Part 7 : Error

51 5 0
                                    

Sudah lelah hati, lelah pikirkan, sekarang tubuhku juga semakin lelah. Aku sendirian di kamar kos. Suasana kos cukup sepi. Karena tetangga kamar ku banyak yang mudik. Bagiku menikmati waktu seminggu ini terasa begitu lama. Kulihat jam di HP. Masih pukul 8 malam.

Kubuka laptop. Mencoba mencari hiburan. Menonton film atau sekedar memutar musik di youtube. Masih belum mood untuk membaca buku yang baru saja kubeli. Laptopku hang, kenapa lagi ? Yah aku tahu setiap benda pasti memiliki lifetime kurasa karena laptop nya sudah cukup lama. Tapi belum tentu juga, karena terkadang serangan virus bisa saja membabi buta jika sedang terkoneksi jaringan dan membuka situs web yang penuh jebakan. Permasalahan umum yang membuatku selalu bergantung padanya saat itu.

***

Aku mendekatinya dengan ragu dan malu-malu. Saat itu masih kelas X. Masih proses pengenalan dengan teman sekelasku. Aku yang saat itu masih menyukai Rama, belum bisa mengontrol diri untuk berhadapan dan mengobrol dengannya. Terlebih lagi dia begitu cuek dan tak mau ambil pusing dengan lingkungan sekitar. Rama satu bangku dengan Dewa. Mereka berdua bisa dibilang jago urusan komputer, laptop dan sejenisnya. Sehingga setiap kali ada masalah teknis perihal itu, kami langsung meminta bantuan mereka.

Dewa kumintai tolong untuk mengecek laptopku karena terjadi sedikit error yang entah itu apa aku tidak paham. Karena saat itu Dewa terkesan orang yang ramah dan peduli, aku langsung menuju padanya. Tanpa perasaan apapun tapi lebih merasa sungkan karena mengganggu nya yang sedang sibuk mengerjakan. Dia menuju ke bangkuku. Aku duduk kembali dan menunjukkan bagian error di laptop. Dia mengamati sambil berdiri di belakangku. Kami saling mengobrol biasa seputar permasalahan itu. Apa yang menyebabkan error. Karena terlihat tidak begitu jelas dia mencondongkan badannya mengamati layar laptop lebih dekat. Saat itu wajahnya hanya berjarak beberapa senti saja disamping wajahku. Sangat dekat. Kalau aku menoleh sedikit saja ke arahnya pasti sudah tercium dia. Namun itu tidak terjadi karena refleksku adalah diam membatu. Tak berkutik. Hanya debaran jantung saja yang terpacu begitu cepat. Aku mengucapkan terimakasih padanya setelah error itu bisa diatasi.

Aku yang masih menyukai Rama sudah dibuat berdebar oleh Dewa. Aku bingung dengan perasaan itu. Namun aku semakin yakin terus melanjutkan menyukai Rama setelah ku dengar gosip perjodohan temanku, yang memasangkan Dewa dengan Salma. Sampai pada akhirnya aku kembali menyukai Dewa setelah insiden Sukma, dan Salmapun ternyata juga sudah bersama yang lainnya.

KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang