[Name] masih bungkam dengan tangannya yang tergenggam erat. Ia seperti di paksa mengatakan yang sejujurnya. Tapi masalahnya, [Name] tak bisa percaya begitu saja dengan orang lain.
"... Aoki Masao. itu namaku" ia sepertinya mengetahui rasa takut [Name]. Masao melepaskan tangan gadis itu setelah mengatakannya.
",.. [Name]... Sasaki [Name]" ucap [Name] balik memperkenalkan diri. Nggak sopan kan kalo nggak kenalan balik
"Ooh... maaf tadi membuat mu takut, aku hanya ingin tau. ketika kau menyentuh tanganku, tubuhku serasa menjadi lebih baik" jelas Masao dengan nada yang lebih halus
"Untuk itu... aku rasa kamu tidak akan percaya begitu saja..." balas [Name] sebagai alasan
Namun, Masao justru tersenyum. "Kamu tak ingin memberi tau ku karena aku orang asing kan?" tebakan yang sangat tepat
[Name] terperangah. 'Dia memang nampak berbahaya. tapi... dia hebat!' pikirnya kagum.
Karena kekaguman itu, secara refleks [Name] memperhatikan kembali penampilan Masao. Baju berwarna biru langit dengan garis-garis putih, Masao juga mengenakan haori hitam bermotif sakura putih di bagian bawah. Rambut beliau hitam pendek, dan tak lupa mata kelabunya.
"Ne [Name], apa aku boleh membuktikan bahwa aku bukan orang jahat?" Masao bangkit berdiri, menatap mata [Name] dengan raut seriusnya
Gadis itu tersentak tipis. Tapi kalo di pikir lagi, memberikan kesempatan pada orang lain tidak buruk kan?. Apalagi Masao sepertinya serius ingin membuktikan diri.
Karena itu lah, [Name] hanya mengikuti Masao dari belakang. Mereka keluar dari rumah dan kembali lagi ke tempat awal Masao terjatuh. Tak ada yang berbicara saat mereka berjalan bersama. Masao melewati semak-semak lalu menunduk. Nampak mencari sesuatu.
"Aoki-san?" gumam [Name] seraya mendekat.
Wajahnya berubah terkejut kala Masao berdiri dengan sebuah pedang di tangannya. Sarung pedang itu berwarna putih namun tak melupakan motif sakura berwarna hitam. Tsuba nya berbentuk bunga sakura juga.
"Jangan takut, aku membawa ini bukan untuk manusia" ujar Masao menarik gagang katana tersebut. Bilah berwarna merah muda namun pucat terpampang jelas di depan [Name].
"Pedang ini... untuk oni"
Lagi-lagi ucapan yang membuat [Name] kaget. Ia tau bahwa pedang yang bisa membunuh iblis ialah nichirin. Mungkin inilah pedang yang dimaksud Mika waktu itu. Ketika Masao memasukkan kembali nichirin nya, ia melanjutkan penjelasan.
"Mungkin kamu pernah mendengar tentang makhluk ini. mereka lebih kuat dari manusia. untuk menambah kekuatan, mereka perlu memakan orang-orang. dan mereka hanya bisa di bunuh dengan dua cara. matahari atau nichirin. aku adalah orang yang bertugas memusnahkan iblis bila malam hari tiba"
Raut wajah [Name] belum berubah. "Bukannya itu mustahil? iblis kan berkali-kali lipat lebih kuat dari manusia"
"Ada satu teknik dimana kamu bisa sekuat iblis walau dengan tubuh manusia. namanya pernafasan. gerakan dengan pedang yang bertujuan memenggal kepala iblis"
Iris kelabu Masao meneduh, menatap lagi pedang di tangannya ini. "Secara diam-diam... ada organisasi yang berisi orang-orang khusus untuk membunuh iblis dan melindungi umat manusia di balik bayangan. kisatsutai. itu sebutan untuk mereka mereka"
Dari raut wajah Masao. [Name] melihat sebuah kejanggalan. Pendapat yang belum tentu kebenarannya.
"... dan Aiko-san bukan bagian dari kisatsutai... kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓓𝓸𝓷'𝓽 𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽 𝓜𝓮 [ T. MUICHIRO ] {✓}
Fanfiction𑁍ࠜ·.ˊ Hubungan mereka hanya sebatas teman kenal, bukan lagi seorang sahabat dekat. Keraguan membuatnya tak berani mengungkap. Takut akan jarak yang semakin terbentang lebar ⊹ ˚. " ... 𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑔𝑎𝑡𝑎𝑛𝑘𝑢. 𝑛𝑎...