10 | That Day

1.9K 303 131
                                    

10 ʏᴇᴀʀꜱ ᴀɢᴏ,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 ʏᴇᴀʀꜱ ᴀɢᴏ,

Dorongan kuat dari dalam perut terasa bergemuruh hebat, naik mengisi kerongkongan. Yerim membekap mulut dan mengeluarkan suara menahan mual begitu merasa ingin mengeluarkan sesuatu dari kerongkongannya.

Di tengah pelajaran Matematika, tanpa sanggup menyempatkan diri meminta izin guru di depan kelas, Yerim berlari dari bangkunya menuju toilet di luar.

Berlutut di lantai dan muntahkan cairan bening pada closet yang rasanya amat menyiksa ketika melewati kerongkongan. Wajahnya memerah, perutnya seperti dililit hebat. Urat pada dahi dan lehernya menunjukkan betapa keras usahanya mengeluarkan semua penyebab mual itu.

Sudah seminggu dia mengalami ini.

Yerim yakin ini bukan sekedar masuk angin atau demam ringan. Gadis itu sudah memikirkan perkiraan terburuk. Tubuhnya merinding setiap memikirkan bahwa hal yang paling ia takutkan akan menimpanya. Raganya seakan tak berdaya.

Suara langkah sepatu terdengar berlari cepat masuk ke dalam toilet.

"Yerim!"

Suara berat pemuda itu membuat Yerim bangkit dan segera membuka pintu toilet setelah mencuci mulut.

Di hadapannya, Jeon Jungkook yang dibalut seragam olahraga muncul dengan wajah panik.

Napas pemuda itu tercekat dengan mata berbinar setelah menemukan gadis yang ia cari nampak pucat, wajah manisnya memendam ketakutan, kedua tangan kurusnya meremat kuat rok seragam sekolah hingga kusut.

Seperti telah mengetahui apa yang baru saja terjadi pada sang gadis, pemuda itu langsung menarik sang gadis ke dalam pelukan, merengkuh erat, mengusap punggung dan membelai rambut dengan lembut. Beruntung toilet sedang dalam keadaan sepi, tidak ada orang lain selain mereka berdua.

Jeon Jungkook sudah cukup gila dengam menerobos toilet wanita. Pria itu panik ketika di lapangan sedang dalam pelajaran olahraga, dia melihat Yerim berlari di lorong dari kelas atas menuju toilet.

Jungkook langsung menyusul Yerim begitu mencoba mendapat izin dari guru olahraga nya.

Gadis itu menangis tanpa suara, Jungkook bisa merasakan baju bagian dadanya basah.

Sungguh, dia juga telah memikirkan perkiraan terburuk sama seperti yang Yerim pikirkan. Batin mereka membisikkan hal yang sama.

Namun, mereka tidak berani mengutarakan perkiraan itu pada satu sama lain. Tidak ada persiapan untuk membahas hal tersebut.

Hingga Yerim memutuskan untuk berkata padanya,

"Bawa aku ke Kota, kita periksa."

Jungkook memejamkan mata, mengangguk mengerti. Dia tahu sudah sejak seminggu ini Yerim sering mendadak mual, dan merasa tubuhnya lemas. Pria itu mendekap semakin erat,

In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang