Part 16 : Kabar

37 4 0
                                    

Jumat malam setelah Isya' kami semua berangkat dengan meetpoint di depan gedung perusahaan, hingga akhirnya bus yang membawa rombongan staff desain sampai di hotel kota tujuan setelah 10 jam perjalanan. Hari Sabtu sekitar pukul 5 pagi kami check in hotel.

Setelah sholat subuh di mushola lantai pertama, kami beserta grup yang telah dibentuk sebelumnya mencari kamar masing-masing yang sudah di booking (ada yang dapat kamar di lantai 1 dan lantai 2 sedangkan lantai 3 sebagai aula besar yang bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan bergantung akan diadakan acara apa).

Aku sekamar dengan Devara, Mery, dan Vivi. Di kamar hotel yang cukup luas ini ada dua kasur queen bed dan pastinya dilengkapi dengan kamar mandi yang bersih. Sangat nyaman dibandingkan kamar kosku. Kami hanya menginap semalam dan besok, Minggu jam 9 pagi sudah harus check out agar tidak kemalaman sampai kota asal, karena hari Seninnya masuk kerja pagi seperti biasanya.

Karena pelatihan masih diadakan jam 9 nanti, maka tak kusia-siakan kesempatan beberapa jam ini untuk meluruskan punggung setelah berjam-jam duduk. Devara juga sama. Dia bahkan sudah rebahan duluan, sudah tak sadarkan diri di sampingku. Sedangkan Mery masih asik berponsel sambil tengkurap di kasur sebelah.

"Nggak tidur Mer ?" tanyaku

"Iya nanti nyusul, hehe" jawabnya masih menatap layar ponsel.

"Lhooh Vivi kemana ?" baru sadar kalau belum kulihat Vivi sejak masuk kamar ini.

"Nggak tau tuh, tadi sih katanya kelaperan" jawabnya.

"Oh..nanti bangunin jam 8 ya kalau alarmku nggak kedengeran" pintaku.

"Hehe, kalau aku udah bangun juga lho ya" sahutnya.

Aku terlelap menyusul Devara. Seperti yang kuduga, karena terlalu lelah alarmku jam 8 tidak terdengar atau mungkin dengar namun kumatikan setengah sadar. Hingga akhirnya aku bangun jam 8.40. Ternyata semuanya masih pada molor. Kubangunkan Devara dan yang lainnya. Setengah berlari aku menuju kamar mandi. Secepat kilat aku mandi agar yang lainnya kebagian waktu juga. Hanya sekitar 5 menit. Mandi macam apa itu.

Ku lihat hanya ada Vivi di kamar. Dengan rambut yang masih berantakan dan terus menguap.

"Yang lain mana ?" Tanyaku.

"Nyari tebengan kamar mandi, pada kebelet pup" jawabnya sambil melangkah gontai masuk KM.

"Oh...sia-sia aku ngebut" tak ambil pusing, yang penting aku sudah kena air.

Berpakain rapi dan semprot sana-sini. Sedikit berdandan agar terlihat segar tidak kusam. Kusiapkan laptop dan beberapa alat tulis serta HP yang ku silent. Sudah pukul 8.55. Devara dan Mery belum kembali. Kuketuk pelan kamar mandi. Rupanya Vivi masih asik di dalam, atau jangan-jangan ketiduran.

"Vi....hoi, jangan tidur lagi. Dari tadi kok nggak ada suaranya" candaku

"Ya kali mandi harus berisik" jawabnya dari dalam.

"Aku ke atas duluan ya, udah jam segini. Buruan mandinya" kataku.

"Iyaaa. Cariin tempat duduk. Pokoknya jangan yang paling depan"

"Oke"

Sesuai permintaan Vivi, sudah ku bookingkan tempat untuknya di sebelahku. Tidak yang paling depan namun di tengah-tengah. Jam karet. Yaa sudah biasa. Sudah menjadi hal umum bagi warga. Di jadwal yang tercantum akan di mulai jam 9 akhirnya molor hingga jam 10. Beberapa pemateri yang presentasi di depan masih tampak muda. Mungkin sekitar usia 35 tahun. Kupikir bapak-bapak tua membosankan. Hush gak boleh.

KITA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang