🌸44🌸

1K 119 17
                                    

Serangan demi serangan dilayangkan ke sebuah boneka tak berdosa. Hingga benda itu tak berbentuk seperti seharusnya.

[Name] menghapus jejak keringat di wajahnya. Setelah terkena demam selama dua hari, dan diperintahkan oleh kanjeng besti Muichirou untuk tidak berlatih. Akhirnya [Name] bisa kembali memegang pedang hari ini.

Namun perasaannya tidak pernah tenang.

"...meow...?" Moichi mendekati [Name]. Mencoba menarik perhatiannya dengan mengeluskan kepala ke kaki gadis itu.

"Haaah... Maaf, aku tidak memperhatikan kamu ya?" Ia mengangkat badan Moichi dan membiarkan si kucing naik ke kepalanya.

"Oh, dia di sini!"

Ia menoleh, melihat tiga siluet orang familiar...

"Ruka, Rumi? Eeh... Arie juga?"

Gadis itu tersenyum. "Hisashiburi, bagaimana keadaanmu?"

"Sehaaaat! Kamu juga kan?" [Name] dengan senang hati memeluk Arie.

"Kochou-sama menitipkan ini, dia meminta maaf sebab tak bisa bertemu langsung denganmu"

Arie membuka kain yang ia bawa. Hiasan rambut dengan motif bunga sakura. Benda yang sebenarnya merupakan senjata.

"Astaga... Beliau memberikannya lagi? Padahal kemarin aku patahkan..."

"Kochou-sama pasti ingin menggantungmu di gapura" Haruka berucap enteng.

Setelah itu, [Name] menunduk dengan rasa bersalah. "Iya ya... Aku kurang ajar sekali..."

"Ti-tidak kook! Wajar jika benda itu patah untuk bertarung" Harumi menepuk pundak gurunya untuk menyemangati.

"Satte, ayo kita serius" Si anak paling muda diantara mereka melipat tangan di depan dada.

"Aku ada kabar baik, tentang rencana kita"

***






Muichirou menatapi bulan sabit yang ada tepat di langit. Bersamaan dengan bintang yang berpijar, serta awan terlihat samar-samar.

"Mui! Kau mau kemana?"

Pandangan mata turquoise tersebut melihat ke arahnya. "Aku baru mau ke rumahmu..."

"Heee begitu ya, maaf tadi siang aku tidak datang, ada urusan kecil" Ucap [Name] dengan senyuman dan mengelus kepala Moichi di bahunya.

"Jadi? Kita mau ke tempat Kenshin"

"Hm... Aku mengikutimu saja" Muichirou tersenyum tipis dan menggandeng tangan [Name].

"Kamu menyanggul rambut?"

Ia mengangguk. "Iya! Shinobu-san memberikan benda ini lagi, sayang jika tidak aku pakai"

Tak hanya sampai di sana, [Name] kembali mengoceh. "Hari ini aku senang bisa berlatih! Mui-mui, lain kali kita latihan bersama ya? Serangan gabungan kita keren loh!"

"Hu'um, aku senang berlatih denganmu" Ucapnya menanggapi di tambah senyuman manis.

Sayang sekali euforia kebahagiaan diantara mereka tidak berlangsung lama. Ketika gagak Muichirou dan gagak [Name], menghampiri keduanya dengan terburu-buru.

"PANGGILAN DARURAT!"

"KAAAK PANGGILAN DARURAT! SERANGAN DI RUMAH UBUYASHIKI"

Dua pasang mata berbeda warna tersebut terbelalak lebar. Menyangkut masalah tuan mereka, secepat kilat keduanya berlari mengikuti jejak para gagak.

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang