ASMARA-3

18.9K 1.8K 88
                                    

Dila menopang dagunya dengan pandangan kosong ke arah laptopnya yang menampilkan halaman kosong wordnya.

"Bengong aja lo!"

Suara melengking itu membuat lamunan Dila buyar. Dia menurunkan tangannya yang tadi menopang dagu lalu menatap sahabatnya yang baru saja tiba di kampus.

"Bukannya lo janjian sama pak Ibrahim jam 8 pagi? Ini baru jam 8 lewat 10 menit dan lo udah di sini?" Dila menatap sahabatnya dengan pandangan tak percaya.

"Udah selesai, gue cuma disuruh setor print outnya doang, nanti beliau yang periksa," jawab Freya, sahabatnya dengan cengiran santai.

Dila mengamati wajah imut Freya. Sahabatnya ini amat sangat manja, tetapi Dila harus mengakui jika Freya sangat cerdas dan cekatan.

"Yaelah, masih kosong aja tuh halaman word lo," ledek Freya.

Dila menghembuskan napasnya. Dia sama sekali belum menemukan judul dan permasalahan yang cocok untuk skripsinya, padahal semester 7 ini setidaknya dia sudah selesai seminar proposal agar semester depan bisa meneliti.

"Lo ambil aja tentang Triangular Theory of Love, untuk mengukur kadar cinta pada pasangan, nahh objeknya para TNI dan istri mereka, kan lo anak tentara, sesekali manfaatin jabatan bokap lo, terus lo bisa pakai metode kualitatif untuk penjabaran semua jenisnya," jelas Freya dengan penuh semangat.

Dila langsung teringat pada perdebatannya dengan sang Mami yang berencana menjodohkannya dengan salah satu anggota Papinya.

"Sebenarnya kemarin gue mau ambil itu, tapi gak jadi, gue lebih suka tanya ke kakak gue yang cewek tentang Tingkat Stress pada Dokter dan dampaknya pada anak mereka, ketimbang meneliti triangular theory of love pada Ayah-Ibu gue yang udah kentara banget bucinnya," ucap Freya lagi.

"Yaudah deh itu aja, capek gue di genjot terus sama Bu Martha," jawab Dila pasrah. Setidaknya ada Freya yang membantunya kan?

Satu masalahnya selesai, hanya tinggal memikirkan cara untuk menolak perjodohannya dengan anggota Papinya.

"Yaudah kantin yuk, gue laper belum sempat sarapan gara-gara Abang gue buru-buru nganterin," ajak Freya beranjak dari duduknya.

Dila ikut berdiri setelah mematikan laptopnya dan memasukkannya ke dalam tote bag navy yang dia pakai.

🏵🏵🏵

Dila tidak termasuk mahasiswa yang terkenal, tetapi dia juga bukan mahasiswa yang antara ada dan tiada. Setidaknya dengan bergabung di Mapala universitas, dia bisa mengenal dan dikenal mahasiswa dari fakultas lain yang tergabung pada organisasi yang sama.

Di kampus, Dila hanya memiliki 3 orang sahabat yang sangat dekat dengannya. Agnes si kalem, Amanda si telmi, dan Freya si heboh.

"Dil, pulang bareng ya nanti?" ucap Freya saat mereka sedang menunggu kedatangan kedua sahabatnya. Agnes dan Manda.

Freya dan Dila memang tinggal di Jakarta, berbeda dengan Agnes yang asli Depok, dan Manda yang tinggal di asrama mahasiswa.

"Gue naik motor tapi," ucap Dila.

Pulang bersama sudah menjadi kebiasaan mereka berdua sejak masih menjadi mahasiswa baru.

"Ntar gue beliin bensin," ucap Freya yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan Dila. Dila nyengir.

Ponsel Dila berbunyi. Notifikasi chat dari grupnya bersama Freya, Manda, dan Anes.

Bidadari ketemu Jodoh

Mantan (Manda Setan) : Eyy yoyooo, kalian di mana? @frenzy @Dilara @mine

Mine (Umi Agnes) : Wa'alaikumussalam, aku masih di masjid kampus.

ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang