diberikan padanya? Haechan adalah kerabat Mark? Teman kantornya sendiri?!

"K-kau yang sedang apa disini!?" Delik Donghyuck pada Jeno namun maniknya masih canggung untuk menatap langsung kearah Jeno.

"Aku diutus Mark Lee untuk menjemput kerabat di ruangannya—berarti?"

Sekarang Donghyuck ingin kembali saja ke hutan bersama keluarganya, bagaimana bisa semuanya harus bersangkut paut?! Apa Seoul sudah sampai sesempit itu hingga ia harus selalu berhadapan dengan seorang Lee Jeno?! Dan sialan sekali Lee Minhyung ini, kenapa harus menyuruh seseorang kalau ia sendiri bisa kesini dan membawanya pulang ke apartment?! Pikiran Donghyuck benar benar berkacak pinggang sekarang.

Donghyuck berjalan canggung untuk mengambil Jas yang menggantung di kursi dan segera memakainya, "I-iya! Aku kerabat Mark Lee! Ada masalah apa memangnya?!" Delik Donghyuck. Ia segera melangkah kearah Jeno dan memicingkan matanya, "Dan juga, Mark menitipkan sesuatu kan padamu? Sini!"

Jeno langsung mendecih tidak percaya, ia membalas tatapan Donghyuck tajam dan mendekatkan wajahnya. Sontak, Donghyuck otomatis melangkah mundur sampai ia merasa tubuhnya sudah terantuk di sudut meja kerja Minhyung, "M-mau apa kau?!" Cicit Donghyuck sambil mengalihkan pandangannya—tidak berani membalas tatapan Jeno yang semakin dekat dengan wajahnya.

Jeno langsung terkekeh melihat kelakuan Donghyuck yang tiba tiba menciut, jemarinya langsung mencubit pipi gembil Donghyuck dan menggencitnya menggunakan telapaknya, "Lihat dirimu, kau bahkan tidak berani membalas tatapanku. Dasar anak kucing."

Donghyuck masih menatap sinis pada Jeno. Bisa saja Jeno kembali berbuat aneh padanya. Tetapi tak sadar, bibirnya sudah mengerut kesal, "Berisik!"

"Hihihi, iya maaf." Ucap Jeno lembut sambil melangkah mundur— memberi ruang gerak untuk Donghyuck. Ia mengusap surai Donghyuck lembut lalu mengulurkan telapaknya pada Donghyuck, "Ayo kita pergi?"

Bibir Donghyuck masih mengerut kesal dan mendecak pelan, "Ish! Iya. Awas saja kau macam macam!" Kesal Donghyuck dan tetap membalas tawaran Jeno dan menggenggam telapak besar itu erat. Jeno tersenyum dan akhirnya mereka pergi untuk mencari makanan.

Untuk Donghyuck tentu saja.

***

TBC

AYEN BANGKIT DARI GOA GAEZ:""D paz kLOAR DARI GOA DAPET NONGTIP JSMR SJSJSJSJSJ

SRIUSAN, ERA RIDIN KOK BISA PASAN BANGET SI JENO, JAEMIN, HAECHAN SELALU SE FRAME ATO INTERACT SESERING ITU...

ITU MEMBUATQ BERGEJOLAQ

AUDALA, SMOGA MASI SETIA NUNGGU KELANJUTAN KAPAL KITA, HEHEHEH

DADAHH~~

Don't forget to Vote, Comment and Follow me💚

Master Vamp ;NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang