🌸37🌸

1K 114 21
                                    


Kanamori memandu jalan menuju rumah yang ia gunakan untuk bekerja. Sedangkan Muichirou dan Kotetsu mengikuti dari belakang.

"Setelah mengambil pedang, tolong segera lindungi kepala desa kami!"

"Īe"

"Eeh??"

Tiba-tiba Muichirou menarik baju Kanamori agar berhenti. Ia juga menahan Kotetsu.

"Itte... Lembutlah sedikit" protes anak itu tidak ditanggapi.

Muichirou bersiap dengan pedangnya. Mendekati tempat itu... Hingga sebuah guci bergerak sendiri.

"Hebat bisa menyadari keberadaan ku... Anda pasti hashira kan?" Suara itu berasal dari dalam guci.

Kemudian keluar makhluk abstrak dengan tangan yang banyak dan fitur wajah aneh. Kotetsu dan Kanamori sampai kaget. (Mungkin saking jeleknya)

"Hajimemashite, kalian bisa memanggil Gyokko" Dengan anggunly dia menunduk. "Apa kalian ada waktu sebelum membunuh kalian?"

Kanamori dan Kotetsu segera merapat ke Muichirou.

"Kenapa kalian dibelakang ku?"

"Soalnya nanti kita kenapa-kenapa"

Gyokko langsung memperkenalkan karya pertamanya. Setumpuk mayad lima penempa pedang dengan wujud mengenaskan. Darah segar masih menetes. Di tambah lagi, mereka kenalan Kotetsu maupun Kanamori.

Iblis kurang ajar ini tak berhenti mengoceh memamerkan karyanya. Menjelaskan secara terperinci tentang bentuknya.

"Ooh! Tentu tak sampai di situ, ini bagian terbaiknya!" Gyokko memutar sebuah pedang.

Teriakan sakit seketika menggema. Darah berceceran kemana-mana.

"YAMEROO!"

Kanamori harus menahan Kotetsu dan menghalangi pandangan anak sepuluh tahun itu.

"Oi... Hentikan itu, bedebah" Muichirou maju menyerangnya.







***










JDER!

Sengatan petir yang kuat membangunkan Tanjirou. Pemuda itu berfikir sebentar... Nampaknya Nezuko bangun lebih dulu dan mengangkatnya tadi, lalu mereka tersambar petir.

"KAAAK BANGUN BODOH! CEPAT! CEPAT!"

Suara gagak, Tanjirou yakin itu bukan gagaknya. Dari baunya... Ini gagak [Name].

"TUANKU MEMERINTAHKAN MU UNTUK CARI IBLIS YANG ASLI" Ucap Reina nge-gas sambil terus mendampingi Tanjirou yang menggendong adiknya.

"Iblis asli?!"

"BENAR, KAAK!"


BRAK!

Angin kencang mendorong Tanjirou dan Nezuko hingga keluar dari bangunan. Nezuko terbangun dan langsung memegang pedang kakaknya. Bertepatan dengan jatuhnya rumah itu.





***








'Sial'

[Name] memaksa tubuhnya untuk bangun. Seragam kisatsutai sudah penuh dengan darah. [Name] melepas haori lalu diikat untuk menekan pendarahan di perut.

Berkali-kali mengambil nafas pemulihan serta teknik menghentikan pendarahan. Untungnya lumayan mempan.

"Yosh! Aku bisa──" Mata gadis itu terpaku ke sebuah bilah pedang tak jauh darinya.

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang