Raviella memandang jalanan luar dengan wajah mengantuk, gadis itu terduduk dengan kepala terhantuk-hantuk ke jendela kereta yang ditumpanginya.
Duk...Duk..
Suara benturan itu cukup keras,Tanpa bisa ia cegah , ia tertidur dengan posisi yang akan membuat lehernya sakit nantinya.
Rey dengan telaten memperbaiki posisi tidur nonanya, dengan membiarkan pahanya sebagai tumpuan. Gadis itu tampak nyenyak dalam tidurnya.
Sebuah kernyitan muncul didahinya. Gadis itu sepertinya cukup kelelahan setelah bepergian , dengan menepuk-nepuk pelan kepala nonanya ini , ia berharap jika gadis yang tertidur diatas bantalan pahanya itu dapat tertidur tenang untuk beberapa saat.
Setidaknya sedikit rasa lelah nonanya ini akan hilang setelah tidur sebentar.
'Gelap...disini juga dingin, i–ini dimana?'
Kegelapan yang begitu mencekam serta suara angin yang saling berdesakan menambah kesan suram. Dingin yang menusuk kulit, kegelapan yang rasanya mencekik serta bau anyir yang sangat menyengat membuatnya rasanya ingin muntah.
' A–apa?.... aku..a–aku bermimpi lagi?'
Tidak-tidak ,kenapa ini begitu nyata? Begitu banyak mayat berserakan, kawanan burung gagak hinggap diatas mayat-mayat , tubuhnya yang mati tergantung diatas tiang .
' itu aku?'
Lalu , siapa itu? Pria yang berdiri diantara para mayat? Rambut merahnya begitu mencolok.
Pria itu menghampiri mayat Raviella sembari menangis. Menurunkan mayat yang lehernya tercekik tali dengan penuh kehati-hatian. Kehangatan pertama yang ia rasakan.
Siapa dia? Kenapa rasanya ia begitu sedih melihatnya menangis tersedu-sedu seperti itu?
Semuanya mati! Hanya ada pria berambut merah dengan wajah blur serta aura dendam mencekam mendekap tubuhnya.
" Kita akan bersatu suatu hari nanti Ravie, aku berjanji ..."
Ckitttt....Duk
Auww...dahinya rasanya terbentuk sesuatu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead Juga Ingin Bahagia
Fantasy[ historical fiction - fantasy romance ] Mimpi yang muncul disela malam tidurnya membuat ia muak. Mimpi buruk yang menakutkan mengaharuskan dirinya menjaga sikap. Tidak boleh boleh berlaku seenaknya dan tidak boleh mengharapkan kasih sayang. Karena...