Warning : Rape mention
Semilir angin sore harusnya membawa rasa kesejukan absolut sore itu, menerpa helai rambut tuk menari-nari. Namun, tidak dengan bara api yang berkobar pada netra dua insan yang saling memandang berhadapan membuat jarak.
Rooftop sebagai tempat pilihan. Baik Jeon Jungkook maupun Oh Sehun, punya alasan masing-masing untuk berhasrat menghempaskan tinju sekaligus menahannya mati-matian.
Niat berbicara baik-baik yang Jungkook rencanakan, seketika goyah setelah melihat apa yang terjadi di depan pintu Apartemen nya.
Keduanya dalam balutan hening selama berdetik-detik lamanya. Berada dalam atmosfer sama yang kian memanas.
Sehun sibuk mengamati ekspresi Jungkook yang sulit terbaca. Namun Sehun tahu jelas ada api kemarahan di dalam obsidian pria itu yang ia sebabkan secara sengaja, membuat Sehun tersenyum kecil diam-diam.
"Mau minum kopi?" tawar Sehun mendadak.
"Tidak sekarang." Balas Jungkook dingin.
"Jadi lain kali?"
"Iya. Aku akan mentraktir lain kali tergantung bagaimana kau bisa menjelaskan maksud dari hal yang kau lakukan di depan pintu Apartemen ku."
Sehun tersenyum tipis.
"Aku berniat menemuimu dengan baik. Tetapi setelah melihat yang kau lakukan tadi, aku sadar aku tidak sebaik rencana ku untuk menemui mu." lanjut Jungkook.
Sehun tersenyum getir mendengar kalimat Jungkook tersebut. "Kita saling mengenal secara tidak sengaja. Kau pasti sudah pernah mendengar tentangku, begitu pun aku."
Jungkook menahan napas menanti Sehun melanjutkan.
"Kau tahu, Jungkook? Sepuluh tahun lalu, aku adalah orang yang paling bersemangat ingin mencari keberadaan mu untuk Yerim. Tetapi seiring berjalannya waktu, aku justru tidak senang kamu kembali." Sehun menjeda sejenak ucapannya, melanjutkan menusuk, "Jika pada akhirnya membutuhkan waktu selama ini, sekalian saja tidak usah kembali."
Jungkook berusaha menelan amarah yang terasa menggelora. Mengepalkan kedua tangan kuat-kuat, "Aku tidak menyangkal semua kesalahanku yang tak terkira. Dan aku tahu, aku berhak bertanggung jawab pada kesalahan yang sudah kuperbuat."
Sehun sedikit meninggikan dagu, "Yerim dan Runa sudah tidak membutuhkanmu."
"Runa membutuhkan Ayah kandungnya. Bukan sekedar Paman."
"Runa tidak butuh Ayah kandung yang tidak pernah ada. Dan Yerim tidak membutuhkan seseorang yang kembali, melainkan dia membutuhkan seseorang yang tidak pernah pergi."
Jungkook membuang napas sekaligus memalingkan wajah, mendorong lidah ke pipi bagian dalam. Sial. Terasa benar. Tangannya mengepal semakin kuat. Kembali menatap Sehun dengan kelewat sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Silence
FanfictionPUBLISHED SINCE : 18 DECEMBER 2020 -DON'T DO PLAGIARISM!- ❝ Setiap sedang disuguhi harapan untuk belajar mencintai, harapan itu dipatahkan. Berulangkali, sampai pada malam di mana ia ditinggalkan bersama seorang bayi di dalam perutnya. Kim Yerim tah...