Keusilan Risma memang tiada duanya. Dewa yang tidak memiliki salah apapun terseret menjadi korban mak comblang juga. Sebelumnya ada Tania dan Nur. Tania dan Putra. Intan dan Pradana. Sukma dan Khamdan (akhirnya pacaran beneran) Kini pasangan baru Dewa dan Salma. Dewa tidak pusing menanggapinya. Meskipun itu bercanda terkadang juga mengganggu. Tidak bisa looss ngobrol karena kebawa "ciye" dari teman sekelas yang ikut menggoda. Malah justru menciptakan kecanggungan baru di antara mereka yang baik-baik saja.
Pernah terjadi sekali, saat itu Risma menggoda Ana.
"Ciyee yang praktek satu kelompok nyanyi bareng Rama" goda Risma.
"Halah...biasa. Gitu aja lebay" jawab Ana.
"Ihiir...ada yang seneng nih" sahut yang lainnya.
Dewa mendengar itu dari luar saat dia hendak masuk kelas. Masih pagi. Belum ada cowok lain selain dia. Selebihnya hanya beberapa cewek yang datang duluan. Obrolan mereka langsung berhenti saat Dewa masuk.
Kenapa langsung pada diam ? Bukannya biasanya santai saja saling goda begitu.
Dalam benaknya cukup kepo. Tunggu dulu ! tadi kata Risma satu kelompok nyanyi bareng Rama ? Seingat Dewa, Rama satu kelompok dengan Ana dan Putra. Hanya bertiga sedangkan Dewa berempat dengan Tania, Raisa, dan Ari. Apakah ada pasangan baru lagi hasil comblangan Risma ?
Beberapa hari, minggu bahkan bulan, di kelas tidak ada huru-hara Risma menggoda Ana. Justru yang semakin sering malah Tania dan Putra. Dewa semakin penasaran hingga dirinya menyimpulkan sendiri yang entah benar atau tidak. Mungkinkah Ana menyukai Rama ? dan saat itu Risma keceplosan menggodanya ?
Satu semester Dewa berkelompok dengan Ana di mapel sejarah. Semakin dekat baginya untuk melihat gelagat Ana apakah benar menyukai Rama. Beberapa hal entah itu kebetulan atau memang begitu ditemukan Dewa pada diri Ana. Bolpoin yang serupa dan hanya mereka berdua saja yang memakainya, wallpaper robot di laptop Ana dan stiker robot di laptop Rama, dan lainnya. Bahkan sempat-sempatnya Dewa dari kejauhan mengamati ekspresi Ana saat berhadapan dengan Rama dalam diskusi kelompok grup menyanyi.
Semakin bingung dibuatnya. Dewa juga tidak berani bertanya macam-macam pada Rama soal Ana. Takutnya malah dicurigai. Hingga ada yang baru di kelas tiga. Gosip Dewa dan Salma mulai pudar, berganti Salma dan Diki teman sekelasnya (memang lagi PDKT beneran). Dan yang cukup seru adalah Rama dan Sukma (padahal baru putus dengan Khamdan). Dewa tidak tahu harus berkomentar apa dengan yang terjadi ini. Kelas rasa KUA, ya begini.
Bagi Dewa kedekatannya dengan Ana terbilang lebih intensif setelah bersama menjadi partner sebagai sutradara dalam tugas bahasa. Tak segan lagi sering kirim pesan bahkan lebih sering lagi daripada saat menjadi ketua dan bendahara. Namun Dewa juga sedikit ragu, karena tidak hanya dengan dirinya. Ana juga cukup akrab dengan Khamdan dan Nur. Mereka berdua beberapa kali mendapat hadiah pulsa karena sering beli pada Ana (saat itu Ana jadi bandar pulsa yang berjaya, mengalahkan Salma dan Dwi yang bahkan sudah jualan lebih dulu). Hal sepele yang cukup membuat hati Dewa iri. Namun tidak masalah karena setelah shooting film selesai, kenangannya masih terasa. Ana secara pribadi memberikan hadiah untuknya dan teman-teman sekelas menggoda Dewa dan Ana sebagai pasangan sutradara. Biarpun saat ekskul pramuka Dewa masih tetap dipasangkan dengan Vita, sepertinya tidak masalah. Dewa bisa menikmati keduanya.
Saat Ana mengirim pesan meminta bantuannya survai lokasi tes SBMPTN, Dewa langsung membalas setuju. Sebenarnya tidak perlu survai tidak masalah karena Dewa cukup tahu daerah itu dan bisa berangkat sendiri saat hari H nanti. Namun dia mengiyakan permintaan Ana, maju mundur Dewa ingin mengajak Rama (teman yang lainnya tidak bisa) ikut serta karena takutnya nanti canggung kalau hanya pergi berdua. Akhirnya perjalanan survai itu cukup menyenangkan dan membuat Dewa sedikit berdebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA [END]
RomanceMenanti adalah hal yang membosankan. Tapi mengapa aku betah melakukannya. Entah apa yang akan terjadi dipenghujung penantian. Apakah hanya kisahku atau hanya kisahmu ? ataukah mungkin menjadi kisah kita ? ..... "Itu...lagi ada yang populer kan. Gima...