Menurut pandangan orang usia wanita 24 tahun sudah bisa dibilang cukup matang untuk proses pernikahan. Aku masih dalam proses menginjak usia itu. Karena aku lahir di bulan akhir dan sekarang masih euforia tahun baru, maka aku masih 23 sekarang.
Banyak yang bilang momen sweet seventeen itu perlu dirayakan. Aku bukan tipe orang yang suka merayakan ulang tahun tapi aku tetap menghargai mereka yang sudah mau repot merayakannya untukku. Tapi tak bisa kupungkiri bahwa saat itu terdapat momen berharga di usiaku yang ke tujuh belas.
***
Aku sudah bisa tenang karena tujuan ku berkuliah sudah tercapai dan tinggal menunggu waktu untuk menjalaninya. Aku sudah diterima di kampus yang kudaftar dengan jalur UMPN dengan berbagai perjuangan. Hanya aku yang sudah lega dari tiga pejuang survai SBMPTN itu. Dewa dan Rama masih belum menemukan kampus tujuannya. Aku masih mengurus beberapa berkas untuk proses daftar ulang. Bolak-balik ke sekolah sendirian tanpa pernah berpapasan dengan temanku yang lain.
Beberapa bulan kemudian saat aku bertanya kabar pada Dewa (alasan saja karena rindu tidak chat) ternyata dia mendaftar di universitas swasta jauh di Jateng sana. Aku turut senang dan juga kecewa. Saat ini benar-benar akan menjadi perpisahan. Jarak diantara kami semakin melebar. Dia merantau jauh ke barat dan aku pergi jauh ke timur. Tidak hanya Dewa aku juga bertanya pada teman-temanku yang lain. Raisa sudah lega juga sudah memiliki kampus yang menerima. Nur (cowok) ternyata satu kampus dengan Dewa. Salma merantau ke barat lebih jauh lagi dia di kampus dengan ikatan dinas yang kurasa mungkin akan lebih ketat karena semi-militer. Khamdan (mantannya Sukma) menjadi anak rimba yang merantau jauh ke daerah timur. Rama, Putra, Ari serta beberapa temanku masih belum lolos seleksi dan akan terus mencoba di tahun kedua. Sedangkan yang lainnya memilih untuk bekerja termasuk Wahyu, Windy dan Tania. Dan sebagian yang lainnya aku tidak tahu karena kami tidak cukup akrab.
Momen tujuh belasku merupakan momen berharga dimana aku harus berjuang mati-matian untuk memilih tujuan sekaligus momen sedihku karena awal romansaku yang baru saja dimulai harus terpisahkan. Bukan LDR bukan pacaran. Aku tahu dia cukup peka dan menyadari kalau aku menyimpan rasa meskipun itu tidak terungkap secara langsung dengan kata. Aku melangkah dengan pasti menuju tujuan dan masa depan dengan rasa sukaku yang semakin besar walau masih dalam penantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA [END]
RomanceMenanti adalah hal yang membosankan. Tapi mengapa aku betah melakukannya. Entah apa yang akan terjadi dipenghujung penantian. Apakah hanya kisahku atau hanya kisahmu ? ataukah mungkin menjadi kisah kita ? ..... "Itu...lagi ada yang populer kan. Gima...