Dengan mulut terbuka lebar-lebar, gadis itu tampak takjub melihat suasana pasar malam yang baru pertama kali nya ia kunjungi itu. Tidak menyangka jika pasar akan seramai dan sepenuh ini. Terlihat orang-orang saling berdesakan sejauh matanya melihat.
Ia jadi takut hilang. Raviella bergidik ngeri untuk pemikiran nya itu.
Hell , lupakan.
" Lamai cekali ," berdecak kagum , matanya yang bulat itu kini tampak mengedarkan seluruh pandangan kesegala arah.
" Ley , gendong Viell !" Ujarnya ketika melihat reaksi orang-orang yang saling berdesakan itu.
Ketakutan kembali menghampiri dirinya. Ia takut tubuhnya yang kecil ini akan terbawa arus . Dan hilang dari pandangan ayahnya. Lalu ayahnya memiliki putri baru, istri baru kemudian baha–
Tidak akan ia biarkan!
Berada dalam gendongan Rey, Raviella merasa lebih aman. Sesekali ia akan menggoda Rey dan Marie yang tampak seperti sepasang suami istri yang baru memiliki anak.
Jika dipikirkan, meraka tampak cocok juga bila dipasangkan.
Memikirkan hal itu membuatnya menyeringai penuh siasat. Sekarang ia memiliki misi untuk memakcomblangkan mereka.
Sekaligus sebagai investasi keamanan nyawanya. Jika Rey menikah dengan Marie maka hidupnya akan aman-aman saja.
"Malie aku ingin makan itu!"
Raviella menunjuk pada makanan yang tidak ia ketahui namanya, namun tampak menggiurkan . Makanan dengan bentuk seperti kapas berbentuk awan dan warna-warni.
" Anda ingin permen kapas nona? " Tapi– ini sudah malam"
"Tidak boleh makan makanan manis dimalam hari. Ingat ?"
"Cekali...caja! Plicc!?" Raviella mengeluarkan puppy eyes andalannya.
" Nanti viell cikat gigi dua kali deh" tawar gadis itu.
Marie, pengasuhnya itu sangat kejam hari ini. Ayolah tidak enak rasanya jika belum mencoba sesuatu yang baru. Apalagi ini pertama kalinya dirinya keluar dengan bebas seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead Juga Ingin Bahagia
Fantasy[ historical fiction - fantasy romance ] Mimpi yang muncul disela malam tidurnya membuat ia muak. Mimpi buruk yang menakutkan mengaharuskan dirinya menjaga sikap. Tidak boleh boleh berlaku seenaknya dan tidak boleh mengharapkan kasih sayang. Karena...