28 | Kalopsia

1.6K 336 217
                                    

Sudah lima hari sejak Yerim meninggalkan Apartemen nya dengan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lima hari sejak Yerim meninggalkan Apartemen nya dengan dingin. Jungkook tidak bisa menghubungi Yerim atau menemui wanita itu. Di sela-sela kesibukannya, Jungkook mencoba mengunjungi kantor Yerim, namun setiap ia ke sana wanita itu tidak ada di tempat.

Jungkook sendiri tidak ingin datang menemui Runa di saat wajahnya masih membekas memar perkelahian. Dia khawatir membuat Runa ketakutan, dan memang tidak seharusnya Runa melihat kondisinya seperti itu.

Resah, cemas, merasa hopeless selama lima hari itu sangat menyiksanya bahkan mempengaruhi fokusnya. Dia tetap berusaha profesional dan menjaga prinsipnya untuk tidak mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan, atau membiarkan masalah pribadinya mempengaruhi pekerjaannya. Namun sedikit banyak, ia telah terpengaruh sehingga rekan-rekannya sempat mendapati sosoknya yang nampak linglung selama lima hari terakhir.

Terlebih, luka-luka di wajah Jungkook membuat mereka menyimpan tanda tanya besar yang tidak berani diutarakan. Perangai Jungkook yang dewasa, dikenal selalu bersikap tenang sabar ketika menghadapi situasi rumit, serta cerdas, membuat para rekannya sangat terkejut ketika melihat luka-luka bekas perkelahian di wajah pria itu.

Ketika hari ke enam berakhir, saat-saat Jungkook benar-benar merasa tak memiliki harapan lagi, bell apartemennya berbunyi pada pukul sepuluh malam. Jungkook tidak berpikir panjang untuk segera membukanya. Jantungnya berdegub kencang dengan harapan besar bahwa yang akan dilihatnya malam itu adalah wanita yang ia harapkan.

Dan ternyata memang, malam itu sang wanita datang. Dalam balutan dress biru tua selutut, Yerim berdiri dengan kaku di depan pintu Apartemennya.

Jungkook nyaris tidak mempercayai yang dilihatnya.

"Ye-yerim?"

"Aku datang untuk memberikan jawabanku."

Jungkook sukses kesulitan meneguk ludahnya sendiri. Ia segera menarik Yerim memasuki Apartemennya dan menutup pintu. Membawa wanita itu duduk di sofa.

Wajah pria itu sangat tegang, tentu saja sebab keputusan yang akan segera ia dengar ini bagai penentu hidupnya, masa depannya.

Sementara Yerim, entah kenapa, wajahnya tetap tenang. Sulit dibaca. Nyaris seperti terakhir kali Jungkook melihatnya. Padahal jelas ini momen kritis yang sangat mendebarkan.

Wanita itu sedang sibuk mengamati setiap sudut wajah Jungkook. Tersenyum kecil menyadari ketegangan luar biasa pada ekspresi pria itu. Tangannya terulur mengusap lembut sudut bibir Jungkook letak bekas luka yang mulai pudar. Wajah pria itu akan segera kehilangan memarnya.

Jungkook menggenggam erat tangan Yerim yang berhenti di sisi wajahnya. Berharap itu bukan lah usapan terakhir yang Yerim lakukan padanya.

"Jeon Jungkook," panggil Yerim sendu. Dan Jungkook dibuat semakin berdebar tak karuan. Pria itu memasang pendengaran dengan baik-baik, siap mendengarkana apa saja yang akan keluar dari bibir merah Yerim, meskipun jika akan mendengar kalimat umpatan yang sangat banyak, ia siap. "I miss you, I miss us, for this long ten years."

In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang