ATTENTION
Di sini banyak time-skip ya bund :>
Dan chapter ini akan agak panjang :D
Angin berhembus seakan menyambut kedatangan seorang gadis muda yang berjalan santai di tengah hutan. Siapa lagi kalo bukan [Name]. Ia terlihat biasa saja kala melewati jalan awal dalam pelatihannya sebelum masuk ke tingkat yang lebih sulit.
Kakinya berhenti bergerak. Menatap jalan yang pastinya dipenuhi rintangan dari sang guru.
Senyuman terbentuk di wajahnya. "Tiga puluh pita? baiklah..."
Set!
Gerakan tubuhnya telah meningkat drastis. Mata [Name] melirik sekitar untuk memastikan dimana letak para jebakan.
'Kanan, kiri, dan.... bawah!'
[Name] berhenti. Bertepatan dengan batang kayu yang berayun dari arah kanan. Ia kembali bergerak, menghindari banyaknya kunai yang menyerang dari kiri. Dan terakhir, ia melompati sebuah tanah kosong. Jangan salah, tempat itu berisi jaring yang akan menangkap [Name] jika diinjak.
"Masao-san sedikit kejam ya..." gumam [Name] kemudian tertawa pelan.
Dan ia sampai di pita pertama. Sebelum [Name] menariknya, ia mengambil sebuah ranting yang sengaja ia bawa. Mengikatkan ujung tali pita ke ranting tersebut. Sedikit menjauh, lalu menariknya kuat hingga pitanya terlepas.
Dan ya, air jatuh dari atas setelah pitanya lepas.
"Astaga, aku kasihan pada diriku di umur sebelas tahun" ujar [Name] memandang miris bayangan ketika ia terkena jebakan Masao.
Matanya teralih pada pita yang berhasil ia dapatkan. Sedikit mengulas masa lalu di mana ia bertemu Masao, berlatih pagi sampai sore, bahkan ia beberapa kali mengalami cedera. Untungnya ada kemampuan penyembuh dalam dirinya.
Satu memori yang menghantuinya kembali masuk. [Name] menggenggam erat kain pita tersebut.
"Hah... aku memang tak bisa meredam amarah soal kejadian itu..."
Netranya menajam entah kepada siapa. Angin dingin tetap tak akan mengusiknya. Dia nggak bakal sakit juga, [Name] kan bisa menyembuhkan diri sendiri.
"Sudah lah, lagipula aku masih harus mendapatkan banyak pita lagi sebelum fajar kan?" [Name] mengalihkan pemikirannya.
'eh, ini masih jam satu pagi' pikirnya lagi mengalihkan matanya ke langit. Malam masih singgah dengan bulan sebagai hiasan utama mereka.
Insting [Name] menangkap sesuatu, ia langsung berbalik dengan kedua mata yang terlihat bingung.
"Masao-san? kenapa anda di sini?"
Benar, Masao datang dengan senyumannya.
"Wah... kamu bisa mengetahui keberadaan ku ya?" kagum Masao. Padahal ia sudah tau [Name] memang bisa melakukannya.
[Name] mengabaikan pertanyaan itu, ia memilih mendekati sang guru. "Apa misi lagi?" seketika, raut wajahnya berubah penuh harap.
Masao tertawa. Hobi [Name] sedikit aneh, gadis itu suka memburu iblis. Meski begitu, Masao tetap mengatur misi untuk [Name]. Mengingat mereka tak boleh ketahuan oleh oyakata-sama maupun para kisatsutai. Di tambah lagi, [Name] masih muda dan belum menguasai semua teknik pernafasan. Kalo dia mati karena dapat musuh yang berat, nanti Masao yang di tuntut reader.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓓𝓸𝓷'𝓽 𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽 𝓜𝓮 [ T. MUICHIRO ] {✓}
Fanfiction𑁍ࠜ·.ˊ Hubungan mereka hanya sebatas teman kenal, bukan lagi seorang sahabat dekat. Keraguan membuatnya tak berani mengungkap. Takut akan jarak yang semakin terbentang lebar ⊹ ˚. " ... 𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑔𝑎𝑡𝑎𝑛𝑘𝑢. 𝑛𝑎...