Part 46 : Antusias

38 3 0
                                    

Nit nit nit nit nit

Suara alarm membangungkanku. Ku lihat jam di ponsel pukul 7.15 WIB. Aku terlonjak kaget. Padahal setelah subuh hanya berniat rebahan sebentar dan jaga-jaga buat alarm pukul 5.30. Pasti tanpa sadar sudah ku snooze berkali-kali. Aku duduk selonjor di atas kasur belum sadar sepenuhnya. Sekelebat memori muncul.

Astaga lagi-lagi terbawa mimpi.

Tidak jarang aku begini ketika terlalu antusias menantikan sesuatu. Sama seperti SD dulu ketika hendak pengambilan raport, di hari H aku sudah mengimpikannya. Suasana di kelas menunggu wali kelasku menyampaikan juara tiga besar dan saat hampir terucap aku bangun. Begitupun saat menjelang ujian. Aku sudah belajar semalam suntuk lalu mengimpikan sudah mengerjakan soal dan berhasil. Kenyataan membangunkanku bahwa hari H baru saja datang. Tidak hanya itu, saat study tour SMP, acara wisuda, dan masih banyak lagi.

Untungnya itu hanya mimpi. Tidak berarti apapun dan juga bukan petunjuk seperti mimpi-mimpi para cenayang. Namun beberapa perasaan itu masih ikut terasa meski aku sudah bangun. Seperti rasa tegang saat ujian, senang, kecewa, bahkan sedih. Bergantung bagaimana alur mimpi yang ku dapat.

Tok...tok..tok..

"Hmmmmm" sahutku malas karena masih proses mengumpulkan nyawa.

Pintu kamar terbuka dan sebuah kepala menyembul.

"Jadi keluar mbak ? Mau kemana sih ? Jam berapa ? Motornya nanti siang mau ku pakai lho" tanya adikku bertubi-tubi.

"Iya, habis ini kok. Janjiannya masih jam 9 nanti"

"Laah...buruan mandi kek. Udah hampir setengah 9 gitu"

"Hah ?!" dengan gesit ku ambil ponsel. Memastikan lagi.

Ya ampun aku salah lihat.

Ternyata sekarang sudah pukul 8.20. Secepat kilat dengan nyawa yang baru terkumpul sebagian aku bergegas menuju kamar mandi dengan sempoyongan. Sambil bergerak melihat beberapa benda sekelebat bayangan sisa mimpiku tadi muncul. Beberapa scene abstrak yang tidak begitu jelas datang pergi begitu saja. Aku senyum-senyum sendiri mengingat di dalam mimpi tadi ada adegan mesra bersamanya.

Segitunya ya ngebet banget mau ketemu Dewa sampai mimpi dia duluan.

Terburu-buru aku menyiapkan diri. Merias wajah tipis agar tidak menor dan memakai baju kasual yang nyaman. Aku mengirim pesan pada Dewa.

=================WA================

Gimana kabarmu ?
apakah weekend ini pulang kampung,
ayo kita bertemu.

Aku sdah pulang mggu lalu.
Ada apa kok tiba-tiba ?

Tdak apa.
Rasanya sdah lama sjak
terkahir bertemu.

Haha bgitulah.
Hmpir 2 thn bukan.

Ada yg ingin kusampaikan lngsung.
Apakah kmu keberatan kalau mggu ini ?

yesterday

Baiklah. Tp minggu siang
aku sdah hrs kembali

Sabtu bgmana ?
Jm brapa kmu luang ?

Pagi tidak apa

Jam 9 ? Bisa ?
Sekalian aku ada kperluan

Ok. Bertemu dmana ?

D'bezz Fren ?
Katanya sih bnyak menu
unik dsana. Jd pengen nyoba.

Ok tdak msalah.

Today

Na ? Bgaimana ?
apakah hr ini bisa ?

Maaf, aku kesiangan.

Aku sudah dilokasi

Aku akan brngkat sbntar lagi.

Baiklah. Hati-hati.
tdak perlu buru-buru

Maaf ya hrus nunggu lama

Tidak apa.  Santai aja

=================WA================

Aku mengndarai motor dengan jarum speedometer naik turun antara kecepatan 40 sampai 60 km/jam. Ternyata tempat yang dimaksud Dewa adalah rumah makan sejenis cafe yang sepertinya baru atau bisa saja aku yang baru tahu.

Wah wah wah apa ini ?

Perasaan aneh menjalari. Aku teringat mimpi yang baru saja ku alami pagi tadi. Mimpi yang terasa begitu nyata dan panjang sekali tapi tidak bisa kuingat sepenuhnya apa saja yang terjadi. Beberapa cuplikan-cuplikan muncul dengan sendirinya. Still triggering.

Aku memasuki cafe itu. Mengedarkan pandangan. Sebuah tangan terangkat dan melambai padaku. Aku mendekat dengan perasaan gugup sedangkan dengan anteng Dewa melihatku dari tempat duduknya.

KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang