Raviella , gadis berusia 5 tahun itu kini tengah menyusuri jalan setapak dengan kaki gembul pendek nya itu. Berjalan dan bermain ditengah taman mawar milik mendiang ibunya, duchess Yiellamir. Ibu yang belum pernah ia lihat meskipun dalam bentuk potret lukisan , tak pernah kunjung ia lihat. Dulu mungkin ia selalu bertanya-tanya seperti apa rupa ibunya, kini ia telah menyadari bahwa mungkin ayahnya dan saudara lelakinya itu membenci kehadirannya dalam keluarga bahagia mereka.
Sekarang viella bukanlah lagi gadis kecil yang naif , berkat mimpi yang dialaminya 3 bulan yang lalu ia sekarang bukan cuma gadis berusia 5 tahun yang mengharapkan kasih sayang keluarga dengan bersikap kasar dan berbuat semaunya lagi. Kini gadis ini adalah gadis kecil dengan pemikiran dewasa nya. Gadis yang sudah tak memikirkan apakah keluarga nya menyayanginya atau tidak? Sekarang ia sudah tak mau tahu lagi tentang itu.
Berbaring di atas rumput yang lembut dan dibawah pohon rindang yang sejuk membuat bayi mungil itu memejamkan matanya menikmati kesejukan yang menerpa kulit semulus porselennya.
Suara langkah sepatu menginterupsi keheningan ditempat gadis mungil itu terpejam. Menyadari ada sesosok manusia yang menghampiri tempat dimana ia berbaring, tubuh mungil itu terperanjat dan melihat sekelilingnya guna melihat siapa gerangan yang datangnya tak diharapkan itu.
Mata bulatnya menangkap sepatu berukuran dewasa yang tampak mengkilap dan terlihat mahal. Mendongak ke atas sehingga ia dapat melihat sosok tinggi itu. Wajah tampan dengan garis rahang yang tajam , rambut hitam yang tampak halus serta mata biru permatanya yang menyiratkan permusuhan.
Apa permusuhan?'
Apakah penglihatan saya salah? Permusuhan untuk anak berusia 5 tahun? Apa pria ini gila? Dia siapa?
Pernyataan-pernyataan itu secara otomatis memenuhi kepala nya yang kecil. Viella kemudian membuka suara.
" Anda ciapa?"
"..."
" ....?"
Yang benar saja kenapa dia tidak berbicara?
" Apakah anda telcecat(tersesat)?"
" Ck...ada tikus pengganggu"mendecakkan lidah dengan mata jijik mengarah kepadanya.
" Maaf?.."
" Tcuan ! Anda tidak boleh belkata Kacar dihadapan anak kecil cepelti Caya!"
"..."
" Malie bilang , perbuatan cepelti itu tidak baik!"
Anda tidak boleh ini , anda tidak boleh itu semuahal yang ia ketahui ia ungkapkan kepada pria dihadapannya itu, ia berbicara tanpa lelah dan semangat yang terlihat menggebu-gebu.
Viella gadis itu terus saja berbicara tanpa melihat raut wajah lawan bicaranya kini tengah menunjukkan raut minat.
" Kau tidak mengenaliku?"
Menggelengkan kepala kekiri dan kekanan dengan lucu sehingga kepangan dikedua sisi kepala bergerak seirama dengan gelengan bayi dewasa itu. Semua tingkah nya itu tak luput dari mata tajam pria itu.
" Tcidack!?" (Tidak)
" Memangnya ada ciapa? tcuan."
Pria itu tampak menampilkan raut marah dengan tampak kerutan di dahinya. Viella terus berpikir apakah ada yang salah dalam ucapannya? Apakah pria dihadapannya ini merasa terhina karena ia tidak mengenalinya?
"...."
Masih tak ada jawaban hingga untuk keheningan ke 10 menit, pria itu baru berbicara.
" Namaku Killieus Yiellamir"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead Juga Ingin Bahagia
Fantasy[ historical fiction - fantasy romance ] Mimpi yang muncul disela malam tidurnya membuat ia muak. Mimpi buruk yang menakutkan mengaharuskan dirinya menjaga sikap. Tidak boleh boleh berlaku seenaknya dan tidak boleh mengharapkan kasih sayang. Karena...