08 | You Didn't Know Anything About My Life

1.8K 335 111
                                    

Banyak hal terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun.

Pertumbuhan Runa yang sekarang tingginya sudah mencapai pinggang orang dewasa, bagaimana gadis cilik itu sudah bisa banyak bicara dari yang terakhir kali, bagaimana gadis cilik itu sudah bisa memilih sendiri buku dongeng kesukaannya dan membacanya dengan riang di hadapan sang Mama. 

Tangan yang dulunya sangat mungil ketika digenggam hingga terasa rapuh, kini dapat menggenggam erat tangan sang Mama dan memberi kehangatan murninya. 

Gadis mungil itu berkembang dan tumbuh dengan baik. Tangan mungilnya dengan sigap mengusap lembut ketika melihat bulir bening menetes dari pelupuk mata sang Mama. Dan dengan penuh perasaan, berbisik dengan suara hangatnya,

"Jangan menangis ya, Ma. Nanti nenek sedih." si mungil menatap berkaca-kaca dengan mata bulat jernih nya. 

Yerim menyematkan senyum haru, "Darimana kamu tahu nenek akan sedih, sayang?"

"Nenek kan pernah bilang kalau beliau akan sangat sedih ketika melihat Runa dan Mama terlalu banyak menangis. Kalau nenek bisa melihat kita saat ini bagaimana, Ma?."

Bocah berusia sepuluh tahun itu melingkarkan kedua tangannya ke leher sang Mama, mendekat dan memberi pelukan hangat. Menatap batu nisan di hadapan mereka yang terukir nama'Kim Hyorin', meninggal dua tahun lalu.

"Mama tidak menangis, kok." dibalik punggung si putri kecil, Yerim justru diam-diam semakin menangis tanpa suara merasakan tangan mungil itu menepuk-nepuk punggungnya lembut. 

Membalas pelukan sang putri kecil dengan sangat erat yang merupakan satu-satunya harta paling berharga dihidupnya, penguatnya selama ini, alasannya untuk tetap bertahan. 

Sudah dua tahun Ibu meninggal, namun raga nya masih terasa melekat di sisi Yerim. 

Empat tahun lalu, Ibunya berhasil bebas dengan bantuan kerja keras Yerim dan Sehun yang berusaha membuktikan bahwa Ayah Yerim melakukan pemerasan yang melampaui batas hingga membuat Hyorin mencoba membunuh. Motif percobaan pembunuhan Hyorin hanya itu, hanya karena Ayah Yerim memerasnya berulangkali dan kelewat batas. Ketika hendak melakukan aksinya, Hyorin mengurungkan niatnya. Dia berhenti atas kehendaknya sendiri sebelum melakukan pembunuhan itu. Namun saat polisi datang, posisinya sudah terlihat seperti akan membunuh yang membuatnya mendekam dipenjara dengan tuntutan yang dilancarkan Ayah Yerim sendiri. 

Sehun menggunakan pengacara professional terpercaya andalan keluarganya untuk mencoba membebaskan Ibu Yerim. 

Alhasil, karena ketahuan melakukan pemerasan, Ayah Yerim dipenjara dan Ibu Yerim berhasil bebas walau dengan syarat masa percobaan. Tidak apa-apa, yang penting Hyorin bisa bebas. Sebab, mau bagaimana pun, Hyorin bukan pembunuh yang perlu ditakut-takuti. Hyorin hanya nyaris melampaui batas kesabarannya karena orang yang memerasnya juga sudah kelewat batas.

Hyorin sangat senang melihat Runa yang kala itu berusia enam tahun. Dua wanita kuat bersama gadis cilik yang pemberani, sebuah keluarga yang baru saja bersatu dan berusaha menemukan waktu-waktu terbaik mereka. Yerim tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya bisa tinggal bersama sang Ibu yang bebas, mengurangi kekosongan di lubuk hatinya. 

Tanpa dorongan kuat Sehun, Yerim barangkali tak akan berhasil membantu Ibunya bebas. Pria itu berperan besar. 

Namun hanya sebentar saja, hanya beberapa waktu saja kesempatan itu datang, Ibu meninggalkannya lagi. Dan itu adalah kepergian terakhirnya yang tidak akan bisa dibawa kembali.

Ternyata selama di penjara IHyorin menderita penyakit leukimia yang sudah kronis. Hyorin menyembunyikan penyakitnya dari Yerim. Pada perawatan terakhirnya, dia sudah tidak tertolong. 

In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang