ASMARA-25

13K 1.9K 323
                                    

Setelah kemarin berkeliling di butik Mbak Dara, kakak sepupu Daffa, pilihan Dila jatuh pada sebuah dress brokat berwarna dusty pink. Freya sampai pangling melihat betapa femininnya penampilan sang sahabat yang selama ini selalu terlihat kasual, Mbak Dara bahkan berdecak kagum.

Dila mengamati penampilannya dari stand mirror kemudian dia melengkungkan senyumannya. Wajahnya sudah terpoles make up. Ponsel Dila berbunyi, menampilkan notifikasi chat dari Daffa yang mengabarkan jika pria itu sudah menunggunya di teras.

Kedua orangtua Dila sedang tidak berada di rumah karena mengunjungi salah satu sanak saudara Papi yang sakit. Dila segera mengambil handbag nya lalu dia turun ke lantai bawah.

"Kakak, gimana penampilan adek?" tanya Dila. Daffa tersenyum tipis dan mengangguk.

"Oke kok," jawab Daffa.

"Oke doang?" Dila cemberut, dia juga ingin mendengar pujian dari Daffa, walaupun dia juga yakin penampilannya bagus.

"Adek cantik, udah ayo nanti telat," ajak Daffa. Dila melebarkan senyumannya lalu dia melangkah bersama Daffa.

"Kakak juga ganteng, tapi lebih ganteng waktu lamaran kemarin."

Daffa ingin sekali mengacak puncak kepala Dila karena gemas tetapi dia menahan diri atau Dila akan marah padanya.

"Yang nikah teman sekolah kakak atau teman kakak di Akmil?" tanya Dila saat mereka sudah dalam perjalanan, setidaknya Dila bisa memiliki gambaran nantinya.

"Teman di Akmil," jawab Daffa. Dila menganggukkan kepalanya. Berarti Dila akan banyak bertemu dengan kekasih tentara atau malah Ibu Persit. Artinya, Dila yakin tidak akan ada drama para cewek ganjen yang menatap Daffa dengan memuja.

Daffa memang tampan. Tubuh tingginya sangat kontras dengan Dila yang mungil. Wajahnya juga tegas, lagi-lagi berbanding terbalik dengan Dila yang cute. Wajahnya selalu datar tanpa ekspresi sedangkan Dila selalu memancarkan senyum tetapi hanya dengan Dila, pria kaku seperti Daffa bisa tertawa lepas.

Sepanjang perjalanan menuju salah satu hotel tempat acara pernikahan itu digelar, Dila terus membicarakan banyak hal pada Daffa yang kadang ditanggapi Daffa karena pria itu lebih banyak menjadi pendengar.

🏵🏵🏵

Suasana ballroom hotel itu amat ramai, Daffa menautkan tangannya di sela jemari Dila, sesekali dia menarik bahu Dila untuk mendekat karena banyaknya orang yang berlalu lalang.

"Mas Daffa?"

Daffa dan Dila refleks menoleh dan mendapati seorang gadis dengan dress biru muda yang membalut tubuh langsingnya. Sea, mantan kekasih Daffa. Tentu saja Dila mengenal siapa Sea Birdella, seorang jebolan Putri Indonesia yang kini menjadi model.

"Kamu ngapain hadir juga di sini?" tanya Daffa.

"Kan yang cewek teman aku, Mas," jawab Sea lalu dia menoleh pada Dila yang berdiri di sebelah Daffa.

Cute, kayak baby mukanya, gemesin.

"Ini calonnya, Mas?" tanya Sea dengan antusias. Untuk seorang mantan, Dila tidak menemukan tatapan kekecewaan dari Sea, gadis itu bahkan berbinar ceria. Daffa mengangguk singkat sebagai jawaban. Sea tersenyum lalu mengulurkan tangannya, Dila segera membalasnya.

"Sea Birdella," ucap Sea.

"Dilara Kencana." Dila ikut memperkenalkan dirinya.

"Dilara mau kado apa? Kemarin aku gak sempat hadir ke lamaran kalian karena ada pemotretan," ucap Sea.

"Kamu ada mau apa lagi, Ce?" Daffa mendelik membuat Sea tertawa. Daffa sudah hafal dengan sogokan Sea itu, walaupun kali ini ditujukan untuk Dila.

"Mas, kenalin sama anggota Mas dong, satu aja. Papa gak mau restuin kalau bukan Abdi Negara," ucap Sea.

ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang