🌸48🌸

925 120 39
                                    

"KAAAK KAAAK! HARUKA, TANJIROU, GIYUU, BERHASIL MENUMBANGKAN IBLIS BULAN ATAS TIGA"

Suara gagak menggema hampir di seluruh sudut ruangan.

[Name] melebarkan mata dengan senyuman lega. Sedangkan Muichirou hanya melirik sekilas.

"Akaza... Kau gagal"

Tiba-tiba tebasan tak terduga melesat, untungnya Muichirou bisa menghalau serangan tersebut.

"Lemah..."

[Name] mendelik. "Dia kenapa? Marah temennya mati?"

"Ntah" Jawab Muichirou cuek.









"Kamu, terlihat tidak asing..."

Mereka berdua langsung waspada ketika Kokushibou menunjuk sang hashira kabut. Entah apa yang membuatnya memberikan tekanan yang lebih besar di banding sebelumnya. Keenam mata iblis itu hanya fokus pada Muichirou.

"Kau... Namamu siapa?"

"..." Mereka berdua terdiam sejenak.

"Tokitou Muichirou"

"Sōka... Sepertinya nama Tsugikuni sudah menghilang"

"... Huh?"

"Namaku semasa menjadi manusia, Tsugikuni Michikatsu. Kau keturunan dari anak yang aku tinggalkan. Dengan kata lain, kau keturunan ku"

Mata turquoise Muichirou terbelalak bahkan [Name] membuka lebar-lebar mulutnya.

'Aa──DIA GILA?! MANA MUNGKIN!'


Ucapan Kokushibou cukup membuat Muichirou panik. Namun dalam hitungan detik wajahnya berubah datar.

"Jiwa tempurmu luar biasa... Menenangkan kepanikan dalam waktu singkat"

"Oh... Benar juga" Kokushibou seakan mendapatkan sebuah ide. "Kau, jadilah iblis"

Untuk kedua kalinya sepasang sahabat tersebut dibuat syok berat.

"Kau pasti berguna untuk orang itu. Dan sebagai leluhur, aku memintamu menjadi iblis"

"Woouuu tunggu dulu dong" [Name] spontan berdiri. Tubuhnya secara otomatis lupa akan rasa sakit.

"Apa hubungannya kau sebagai 'leluhur' dan meminta Mui jadi iblis?"

"Ini bukan urusanmu. Sebagai orangtuanya. Aku tau apa yang bagus untuknya"

"Kamu bukan orangtuanya. Ayah dan ibu Muichirou berkali-kali lipat lebih baik darimu" Sang gadis menggenggam erat tsuka pedang. Tatapannya tajam.

Muichirou menyentuh bahu gadis itu. "[Name], jangan didengarkan..."

Baru pertamakali [Name] terengah-engah sebab emosi. Tangan turut menyentuh tangan Muichirou. Mencoba tidak terbawa emosi...

"Berhenti berfikir kau bisa mengatur masa depan Muichirou hanya karena kau 'leluhurnya'. Setelah meninggalkan anakmu, tiba-tiba sok akrab dengan Muichirou?!"

[Name] berdecih.

"JANGAN BERCANDA! Mui ya Mui. Tidak ada yang bisa mengatur masa depan Mui selain dirinya sendiri!"









Kasumi no kokyū, ni no kata : Yaekasumi

Sakura no kokyū, ichi no kata : Sakuranohanabira






Kokushibou menghindar serangan kedua pilar itu. Tak memberikan kesempatan, Muichirou kembali menyerang.



Kasumi no kokyū, shichi no kata : Oboro

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang