SLJIB - 29

7.3K 972 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik itu terus menggerutu , diikuti dua remaja yang mengikutinya tengah beradu mulut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik itu terus menggerutu , diikuti dua remaja yang mengikutinya tengah beradu mulut. Masing-masing dari mereka tidak ada yang mau mengalah, dan Raviella sendiri sudah menyerah untuk merelai mereka.

Raviella menapaki kakinya singgah disebuah kedai makanan. Tampak menggiurkan dengan wangi semerbak khas rempah-rempah yang membangkitkan jiwa rakus sosok mungil itu. Tidak hanya wangi, makanan dihadapan nya ini nampak memiliki visual mumpuni . Tak ayal gadis itu hampir meneteskan air liurnya.

Raviella menatap jejeran makanan yang tersaji didepannya seperti seorang predator. Menatapnya dengan raut wajah berbinar, Raviella tampak seperti gadis kelaparan yang siap memakan habis daging bakar berlumur madu itu.

" Kak kiell belikan viell itu" Raviella menarik ujung baju sang kakak. Ia menunjuk pada makanan yang tadi sudah ia targetkan.

Menelan ludah, Raviella sudah ngiler .

" Ambil saja viell, nanti kakak bayar"

" Tapi kak, penjual itu telus melotot padaku dali tadi..." Bukannya takut, Raviella hanya tidak ingin disangka sebagai pengemis.

Raviella risih ditatap intens sedari tadi.

" Ambil ya tinggal ambil. Repot sekali"

" Aku tidak belbicala padamu" Dengus Raviella sembari memalingkan wajah.

" Ada Kaka, dia tidak akan mencelakai mu oke" 

" Lagi pula dia tidak tampak seperti penjahat viell" bisik Rikeill di telinga Raviella.

" Dia telus menatap ku kak" sanggah Raviella memberenggut.

" Karena viell tampak imut"  hampir saja Raviella menyunggingkan senyum nya namun lagi-lagi Arius membuat Raviella merotasikan kedua bola mata cantiknya itu.

" Mungkin dia ingin menjual ginjal mu"ujar Arius menakut-nakuti.

" Kemudian memanggangnya seperti ayam itu"

" Arius berhenti berbicara omong kosong, kau ingin ucapan mu terdengar oleh penjual itu?" tegur Rikeill memelototi pria itu.

" Iya-iya aku hanya bercanda... " Kemudian tatapan acuh tak acuh diarahkannya pada si penjual itu.

 Second Lead Juga Ingin BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang