Second Extra

71 4 0
                                    

H

Kebun bunga yang selalu layu bahkan hampir gersang seperti gurun, hari ini terselamatkan. Bunga-bunga bermekaran. Aku gembira. Terasa melayang-layang di atas awan. Ingin loncat-loncat teriak-teriak tapi takut dikira gila. Pada akhirnya hanya bisa gulung-gulung gak jelas sambil rebahan.

Aku mengepack beberapa bekal untuk balik kos besok siang. Biasa anak kosan. Pulang kosong balik mborong. Aku teringat flashdisk yang diberikan Dewa tadi. Katanya titipan Wahyu. Aku menuju kamar adek ku. Meminjam laptopnya karena milikku ada di kosan.

Aman tidak ada virus.

Rupanya hanya berisi file video. Ada banyak film anime disana. Tidak heran karena setahuku sejak SMA dulu Wahyu adalah maniak anime dan game online.

"Dek nonton anime yuk" Aku mengajak adekku nobar anime.

"Nggak deh lagi males" jawabnya sambil rebahan main ponsel.

Ku amati ada beberapa judul anime. Doraemon standby me, Detective Conan the fist , Gintama, Tokyo ghoul, Attack on Titan, dll. Ku putar film doraemon. Sudah lama tidak nonton film andalan tiap hari minggu itu. Disambut lagu pembuka yang sangat familiar terdengar pada menit-menit awal.

"Ya elah mbak. Ngapain nonton film itu. Udah nggak jaman. Ingat umur" ejek adikku.

"Yeee... sewot" cibirku.

Semua tampak biasa. Aku bersiap menikmati film sambil ngemil. Tanpa ku duga gambar berganti dan backsound desahan yang sangat bersemangat terdengar.

"Eeh mbak lu nonton apaan ? Bokep ?" Adekku bangkit dari rebahan dengan girang. Naluri cowoknya bangkit seketika.

"Gilaaaa !!!!" jeritku. Kaget bukan main. Aku auto mengclose video player tersebut.

Beberapa film dengan judul anime itu ku klik satu-persatu dan ku percepat. Ternyata sama. Blue film semua. Langsung ku format flashdisk tersebut.

"Yaaah kok di hapus" adikku kecewa.

"Ee bocah !!! Awas ya nonton gituan. Gak baik buat otak. Dasar mesum !" ancamku pada adekku yang sudah SMA. Meski aku tahu semua cowok itu sama. Setidaknya aku bisa berpura-pura kalau dia dan Dewa adalah pengecualian.

"Lhaaah ente yang nonton kok ngatain ane mesum"

"Hush...mana ada. Flashdisk mbak ketuker punya orang."

Aku kembali ke kamar. Tanpa babibu langsung menelepon Wahyu.

"Halo ? Kenapa Na ?" jawabnya dari seberang.

"Itu flashdisk apaan Tedjo !!!!" Ucapku tanpa sabar.

"Hehe udah terlanjur dilihat ya. Sorry, salah kasih flashdisk."

"Ogaah lah... ngapain juga dilihat !" bentakku.

"Halah nggak usah malu. Gak pa-pa udah 17+ kan. Sudah cukup umur"

"Aseeem !!! Kalau ketemu lagi, langsung aku ruqyah di tempat baru tau rasa"

"Ehehe ya maap"

"Jangan deket-deket Dewa !!! Ntar dia ketularan mesum kaya ente"

"Nggak kok tenang aja. Kan aku deketnya sama kamu."

"Gak bakalan !"

"Iiih...songong. Mentang-mentang udah sama Dewa"

"Auk ah. Gejes. Aku sumpahin ente jadi mantu pak kyai. Biar langsung tobat !"

"Aamiin"

Aku geram dan gemas sekali tiap berurusan dengan Wahyu. Rasanya pengen banget njambak-njambak rambut gondrongnya itu. Memang kalau lagi sehat dia bisa jadi teman dan pendengar yang baik. Tapi kalau mesumnya lagi kumat. Jangan tanya deh, dia nggak bakalan ingat tempat.

KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang