06 | Nevertheless

2.2K 351 232
                                    

Warning! Harsh word, penumpang kapal lain, long part!

Kuharap kalian ngga jengah sama kapal lain, karena semua yang tertulis merupakan bagian dari cerita. Kalau terganggu, jangan perhatikan pasangannya siapa sama siapa, tapi perhatikan alurnya saja.

Di part ini ada flashback Jungri waktu masih di Gurye, xixixi (also kejadian mereka di Gurye merupakan bagian dari ceritaku yang judulnya Kalopsia), dan ada flashback yang lainnya. Makanya no skip-skip ya!

Selamat membaca!

...

Pada sebuah akhir pekan, jauh di luar perkiraan yang terkadang Yerim hanya menghabiskan waktunya untuk bermain bersama Runa seperti membaca buku hingga membantu si kecil belajar merangkak dan berjalan, Oh Sehun menghubungi Yerim untuk menyuruh gadis itu datang ke perusahannya bersama Runa.

Untuk pertamakalinya Yerim membawa Runa ke Seoul. Sebelumnya ketika Yerim pergi ke perusahaan Sehun yang ada di Seoul itu, Yerim pergi sendiri karena masih ada Minho dan kekasihnya yang menjaga Runa di rumah saat itu.

Yerim langsung disambut sekretaris Sehun ketika sampai lobby dan dibimbing menuju kantor utama di lantai paling atas.

Sesampainya di ruangan itu, Yerim amat terkejut dengan situasi ruangan Sehun.

Sofa yang biasanya dibuat rapat pertemuan di tengah-tengah ruangan tahu-tahu sudah tidak ada dan digantikan karpet beludru super luas. Mainan anak-anak berserakan, bola warna-warni, soft teether, playmat juga tergelar di sana, dan banyak lagi. Kemudian sekitar enam orang berdiri berjajar di sisi karpet, membungkuk menyambut kedatangan Yerim. Enam orang itu merupakan wanita usia sekitar dua puluhan dan memakai busana sama, seperti busana babysitter.

Yerim langsung menatap arah meja direktur di mana Sehun melihat kedatangannya.

"O-oppa, ini ada apa?"

Sehun tersenyum miring, senyum yang sulit diartikan, kemudian berjalan menghampiri Yerim.

"Yerim, perkenalkan, mereka babysitter terbaik dan termahal dari yang pernah ada." ucap Sehun menunjuk deretan enam gadis di sana. "Mereka akan merawat Runa untuk hari ini."

"Hah? Kenapa? Aku Mamanya." Yerim menatap tak mengerti, langsung bergerak sedikit mundur memeluk Runa posesif.

Runa, si kecil dengan gigi yang mulai tumbuh dan bisa mulai bicara bergumam riang dalam pelukan Yerim, "Mama .. mama .."

Sehun menunduk tertawa, menjelaskan, "Kenapa kamu khawatir begitu? Iya, kamu Mamanya. Untuk hari ini saja, mereka akan merawat Runa karena aku harus meminjam waktumu selama seharian ini."

"Aku saja? Mau apa?"

Sehun tak langsung menjawab. Dia memberi kode salah satu gadis itu untuk mengambil alih Runa dari gendongan Yerim.

"Rawat dia dengan baik. Dia sudah seperti anakku. Jangan sampai lecet sekecil apapun." titah Sehun tegas.

"Baik, Tuan."

Ketika Runa akan diambil dari gendongannya, Yerim menatap dalam wajah putrinya, kemudian mengecup lama pipi gembil dan dahi si kecil. Baru bisa tega menyerahkannya pada babysitter itu.

"Tolong jaga dia dengan baik. Jangan beri dia mainan yang terlalu kecil, dia bisa menelannya." pesan Yerim.

"Baik, Nona. Kami mengerti."

Setelahnya, Sehun langsung menggandeng tangan Yerim keluar dari ruangannya. Yerim terus menoleh ke belakang untuk melihat anaknya sampai pandangannya terhalang pintu dan menjauh dari ruangan Sehun.

In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang