SLJIB- 30

6.8K 935 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Typo bertebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Typo bertebaran

Maaf banget baru bisa update, makasih yang udah setia nungguin cerita ini up huhu..


.
.
.

Selama perjalanan pulang, Raviella sibuk dengan pikirannya yang tengah berkecamuk. Berperang batin dengan akal sehatnya yang kini rasanya akan menggila jika ia tidak mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang ada di kepala nya. Menjambak rambut berkali-kali karena tak kunjung mendapati, Raviella rasanya ingin berteriak didepan wajah wanita itu dan berujar menanyakan kenapa ia selalu hadir disaat-saat ia akan meraih kebahagiaan nya? Kenapa?

Raviella menundukkan kepala, Arius beserta Rikeill yang mengamati semua gerakan frustasi Raviella hanya bisa terdiam menunggu sosok mungil itu bercerita. Dan mana mungkin Raviella akan bercerita?

Raviella hendak menjambak surai rambut nya kembali namun Arius tangan Arius datang mencegah nya. Menggeleng, mencegahnya untuk kembali melakukan hal serupa . Arius tidak berucap, takut-takut malah ucapan pedas yang muncul kepermukaan.

Raviella menatap pria didepannya, Arius benarkah dia akan membunuhnya dimasa depan? Rikeill , apakah pria itu akan membenci dan menyarankan kematiannya?

Mata Raviella rasanya panas.

Menghela napas, Raviella menepuk kedua pipinya keras-keras sehingga menghasilkan suara tamparan bertubi-tubi serta rona merah cerah di pipi.

Raviella harus berpikir realistis, toh mimpi hanya bunga tidur kan? Raviella terus saja menyangkal semua mimpi-mimpi itu, mengabaikan dan tidak ingin mempercayainya.

Raviella merubah raut murungnya kemudian tersenyum lebar seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya. Rikeill dan Arius menghela napas lega walaupun mereka tau, gadis didepannya ini terlalu mudah menyembunyikan perasaannya.

" Kak Liuc kau akan langcung pulang ke ictana atau mampil dulu ke kadipaten?" Ujar Raviella memecah keheningan.

"Aku..." Arius yang hendak mengeluarkan jawaban, kembali dibungkam oleh kata-kata gadis itu yang menyebalkan.

 Second Lead Juga Ingin BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang