Berkutat dengan tumpukan kertas diatas meja kerjanya sudah seperti makanan sehari-hari untuk Killieus. Walaupun tangannya Tengah disibukkan dengan berbagai kertas tersebut ,namun pikirannya melayang pada putrinya itu yang kini tengah bersama dengan saudara lelakinya serta satu pria asing berstatus putra mahkota.
Ia khawatir jika putrinya akan lebih menyayangi anak lelakinya itu ketimbang dirinya. Satu hal yang mungkin akan membuatnya merasakan ketidakadilan.
Pria itu menghela napas,
Pekerjaannya masih menumpuk namun otaknya tidak ingin berjalan.
Sadarlah
Jika ingin menemui putri mu selesaikan pekerjaan mu detik ini juga!
Rey ,pria itu mendapati gelagat aneh dari tuannya pria yang biasanya selalu bersikap profesional dalam segala hal itu kini tengah menatap kosong kertas yang dikerjakannya itu.
Rey, yang hari ini tidak ditugasi untuk mengawal lady kecilnya itu kini ia harus melayani kembali tuan besarnya Killieus. Menatap aneh tuannya , pria itu kembali berkutat dengan kertas yang sebagian Duke serahkan kepada dirinya untuk dikerjakan.
Sepertinya tuannya ini tengah dihadapkan pada masalah yang besar?
Baiklah abaikan saja pria itu.
" Dia sedang apa sekarang?"
Loh–eh? Siapa yang 'dia' yang Duke maksud,
"Putriku!"
" Saya kurang tahu yang mulia, tapi saya sudah menugasi seseorang untuk mengawasi lady dari jauh," terang Rey
" A–"
"Panggil dia kemari!" Timpal Killieus bahkan sebelum kata-kata Rey meluncur dari bibirnya.
Sedikit menyebalkan, tapi memang seperti itu lah tuannya.
Rey , mendengus akan perintah nya.
" Cepat!"
Baiklah, Rey yang tidak mau banyak berbicara mengirimkan sinyal panggilan berupa benang tak kasat mata. Benang tipis berwarna bening yang tidak dapat dilihat oleh manusia yang tidak memiliki mana. Hanya para ksatria ducy Yiellamir ini yang memiliki kemampuan demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead Juga Ingin Bahagia
Fantasy[ historical fiction - fantasy romance ] Mimpi yang muncul disela malam tidurnya membuat ia muak. Mimpi buruk yang menakutkan mengaharuskan dirinya menjaga sikap. Tidak boleh boleh berlaku seenaknya dan tidak boleh mengharapkan kasih sayang. Karena...